Qiana Pov “Maafkan aku, Qiana.,” ucapnya. Aku hanya tersenyum tipis mendengar permintaan maafnya itu. Aku memang masih merasa kecewa dengannya. Tapi, andai aku memelihara dendam pun tak akan mengubah apa pun. Aku sudah menikah dengan lelaki lain dan kami tak bisa bersatu karena memang tak berjodoh. Maka aku putuskan saja untuk memberinya maaf. “Semua sudah berlalu. Kita jalani saja hidup kita masing-masing sekarang. Ternyata memang kita tidak berjodoh,” ucapku. Ya, dengan begitu aku merasa lebih tenang dan bisa lebih fokus untuk menjalani hidup ke depannya. “Aku punya alasan kenapa waktu itu aku gak datang, Qia,” ucapnya lagi. Aku kembali tersenyum miris. “Apapun alasanmu, itu tidak akan mengubah yang sudah terjadi sekarang.” Sungguh, aku merasa tak tertarik untuk mendengarkan alas