2

1535 Words
Cowok itu adalah Dillon lelaki yang memang ia impi-impikan. Saat ini Dalila pun tersenyum kepada Dillon dan Dillon juga membalas senyum dari Dalila tersebut. Dan saat ini mereka berdua berada di kelas mereka. Dalila pun memulai pembicaraan antara mereka berdua dengan senyum cerianya. "Wah Hai Dillon kita ketemu lagi ternyata. Gila banget ya kita bisa ketemu lagi, ini udah pasti sih kalo kita itu jodoh poll" ujar Dalila pada Dillon. "Ya, kita ketemu lagi la" jawab Dillon sembari tersenyum dengan senang. "Ternyata pilihan gua tepat buat masuk kesini karena gua yakin kalo disini pasti ada Lo. Lon, gua bahagia bisa deket sama Lo tau" ujar Dalila itu. "Gua juga La, bahagia bisa kenal sama Lo" jawab Dillon membuat Dalila terkejut karena ia tidak pernah menyangka jika Dillon akan mengatakan hal itu. Bahkan karena saking terkejutnya, Dalila saat ini masih diam saja. "Lon.. gua.." ujar Dalila yang ingin mengutarakan perasaannya itu tapi Dalila amsih sedikit gugup untuk mengatakannya. Padahal biasanya ia tidak pernah seperti ini. Ia selalu biasa saja mengobrol bersama orang lain juga. Dan saat Dalila ingin mengatakan hal itu lagi, tiba-tiba Dillon mengentikannya. "Ssstt. Lo ga perlu bilang duluan la, karena gua yang akan bilang duluan buat Lo" ujar Dillon membuat Dalila terkejut dan ia masih menunggu apa yang akan di katakan oleh Dillon kepada Dalila tersebut. Dan Dillon pun berbicara. "Gua suka sama Lo La, gua jatuh cinta sama Lo apda pandangan pertama, gua mau Lo jadi pacar gua La" ujar Dillon kepada Dalila tersebut. Dalila pun saat ini melongo tak percaya mendengarnya. Ia sangat kaget sekali. "Ini Lo ga salah ngomong Lon? Lo beneran tadi itu? Bukan bohong? Atau Lo ga lagi ngeprank gua kan Lon? Astaga sumpah gua bahagia banget tau Lon. Lo beneran deh ya, gua ga bisa berkata-kata lagi" ujar Dalila padanya. "You only say yes or no, Dalila" ujar Dillon menjawab pertanyaan Dalila. "Of course I say Yes for you Lon. I don't expect this" ujar Dalila padanya. "So, sekarang kita pacaran ya La. Makasih udah mau nerima Aku Dalila. Aku janji ga akan ngecewain kamu" ujar Dillon dan Dalila pun mengangguk. Setelah itu banyak teman-teman kelas mereka berdatangan dan mereka pun mulai memberi selamat kepada Dalila dan Dillon. Disana Dalila masih saja memperlihatkan senyumannya sampai ada satu perempuan yang mendatangi kelasnya itu. Perempuan itu tampak sedang marah dengan apa yang ia lihat. Tak beberapa lama kemudian, perempuan itu pun memperkenalkan diri sebagai pacar dari Dillon. Dalila pun terkejut dan akhirnya bertanya kepada Dillon. Dillon menjawabnya jika dulu perempuan itu memang pacar dari Dillon. Namun mulai sekarang, Dillon hanya akan mencintai Dalila saja. Tentunya Dalila senang karena ia sudah di pilih oleh Dillon, tapi tak lama kemudian perempuan itu menjambak dirinya karena tidak terima dan mereka bertengkar. Kringggg.... Kringggg.... Kringggg Alarm pun sudah berbunyi di kamar Dalila membuat Dalila saat ini terbangun dari tidurnya dengan mimpi yang setengah indah dan setengah menakutkan. Dalila bangun dna langsung meminum air putih di meja nya itu. "Aishhh tadi cuman mimpi aja? Padahal gua udah seneng banget Dillon milih gua dan mempertahankan gua daripada cewek itu. Duh tapi cewek itu siapa sih berani banget Jambak rambut gua. Gua tapi ga bisa inget sama muka nya. Kesel banget sumpah gua sama dia" ujar Dalila yang masih kesal karena mengingat di mimpi indahnya itu ada cewek yang menganggu. Dalila masih saja uring-uringan ketika mengingat cewek yang mengaku sebagai cewek dari Dillon tersebut. Amit-amit deh jika itu terjadi, tapi jika yang terjadi adalah Dillon berpacaran dengan Dalila, Dalila tentu saja akan mengamini itu semua. Bahkan jika diajak untuk menikah pun Dalila akan siap jika bersama dengan Dillon. Memang seperti nya ia sudah tergila-gila dengan Dillon. Sampai semua hal selalu ia kait-kaitkan dengan Dillon tersebut. "Eh tapi bentar deh, gua mimpiin Dillon. Berartu gua harus ngejar Dillon. Tuhan udah ngasih petunjuk sama gua biar gua tetep bertahan ngejar Dillon. Oh my God, thank God. Sekarang kita tunggu aja ya Lon, apakah kita bakalan satu sekolah atau nggak. Tapi kalo pun kita ga satu sekolah. Gua bakalan nyari sekolah Lo dan meskipun beda sekolah gua akan tetep ngejar Lo. Karena kayaknya seperti yang sering gua bilang, kita ini jodoh" ujar Dalila. Setelah itu Dalila pun teringat dengan dirinya tadi malam yang mem-follow Dillon. Dalila pun saat ini dengan segera mengecek instagramnya berharap bahwa dirinya sudah di konfirmasi oleh Dillon. Namun ternyata handphone nya itu mati karena kehabisan batrei. Akhirnya Dalila pun memutuskan untuk mencharger handphonenya terlebih dahulu dan ia tinggal untuk mandi saat ini. Dalila pun masuk ke dalam kamar mandi. Sekitar satu jam Dalila berada di kamar mandi, karena jika weekend seperti ini Dalila memang sangat lama di kamar mandi. Setelah sudah selesai, Dalila pun keluar dan mengecek handphonenya yang sudah terisi batreinya. Ia pun menghidupkan handphonenya itu dan saat sudah hidup, langsung saja Dalila membuka Instagramnya dengan harap-harap cemas saat ini. Saat sudah menghidupkan Instagramnya, hanya kecewa yang di dapatkan oleh Dalila, karena terlihat bahwa akun Instagramnya masih belum bisa mengakses atau melihat postingan dari Dillon. Itu berarti dirinya belum juga di konfirmasi. Namun Dalila pun tetap diam dan bersabar, ia akan menunggu dua hari lagi. Semoga dua hari lagi, Dillon sudah membuka konfirmasinya itu. Ia benar-benar tidak sabar dengan semua ini tentunya. "Ya udah deh sekarang mendingan gua makan aja kali ya, tapi makan apa ya? Atau gua pesen makanan online aja deh. Tiba-tiba jadi laper banget dan pingin makan yang banyak. Apalagi setelah tahu kalo Dillon susah banget buat di dapatin kayak gini. Tapi tenang aja Dillon, gua bakalan masukin Lo di liat doa gua biar Tuhan mengamini doa-doa gua tentang Lo" ujar Dalila itu. Setelahnya, Dalila pun sedang melihat-lihat makanan yang akan ia pesan online itu. Awalnya ia bingung ingin makan apa, dan selanjutnya ia pun sudah memutuskan bahwa ia akan memakan ayam KFC saja. Saat ini Dalila sudah memesan ayam KFC tersebut dan ia masih menunggu ayam tersebut datang. Ia saat ini memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk melihat apakah Mama dan Papanya ada yang pulang atau tidak. Dan nihil, tidak ada yang pulang dan di rumah sebesar ini hanya ada Dalila seorang saja. Dalila merasa sepi. Sepi sekali. Kadang Dalila berpikir jika rumah ini tidak pernah terisi oleh keramaian dan candaan, kenapa mereka membuat rumah semegah ini. Kenapa tidak membuat rumah yang minimalis saja, toh yang biasanya di rumah hanya Dalila saja. Dalila sebenarnya bingung dengan Mama dan Papanya. Ia bingung, sebenarnya apa yang di cari lagi oleh mereka berdua. Uang mereka sudah punya, harta pun melimpah dan jabatan? Jangan di tanya lagi, mereka berdua sama-sama memiliki perusahaan dan menempati jabatan tertinggi disana. Namun masih saja mereka mengurus itu semua layaknya orang yang menginginkan lebih lagi. Padahal bagi Dalila ini semua sudah cukup. Jika diberi kesempatan untuk berbicara, Dalila ingin mengatakan kepada Mama dan Papanya itu agar apa yang mereka lakukan, sudah dicukupkan saja. Karena ini semua pun juga sudah lebih dari cukup. "Aduh Dalila, udah deh ga usah mikirin sesuatu yang ga bisa Lo wujudin deh. Mending mulai sekarang otak dan hati Lo diisi sama Dillon aja, karena kalo Dillon Lo tentu aja masih punya banyak kesempatan untuk ngewujudin itu. Dillon, OMG kayaknya otak gua udah rusak deh karena dari tadi ga bisa berhenti buat mikirin Lo" ujar Dalila pada dirinya sendiri pada saat ini tersebut. Dalila pun memutuskan untuk menonton TV sembari menunggu makanannya datang. Dan setelah menunggu selama lima belas menit di temani dengan kartun Detektif Conan, akhirnya driver yang membawakan makanan untuk Dalila itu datang. Dalila pergi ke depan dan mengambil makanannya itu. Dan saat ini Dalila pun sedang membuka makanannya itu. "Oh my God kulit ayam emang ter the best sih" ujar Dalila yang saat ini sedang menyemili kulit ayam yang tadi juga ia beli. Ia membeli kulit ayam Krispy karena memang ia sangat doyan sekali dengan kulit ayam Krispy. Dan ssat ini Dalila pun mulai makan paginya sendiri. Karena ia tidak suka dengan kesendirian, makanya ia saat ini menghidupkan televisi tersebut dan menyetel kartun kesukaannya yaitu Detektif Conan. Untung saja kartun ini disetel lagi di TV, karena jujur saja ia sangat kangen melihat Conan di TV. Rasanya sangat beda sekali daripada dirinya yang melihat Conan di film yang ia download itu. Ia pun saat ini masih menikmati sarapan paginya tersebut. Beberapa saat kemudian, ia sudah selesai dengan sarapannya. Hal itu bertepatan dengan adanya suara mobil yang masuk ke dalam rumahnya. Hanya ada dua opsi itu adalah Mamanya atau Papanya. Dalila masih menunggu seseorang itu masuk ke dalam rumahnya. Dan saat sudah masuk, ternyata seseorang itu adalah Papanya. Dalila langsung mendekati Papanya dan memeluknya dengan manja. Sebenarnya dirinya dibesarkan dengan baik dan ia juga masih bisa bermanja ria dengan Mama dan Papanya. Hanya saja intensitasnya yang berbeda dengan anak-anak yang lainnya. "Papa bawa oleh-oleh kan? Awas ya kalo ga bawa Lila suruh balik nih ke Ausie" ujar Dalila yang memang Papanya itu baru saja dari Australia. "Bawa dong sayang, ada di depan itu. Kamu liat deh ada apa aja di koper, Papa masuk dulu ya mau mandi terus tidur sebentar" ujar Papa Dalila yang diangguki Dalila. Dalila pun saat ini sudah membuka koper tersebut. Dan saat sudah membukanya, ia sangat senang sekali dengan apa yang ada di dalam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD