Usai mengantar Muza ke rumah sakit, Satria duduk mematung di meja kerjanya, Rey sholat di musholla kecil dalam kamar tidur mereka. "Tuhan...beri aku kekuatan agar tak goyah lagi..." batin Rey menggumam... Rey melipat mukenah putih dan sajadahnya, meletakkan pada tempatnya. Sejenak Rey duduk dikamar pengantin mereka, Rey mengingat satu demi satu kejadian yang sudah terjadi. Kamar itu hanya berisi kenangan manis, lain tidak. Kamar itu hanya berisi kejadian-kejadian indah, banyak senyum yang sudah di pahat disini. Rey tidak ingin mengganti senyum tersebut dengan tangis. "Bismillah, aku kuat, aku bisa ya Allah" Rey meraba dadanya yang bergetar hebat. Rey mencintai Satria seperti para istri mencintai suaminya. Tidak ada satu suami pun di dunia ini yang tidak mencintai istrinya, begitu ju