7

1610 Words
Pagi harinya, Nabila bangun pagi karena di hari Sabtu ini ia akan jooging. Memang biasanya setiap Sabtu dan Minggu sesekali ia gunakan untuk jooging. Seperti sekarang ini ia sudah bersiap untuk joggng. Rencananya sebenarnya ia akan jogging bersama dengan Raras dan Hasna tapi tidak jadi ia lakukan karena sekarang ini mereka berdua masih tidur, mungkin karena efek dari mabuk semalam. Nabila pun berangkat menggunakan mobilnya menuju ke GOR Yagaska yang ada di dekat komplek perumahannya itu. Tadi sebelum ia berangkat ia sudah mengatakan kepada bibi agar bibi menyampaikan bahwa ia pergi jogging kepada Raras dan Hasna jika bangun. "Ah malah jadinya sendiri deh gua. Ya semoga nanti balik-balik dapat cogan deh. Kalo gitu ga papa gua berangkat sendiri." ujar Nabila dengan senang. Ia tak sabar nanti akan bertemu dengan banyak cowok ganteng disana. Membahas tentang pacar dan cogan, tadi pagi Nabila mendapatkan pesan dari Naka. Naka meminta maaf kepada Nabila atas apa yang tadi malam ia lakukan, Nabila pun menjawab sudah memaafkannya tapi ia masih tidak ingin jika harus berada di dekat Naka untuk waktu yang dekat-dekat ini. Nabila sudah sampai di GOR, ia sedang memarkirkan mobilnya. Setelah ia memarkirkan mobil ia pun langsung melakukan pemanasan sendirian. Ya karena memang ia datang sendirian dan ia belum mendapatkan cogan yang membuatnya tertarik, maka dari itu Nabila masih melakukan semua sendiri. Sementara di tempat yang sama dengan sudut berbeda terdapat beberapa cowok yang menatap ke arah Nabila. Mereka semua tahu siapa Nabila dan mereka juga mendengar kabar putusnya Nabila dengan Naka yang berarti sekarang Nabila sedang single, tentu mereka ingin mendekati Nabila. "Ayo woy siapa yang berani?" tanya Zafran kepada teman-temannya itu. "Bukan masalah berani apa ga nya woy. Kalo masalah berani mah kita ngelihat Nabila kayak gitu aja pingin milikin kan, pasti bisa di handle masalah beraninya. Tapi yang pasti tuh kira-kira Nabila bakalan suka sama siapa diantara kita, yang paling worth it buat Nabila lah." ujar Joel dan mereka pun mengangguk, benar juga apa yang dikatakan oleh Joel karena Nabila pasti akan memilih yang paling baik dan tampan diantara mereka semua. Kini mereka sudah saling tatap dan tatapan semuanya fokus ke arah Dafa yang membuat Rafa menatap mereka dengan pandangan bertanynya juga saat ini. "Apa? Gua gitu? Ya gua sih gas aja, karena gua juga tertarik sama Nabila. Munafik kalo gua bilang ga tertarik sama Nabila." ujar Dafa pada mereka. Dafa pun sekarang tampak berjalan mendekati Nabila. Ia tidak lagi ragu karena memang sekarang Nabila sudah putus dari Naka, jadi tidak ada yang salah jika ia mendekati Nabila yang sekarang statusnya masih single. Kini Dafa telah sampai di dekat Nabila dan ia pun menatap ke arah Nabila. "Hai, Nabila ya? Salam kenal gua Dafa." ujar Dafa memperkenalkan diri. "Eh iya, hallo Dafa gua Nabila. Salam kenal juga ya." ujar Nabila ramah. "Boleh gua join?" tanya Dafa dan Nabila pun mengangguk padanya. "Sure." jawab Nabila dengan singkat, kini mereka sudah pemanasan bersama dan mereka juga jogging bersama sembari mengobrol. Sampai saat ini obrolan mereka masih sangat nyambung, Nabila rasa Dafa cocok untuk ia jadikan seseorang yang bisa menemani harinya setelah ia putus dengan Naka. Kini Dafa dan Nabila sedang beristirahat sembari meminum minuman mereka. Mereka mengobrol lagi dan sekarang Dafa ingin mengajak Nabila makan di sekitaran GOR ini. Karena memang sangat banyak penjual makanan disini. Ia harap Nabila mau menerima ajakannya ini, jika ya itu berarti lampu ijo bagi Dafa untuk bisa ada disisi Nabila dan menjadi seseorang yang spesial. "Nab, mau makan ga? Gua traktir sebagai tanda perkenalan kita." ujar Dafa pada Nabila dan Nabila tampak seperti sedang berpikir sekarang ini. "Emm boleh deh, but gua bisa bayar sendiri Daf. Santai aja." ujar Nabila. "Ga, khusus hari ini gua traktir sebagai bentuk perkenalan kita." ujar Dafa dan Nabila pun mengangguk saja. Kini mereka berdua telah berjalan untuk mencari kira-kira makanan apa yang akan mereka makan pagi ini. Nabila juga tampak bingung karena banyaknya makanan. Dafa pun juga ikut bingung. "Mau makan apa Nab? Banyak pilihannya ya jadi bingung." ujar Dafa. "Iya Daf, bener banget lagu gua juga bingung tau ga. Kek semua tuh menggiurkan tapi tentu ga bisa kalo mau makan semuanya." ujar Nabila. "Emm, itu aja deh Daf. Makanan paling rekomendasi disini apa menurut Lo?" tanya Nabila lagi dan Dafa pun mengangguk, ia menjelaskan bahwa makanan paling enak adalah soto dan bakso. Nabila pun mengangguk dan kebetulan sekali ia ingin memakan soto, jadi mereka pergi ke warung soto. Mereka pun sekarang sudah memesan soto dan mereka tinggal menunggu, mereka menunggu sembari masih mengobrol bersama-sama. Sementara itu di GOR yang sama terdapat beberapa orang yang juga sedang melakukan jogging. Tak ada yang berani mendekat ke orang-orang tersebut karena disana terdapat preman sekolah. Ya, meskipun hanya preman sekolah tapi dia bukan preman biasa karena tak hanya siswa sekolahnya saja yang takut padanya tapi juga siswa sekolah lainnya kerena mereka tahu jika mereka sudah berhubungan dengannya jika itu merupakan hubungan positif tentu hidupnya akan akan dan tentram, tapi jika itu negatif entah lah gimana. Nama lelaki itu adalah Ragil, Ragil Alkanda yang merupakan salah satu siswa dari SMA Pembangunan. Meskipun hanya siswa SMA Pembangunan tapi yang mengenal Ragil tersebar dimana-mana, tentu karena Ragil ditakuti. "Gil, kemarin ada anak yang ga tahu diri itu udah diberesin ya?" tanya Yesa yang kemarin memang tidak full sekolah mereka ia membolos sekolah. "Udah, udah dibasmi dan ga akan datang ke sekolah kita lagi." ujar Ragil. "Bagus deh, kesel gua lama-lama kalo ada yang sok jagoan kayak gitu. Tanding sama Lo aja harus keroyokan mereka itu pun juga ga akan menang." Jawab Yesa ean Ragil hanya diam saja, ia sekarang sedang memainkan bola basketnya. Memang disana ada lapangan basket yang ada di dalam GOR dan di luar GOR, kebetulan mereka sedang berada di lapangan dalam GOR saat ini. "Udah lah ga usah dipikirin orang kayak dia. Ngapain juga nambah beban pikiran aja Lo pada." jawab Ragil lagi kepada teman-temannya tersebut. "Weh anjir Nabila ada disini ternyata." ujar Ojak sangat bersemangat. "Seriusan Lo? Sama Naka?" tanya Putra kepada Ojak sekarang ini. "Serius gua, gua lihat di i********: dia post kesini pagi ini. Dimana ya dia kok ga keliatan, padahal harusnya keliatan jelas karena dia pasti beda dari orang lainnya. Dia benar-benar wow." ujar Ojak dan mereka pun mengangguk kecuali Ragil karena Ragil jujur saja tidak tahu siapa Nabila tapi ia juga asing dengan nama itu. Nabila, kira-kira siapa dia? Ia hanya sering dengar namanya. "Nabila, yang mana sih?" tanya Ragil kepada mereka semua saat ini. "Serius Lo belum tahu mana Nabila Gil? Dia terkenal banget loh Ragil. She is Queen of Ghosting. Banyak banget cewek yang ditinggal sama dia pas lagi sayang-sayangnya tapi kalo gua sih ya jujur aja mau ditinggal pas lagi sayang-sayangnya pun gua bakalan tetap gas kalo sama Nabila mah. Siapa coba yang ga suka sama Nabila dan siapa yang ga mau jadi pacarnya Nabila?" ujar Putra kepada Ragil dan teman-temannya yang lain sekarang ini. "Ya gua tahu namanya, gua juga tahu siapa Nabila. But gua ga tahu orangnya dan ya tahu kenapa semua orang suka sama dia." ujar Ragil itu. "Ah Lo mah kalo tahu dia mungkin juga bakalan jatuh cinta sih. Tapi ya gua ga tahu juga sih. Lo kan suka aneh orangnya." ujar Putra sekarang ini. "Well we dan see." ujar Ragil kepada mereka semua, kini mereka sudah bermain basket lagi. Tentu keberadaan Ragil disana menbuat para perempuan menjadi sangat bahagia karena mereka bisa cuci mata dengan ketampanan dari Ragil dan teman-temannya. Saat ini GOR Yagaska dipenuhi dengan para perempuan dan laki-laki yang bahagia karena ada Ragil dan Nabila disana. Ya, Nabila idaman para lelaki sementara Ragil adalah idaman para perempuan. Banyak sekali yang menonton pertandingan basket ala-ala yang dilakukan oleh Ragil dan teman-temannya disana. Mereka menjadi pusat perhatian di luar GOR itu. Sementara Nabila sekarang sudah makan soto. "Wah bener loh, enak banget. Bisanya ya Lo punya rekomendasi makan kayak gini Daf. Ini sih lidah Lo sama kayak lidah gua." ujar Nabila ke Dafa. "Hahaha serius Nab? Kalo gitu kapan-kapan gua ajak lagu ya makan ke Caffe sama Resto yang sering gua datangi, di jamin deh enak-enak semua makanannya. Ga bakalan Lo bilang ga enak." ujar Dafa kepada Nabila, Dafa semakin semangat karena Nabila terus menerus memberikan lampu hijau. "Bener ya? Jangan lupa loh karena Lo udah janji sama gua. Ga sabar deh pengen nyoba makanan yang lo suka juga. Kayaknya emang lidah kita bener-bener cocok sih hahaha." ujar Nabila pada Dafa dan Dafa mengangguk juga. "Sebagai bentuk keseriusan gua, tulis kontak Lo biar kalo Lo mau gua ajak ke resto atau Caffe langganan gua kita bisa langsung gas." ujar Dafa ya hitung-hitung sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Itu lah Data. "Sure." jawab Nabila singkat dan sekarang ini Nabila sudah mengambil handphone Dafa dan ia menuliskan nomornya. Ia sudah menulis nomor dan memberikan pada Dafa. Dafa langsung mengirim chat pada Nabila dan saat itu juga langsung sampai. Dafa juga meminta Nabila menyimpan nomornya. Makanan mereka berdua sudah habis tapi mereka masih di warung itu untuk menghabiskan minuman mereka sekaligus agar makanan mereka turun. Mereka disana sembari mengobrol bersama dan sebenarnya juga sedari tadi teman-teman Dafa mengikuti Dafa dan Nabila, mereka yakin bahwa Dafa berhasil untuk mendekati Nabila, mereka semua pun ikut senang saat ini. “Wah gila gua happy banget woy temen kita ada yang deket sama Nabila.” ujar Dicky dan teman-temannya yang lainnya pun kini juga mengangguk. Mereka setuju dengan Dicky. Apalagi sekarang Dafa sepertinya sudha mendapatkan lampu hijau dari Nabila, pasti Dafa akan menjadi salah satu lelaki yang pernah dekat dengan Nabila. Setelah selesai minum, Nabila dan Dafa akhirnya keluar dari warung itu. Nabila langsung pamit pada Dafa karena ia harus segera pulang. Mereka pun berpisah di depan warung soto itu karena Nabila tidak mau diantar Dafa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD