Hari ke hari Ragil dan Nabila semakin dekat saja, tapi mereka berdua masih temenan saja sampai sekarang. Padahal ini sudah seminggu sejak mereka bertemu dan berkenalan. Memang sudah seminggu tapi sampai sekarang sama sekali tak ada progres yang signifikan dalam hubungan mereka berdua. Rasanya hubungan Ragil dan Nabila hanya stuck disitu saja.
"Nab, Lo sama Ragil beneran belum pacaran?" tanya Raras karena ia ingin memastikan kepada Nabila. Bisa saja sebenarnya ia ada Ragil sebenarnya sudah berpacaran tapi mereka berdua menyembunyikan itu.
"Ya belum lah, kenapa dah Lo tanya mulu. Lagi pula nih ya kalo gua sama Ragil udah pacaran pasti gua bakalan kasih tahu Lo pada kok. Tanpa kalian minta, so berhenti deh tanya gua tentang itu. Bikin gua jadi pusing aja tahu ga mikirinnya. Tapi ya itu terserah Lo sih mau gimana juga." ujar Nabila yang memang sedikit sensi jika ia membicarakan tentang hubungannya dengan Ragil. Pasalnya ia sudah sangat frustasi memikirkan mereka yang belum kunjung pacaran. Padahal kedekatan mereka sudah sangat mesra juga.
Heran gua juga kenapa sampai sekarang Ragil belum nembak gua ya. Padahal sebelum-sebelumnya gua selalu berhasil berpacaran dua hari atau bahkan sehari ketika gua bertemu. Paling lama juga paling tiga atau empat hari. Tapi sama Ragil ini beda, rasanya gua mau gila aja karena gua overthingking kenapa Ragil beda sama cowok lain. Batin Nabila tersebut.
Nabila pun masih tetap pada posisinya karena faktanya ia tak pernah merasa setenang dan senyaman ini berada dekat dengan laki-laki. Maka dari itu untuk pertama kalinya ia ingin menunggu lebih dari seminggu kali ini.
"Btw Nab, Lo ada janjian sama Ragil buat ke Caffe hari ini?" tanya Raras.
"Iya, kok Lo tahu sih? Tahu darimana?" tanya Nabila kepada Raras karena ia baru saja ingin membicarakan itu kepada dua temannya ini tapi Raras malah sudah membahasnya dulu, jadinya ia bingung Raras tahu darimana tentang ini. Raras pun memperlihatkan handphonenya sekarang. Ternyata Raras sedang chat-chatan bersama dengan Putra sekarang ini.
"Ohh jadi Lo pada mau ikut, ya udah sih ikut aja ga ada yang ngelarang juga kok. Santai lah, kita sekarang enjoy bareng juga bisa." ujar Nabila kepada mereka dan sekarang ini mereka mengangguk karena mereka semangat bisa nongkrong bersama lagi dengan Ragil dan Nabila secara bersama-sama.
Saat ini akhirnya mereka semua sudah berada di tempat mereka nongkrong. Ragil sudah sampai disana bersama dengan Putra, Yesa dan Ojak. Nabila sendiri sudah sampai tapi masih ada di parkiran depan, ia datang bersama dengan Raras dan Hasna. Namun saat akan masuk ada yang memanggil nama Nabila membuat Nabila kini berputar dan melihatnya juga.
"Hi Nab, Lo disini juga. Wah kebetulan banget ya ketemu." ujar Vano.
Ya, yang tadi memanggilnya adalah Vano yang datang dengan Mark dan Bunga yang merupakan pacar dari Mark. Nabila pun tersenyum ke mereka.
"Hi guys, Lo pada disini juga. Gabung aja yuk, kita have fun bareng. Hai Bunga, Mark Lo ga salah sih pilih pacar. Cantik banget." ujae Nabila itu.
"Makasih Nabila, kamu lebih cantik." ujar Bunga kepada Nabila dan sekarang Nabila pun tersenyum sebagai jawabannya untuk Bunga tersebut.
"Lo cuma bertiga aja Nab?" tanya Vano dan Nabila menggelengkan kepala. Ia tidak hanya bertiga karena memang mereka bersama Ragil dan teman-teman Ragil jadi sekarang ini yang sudah ada di dalam Caffe ini.
"No, di dalam ada Ragil sama temen-temennya sih. Ayo gabung aja, ga masalah kok." ujar Nabila kepada Vano, Mark dan Bunga tapi mereka diam dulu karena mereka tidak enak jika nantinya mereka akan menganggu saja.
"Duh nanti kita malah ganggu lagi. Ga enak kan kita." ujar Vano itu.
"Sama sekali engga kok Van, ayo lah. Yuk masuk." ujar Nabila yang kini sudah menggandeng Vano masuk ke dalam dan kini mereka sudah di dalam.
Ragil sendiri masih menunggu Nabila dan teman-temannya yang lain bersama dengan tiga temannya. Beberapa waktu kemudian ia melihat Raras dan Hasna masuk. Ojak dan yang lainnya pun juga sudah melihatnya dan sekarang ini mereka sudah mau menyapa tapi terhenti begitu saja ketika melihat Nabila datang dengan menggandeng Vano yang juga mereka kenal.
Mereka semua sebenarnya kaget kenapa Nabila membawa Vano dan lagi ini juga menggandeng Vano, mereka pikir Nabila suka dengan Ragil. Namun apa yang mereka lihat sekarang membuat mereka menjadi berpikir lagi. Termasuk juga dengan Ragil yang tiba-tiba merasa bahwa hawa disana sangat panas. Entah lah ia hanya merasa bahwa ini sangat panas sekali.
Kenapa gua jadi kepanasan gini ya ngelihat Nabila gandeng cowok lain. Lagi pula kenapa juga dia bawa cowok lain ke pertemuan ini. Harusnya dia bawa temen-temennya aja udah cukup juga. Batin Ragil merasa kesal.
"Hai guys, sorry ya lama soalnya tadi ketemu Vano, Mark sama Bunga di depan jadinya ya gua ajak aja buat bareng. Ga papa kan kalo mereka gabung sama kita?" tanya Nabila kepada mereka berempat tapi tiga diabtara mereka tidak berani menjawab karena semua keputusan ada di tangan Ragil juga.
"Ga papa kan Ragil?" tanya Nabila ketika tiga orang tadi seperti mirik ke Ragil. Tampak sekarang Ragil mengangguk sebagai bentuk bahwa ia setuju. Akhirnya sekarang mereka pun duduk disana. Mereka yang awalnya akan bertujuh kini sudah menjadi bersepuluh. Mereka pun sudah memesan makanan. Nabila duduk tepat di tengah-tengah antara Ragil dan Vano.
Sebenarnya baik teman-teman Nabila maupun Ragil sekarang ini menjadi tidak enak suasananya karena sepertinya ada kesalahpahaman yang terjadi dengan Ragil ke Nabila dan Vano. Karena Ragil memang tidak tahu apa hubungan antara Nabila dengan Vano, mereka memang terlihat sangat dekat.
Kayaknya Ragil mulai cemburu deh sama gua dan Vano. Apa kalo gua kayak gini terus Vano bakalan cemburu terus dan dia ngerasa kalo dia harus cepat-cepat nembak gua biar gua ga diembat sama Vano atau cowok lain. Seru juga kalo kayak gini, kenapa ga kepikiran dari kemarin. Batin Nabila.
Ya, setelah melihat Ragil yang sepertinya salah paham dengan dia dan Vano itu sekarang ini Nabila sangat senang karena ia bisa mempercepat Ragil menembak dirinya. Ia lega karena akhirnya menemukan cara ini juga.
Sebenarnya ada hubungan apa deh sama Nabila dan Vano karena mereka berdua kelihatan dekat banget kayak gitu. Batin Ragil menatap ke arah mereka berdua yang sedang mengobrol dengan sangat seru, bahkan Nabila sekarang juga sama sekali belum mengobrol banyak dengannya.
"Guys, gua ke toilet dulu ya." ujar Vano kepada mereka dan sekarang Vano sudah pergi dari sana. Sebenarnya ia pergi karena suasana seperti tak enak, sekarang Nabila melihat teman-temannya lalu ia melihat ke arah Ragil.
"Ragil, kenapa kok mukanya ga enak gitu Lo? Lagi bad mood ya?" tanya Nabila sengaja bertanya kepada Ragil, kali aja Ragil langsung mengatakan bahwa ia tidak suka dengan Nabila yang dekat dengan Vano. Ia akan senang.
Namun sepertinya itu hanya ada di pikiran Nabila saja, Nabila hanya menghalu saja dengan hal itu, kini Ragil menggelengkan kepalanya sebagai jawaban untuk Nabila. Setelahnya ia juga mengatakan sesuatu pada Nabila yang membuat Nabila merasa sedikit kesal karena rencananya gagal.
"Btw Lo cocok juga sama Vano,.dah berapa lama deketnya?" tanya Ragil.
"Hah? Wah ngaco ya, gua sama Vano temenan. Udah dari lama juga sih temenannya, jadi emang udah Deket banget." jawab Nabila kepada Ragil.
Ih kenapa Ragil malah ga peka sih, kan gua tuh lagu mancing dia biar dia nyatain perasaan ke gua, eh malah gua dibilang cocok sama Vano. Jelas banyak orang yang bilang kalo gua lebih cocok sama dia juga. Batin Nabila.
"Wah kenapa nih Lo tanya-tanya segala Gil? Jangan-jangan Lo suka ya sama Nabila? Kalo suka tinggal tembak aja napa." ujar Ojak yang sekarang ingin meringankan pembicaraan diantara mereka karena tadi terlihat tegang.
"Apaan sih Jak, Lo ngelantur ya. Mending makan deh sekarang tuh makanannya juga udah datang." ujar Ragil kepada Ojak membuat Ojak dan teman-temannya yang lainnya sekarang ini merasa kesal karena hal ini. Seharusnya Ragil tidak menjawab seperti itu, seharusnya Ragil langsung menembak Nabila tapi ia tidak melakukannya. Mereka pun jadi memikirikan apakah sebenarnya Ragil tidak suka dengan Nabila, tapi jika tidak suka kenapa kok mereka masih dekat sampai sekarang. Ragil tidak menjauh juga.
"Udah yuk guys mending kita makan aja deh." ujar Raras mencoba untuk memecahkan keheningan disana karena setelah Ragil menjawab Ojak tadi mereka semua terdiam saja. Jadi sekarang ia mencoba memecah hening itu.
Mereka pun mulai makan dan semua mencoba untuk memecahkan keheningan. Sebenarnya juga tak ada masalah sama sekali diantara mereka semua. Hubungan mereka baik, hanya saja suasana mereka masih mencekam. Namun merek sudah mulai mengobrol, begitu pun juga dengan Ragil dan Vano karena sebenarnya mereka berdua pun juga berteman.
Mereka yang nongkrong disana juga banyak diabadikan oleh orang-orang dan menjadi perbincangan karena tadi banyak yang melihat Nabila datang dengan Vano untuk mendatangi Ragil. Kumpulan Ragil, Vano, dan Nabila dan teman-teman mereka menjadi perbincangan di dunia maya juga.
"Eh foto yuk, belum upload di i********: nih." ujar Nabila ke mereka setelah mereka semua selesai makan. Mereka pun mengangguk dan sekarang ini mereka sudah berpose untuk foto selfie bersama sekarang.
Nabila masih berada di tengah-tengah antara Ragil dengan Vano. Mereka mengambil beberapa foto dan setelah sudah kini mereka kembali ke posisi duduk semula dan menghabiskan minuman mereka yang masih ada.
“Balik yuk Van, gua udah harus anterin Bunga balik nih.” ujar Mark kepada Vano.
“Ah iya udah jam segini ya. Oke deh, ayo balik. Guys kita duluan ya.” ujar Vano ke mereka.
“Oh okay Van, hati-hati di jalan ya guys.” ujar Nabila.
“Hati-hati di jalan ya bro.” ujar Ragil dan mereka mengangguk. Kini Vano, Bunga dan Mark sudah pergi dari tempat mereka.
Setelah kepergian mereka rasanya teman-teman Nabila dan Ragil sudah bisa bernafas lega. Rasanya ada beban yang sudah berkurang banyak karena Vano sudah tidak ada disini. Bukannya mereka tidak suka ada Vano disini hanya saja memang mereka sedari tadi tidak bisa tenang karena kesalahpahaman antara mereka.
Huh akhirnya ketegangan dah selesai ini. Batin Raras sekarang.