20

1550 Words
"Iya kita pikir tadi lo nggak di depan sana tapi lo jauh gitu. Sedangkan Nabila udah pusing banget tadi jadinya ya Nabila balik sama Belva. Kita enggak bohong kok beneran kok. Jadi ya, pokoknya kita minta maaf sama lo tapi tadi juga Nabila minta kita buat sampaikan minta maaf buat ke lu juga soalnya dia bener-bener pusing." ujar Hasna kepada Ragil sekarang ini. "Iya sorry banget ya Ragil, padahal udah nunggu lama juga di sini tapi ya kita minta maaf." Ujar Raras yang kini sedikit takut jika saja Ragil akan mengamuk di sini. Sebenarnya Ragil memang sudah dalam keadaan emosi sangat tinggi. Bisa saja yang ngamuk sekarang tapi ia tidak tega ketika melihat wajah dua teman dari Nabila ini terlihat sangat takut kepadanya. Ragil pun kini menghela nafasnya dengan kasar, padahal iya tadi sudah menghabiskan atau lebih tepatnya mensia-siakan waktunya disini karena ia menunggu Nabila. Namun ternyata Nabila malah pulang bersama dengan lelaki lain. Lelaki yang berhasil membuatnya sebal ketika iya pertama kali menginjakkan kaki di kelas Nabila ini. Tentu ia tahu bahwa Belva juga menyukai Nabila karena ia melihat hal itu sangat terlihat jelas dari diri Belva. "Nabila beneran udah pulang kan? Kalau gitu gue duluan." ujar Ragil. Selain raut wajah yang keras karena marah, raut wajah dari Ragil juga terlihat bahwa saat ini Ragil merasa benar-benar kecewa. Iya ia tahu bahwa dirinya bukan siapa-siapa dari Nabila tapi saat ini dirinya sedang dekat dengan Nabila. Ia juga tidak tahu kenapa Nabila seperti ini karena ini terlihat bahwa Nabila sedang menjauhi dirinya. Tidak mungkin kan jika Nabila sudah berhenti sekarang atau sudah menghosting dirinya? Karena mereka belum ada hubungan apa-apa dan ia juga belum terlihat suka dengan Nabila. Meskipun bagi orang yang sudah kenal dekat dengan Ragil pasti mereka tahu bahwa Ragil sudah lumayan tertarik dengan Nabila terlihat dari sikapnya itu. Setelah kepergian dari Ragil tentu saja Hasna dan Raras merasa sangat lega karena mereka tidak harus lagi berbohong kepada Ragil. Rasa takut mereka pun juga sudah udah menghilang karena Ragil sudah pergi dari sini. Rasanya tadi mereka benar-benar seperti sedang berada di pengadilan saja karena memang wajah dari Ragil sangat menyeramkan bagi mereka. Mereka berdua tadi juga merasa seperti diinterogasi oleh Ragil mengenai kemana perginya Nabila dan Belva. Untung saja Ragil tidak marah-marah di sini karena masih banyak orang yang ada di sini. Karena sebenarnya mereka juga takut. "Sumpah tadi gue bener-bener takut woy. Gila sih itu tadi kenapa eh Nabila sebenarnya. Tiba-tiba aja jadi bad mood gitu." ujar Raras tersebut. "Iya woi gue juga nggak tahu itu si Nabila kenapa tiba-tiba aja berubah pikiran kayak gitu. Sumpah sih mukanya Ragil tadi udah kayak nahan kesel terus juga nahan kecewa. Dia juga udah lama tadi nunggunya di sini kan. Gue yakin sini pasti Nabila itu lagi error tuh anak." ujar jawab Hasna juga. Sementara itu sekarang ini Nabila sudah bersama dengan Belva menuju ke rumah Nabila. Belva langsung merujuk ke rumah Nabila karena ia pikir Nabila akan meminta langsung pulang. Namun di tengah jalan tiba-tiba saja Nabila mengatakan pada Belva jika ia tidak mau langsung pulang. Namun ia bertanya terlebih dahulu kepada Belva apakah Belva ada acara atau tidak hari ini. "Belva lu ada acara enggak hari ini? Kalau nggak ada acara temenin gue yuk. Gue masih belum pengen balik tapi gue juga bingung mau kemana." Jar Nabila kepada Belva yang membuat Belva sedikit terkejut karena tadi Nabila terlihat sangat pusing. Namun memang benar jika setelah tidur tadi muka Nabila terlihat sedikit lebih fresh daripada sebelumnya. Sekarang ini, Belva pun akhirnya menjawab pertanyaan dari Nabila. Iya punya banyak waktu. "Gue nggak ada acara apa-apa sih Nabila. Tapi serius lho udah nggak papa? Kalau gitu itu kita ke mall aja gimana?" Ujar Belva menawari Nabila. "Boleh tuh kalo ke Mall. Gue udah nggak papa kok cuman gue penat aja sih. Jadi butuh hiburan sebenarnya. Ya udah deh Belva kita ke mall aja yuk. Soalnya gue juga masih males kalau harus balik." ujar Nabila mengajak. Kini mereka sudah merubah arah perjalanan mereka yang tadinya akan pergi ke rumah Nabila menjadi pergi ke mall. Sementara itu sekarang ini Ragil sudah berada di tempat tongkrongan nya bersama dengan teman-temannya yang lain. Sebenarnya mereka semua tampak bertanya-tanya ada apa dengan Ragil karena Ragil tadi datang datang dengan wajah yang sangat kusut. Namun dari mereka semua belum ada yang berani untuk bertanya kepada Ragil karena jika mereka berbicara dengan Rasul sama saja mereka sedang mengajak Ragil untuk berantem. Itu semua sangat terlihat karena sekarang ini terlihat jika Ragil dalam mode senggol bacok. Padahal tadinya Ragil terlihat sangat bersemangat mengingat bagaimana ia akan menjemput Nabila. Namun sepertinya pertemuan antara Nabila dan Ragil tidak berlangsung dengan baik karena buktinya sekarang ini Ragil seperti ini. "Eh Ragil kenapa sih?" tanya Ojak kepada dua temannya tersebut. "Kalo gua tahu gua juga ga bakalan bingung kayak gini oy. Kayaknya ada masalah sih sama Nabila. Yaelah 2 orang itu belum juga jadian eh udah ada masalah aja mereka. Padahal dua orang itu benar-benar cocok sih kalau jadi di. Bakalan jadi bahan perbincangan seluruh siswa sekolah sih ih karena dari Ragil juga banyak yang suka terus juga Nabila juga banyak banget yang suka. Bakalan banyak yang iri tuh." ujar Putra kepada mereka semua sekarang. "Ayo dong siapa yang mau tanya sama dia? Masa iya kita dari tadi diam terus sih. Kasihan lah Ragil kalau harus kayak gitu sendiri tapi juga takut sih gue kalo tanya sama dia. Ntar bukanya dapat jawaban malah dapat bogeman. Atau gue tanya sama Raras atau Hasna aja kali ya?" tanya Yesa kali ini. "Nah tepat banget tuh loh. Dih lo tanya atuh sama Raras atau Hasna biar lebih jelas gitu. Kan harusnya mereka berdua tahu sih." ujar Putra tersebut. "Ye lo pada cuman terima beres nya aja ya dari tadi. Gue mulu yang harus hubungin sana-sini. Ya udahlah gue telepon dulu." ujar Yesa kesal. Kini Yesa sudah mendial nomor dari Hasna. Ia berharap Hasna mengangkat panggilannya agar ia tidak memanggil orang dua kali. Karena jika Hasna tidak menjawab panggilannya ia akan langsung beralih ke Raras namun sepertinya ia tidak harus beralih ke Raras karena saat ini panggilannya sudah terhubung dengan Hasna. Ia pun memulai pembicaraan kali ini. "Woy gua mau tanya dong. Lo tahu ga kenapa kok temen gua nih datang-datang ke tongkrongan kenapa mukanya kusam gitu? Kek muka-muka nahan emosi. Lo tahu ga kenapa? Soalnya kita semua bingung. Mau nanya juga takut kalo dia nya kayak gitu." ujar Yesa kepada Hasna dan Hasna kini menghela nafasnya dengan kasar. Ia sudah yakin bahwa pasti teman Ragil akan ada yang bertanya kepada dirinya seperti ini. Kini dirinya pun menjawab hal itu. "Sebenarnya gua juga kasihan tapi juga ngeri sana Ragil. Jadi tuh intinya tadi Ragil datang kan, nah yang bikin dia lama di sekolah gua tuh karena Nabila ketiduran. Parahnya Nabila tidur di bahu cowok lain, itu salah satu teman kelas gua. Ya disitu lah Ragil mungkin langsung badmood ya. Tapi ga cuma itu aja, karena waktu tadi Ragil dapat telfon tuh Nabila kan bangung dan dia balik sama Belva karena saking pusingnya." terang Hasna kepada Yesa. "Hah Belva? Siapa lagi itu Belva, baru pernah denger gue namanya." ujar Yesa yang mengatakan hal itu dengan nada yang biasa karena ia pun tidak jauh juga dari Ragil. Iya tidak mau jika Ragil mengetahui bahwa dirinya sekarang ini sedang bertanya kepada Hasna tentang masalah darinya. "Lah Belva tuh ya yang temen gue di kelas itu loh. Dia yang nganterin Nabila pulang juga." ujar Hasna kini membuat Yesa pun mengerti mengapa Ragil terlihat sangat kusut saat datang ke tempat tongkrongan mereka itu. "Oh pantas aja ini mah, si Ragil lagi ngerasa kalau dia itu di sandingkan sama temen lo itu padahal Ragil nya mah enggak mau. Pokoknya gitulah, jadi ya ini mah gimana ya bikin Ragil supaya good mood lagi. Si Nabila tadi balik ke rumah kan ya?" tanya Yesa yang kini iiyakan oleh Hasna. Saat ini Yesa pun sudah berterima kasih kepada Hasna. Berkat Hasna tadi iya jadi mengetahui kenapa Ragil seperti ini. Sekarang ini ia sudah dah memiliki rencana agar Ragil bisa good mood kembali. Ia pun menyampaikan rencananya tersebut. "Nah kan kalian udah tahu kan ceritanya tentang mereka tadi. Jadi gini, gua kayaknya punya pikiran biar Ragil seenggaknya bisa ketemu lah sama Nabila. Biar dia jadi good mood lagi." ujar Yesa pada dua temannya itu. "Apaan? Emangnya lo ada rencana apa?" tanya Ojak kepada Yesa itu. "Gimana kalau sekarang kita ke rumah Nabila? Kan tadi itu Nabila diantar balik tuh sama cowok yang namanya Belva itu. Nah otomatis kan Belva udah nganterin Nabila balik dan Nabila juga udah di rumah. Jadi kenapa kita nggak susulin Nabila aja? Kita buat alasan aja kita mau jenguk Nabila." ujar Yesa. "Benar juga ide lo bagus tuh. Ya udah kalau kayak gitu sekarang kita datangin Ragil aja. Kita bilang ke dia kalau kita bakalan anterin dia sampai ke rumah Nabila terus kita bakalan jengukin Nabila bareng-bareng." ujar Putra. Mereka bertiga pun sekarang ini ini berjalan berbarengan menuju ke tempat di mana ada Ragil yang sedang diam saja dari tadi mereka bertiga saling menyenggol karena kini mereka belum ada yang berani untuk memberitahu kepada Ragil. Mereka masih takut jika saja nanti Ragil akan memarahi mereka karena mereka sudah menganggu diamnya Ragil. Pada akhirnya Yesa pun memberanikan diri untuk berbicara, karena jika tidak ada yang berbicara hal ini tidak akan terwujud juga sekarang ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD