Sepuluh menit kemudian, datang seorang pria yang berjalan dengan sangat sulit, nampaknya ia sangat mabuk, sesekali ia terjatuh, matanya amat merah, tak ada senyuman dari wajah tampannya, tidak seperti kebanyakan orang lainnya yang saat mabuk banyak berbicara, pria ini malah seperti enggan membuka mulutnya
Ia berjalan dan terjatuh tepat di depan kamar clary, pria itu berdiri dan mencocokan kartu kunci yang ia pegang dengan nomor pintu, kepalanya pusing, ia mengangkat kepalanya dengan paksa, penglihatan nya samar-samar, angka di depan nya terlihat seperti menari-nari, kartu kunci yang ia pegang bertuliskan 118, sedangkan nomor di pintu bertuliskan 110
Ia memukul kepala nya sesekali, ia lakukan agar ia tetap sadar, namun nihil, penglihatan nya masih sama, meski samar ia masih tetap menyelidiki, saat ia tatap nomor di pintu, nomor itu terlihat seperti 118 dalam penglihatan nya, rasa pusing nya sudah tidak bisa ia kendalikan lagi, ia bersandar pada pintu dan *brugggg* pintu yang awalnya terbuka sedikit itu kini melebar sangat besar, pria itu jatuh, tergeletak, segera ia bangun dan menutup pintu itu dengan keras, ia berjalan sempoyongan menuju tempat tidur yang terlihat empuk, ia terjatuh tepat pada tempat itu, perlahan ia memejamkan mata dengan badannya penuh memenuhi kasur
Tanpa sadar ada seorang wanita yang sedang berbaring di sisi nya, saat tak sengaja kulit mereka bersentuhan tiba-tiba rasa yang tak bisa di jelaskan menyeruak dalam dirinya
Hasrat itu semakin menggebu tatkala wanita itu menggeliat dan memeluknya, tanpa sadar pria itu mencium pelan bibir wanita itu, dan tanpa sadar pula wanita itu meresponnya
Beberapa detik kemudian ciuman itu berpindah pada leher indah clary, dan clary pun merespon nya dengan desahan yang membuat pria itu semakin bersemangat, ia meraba seluruh bagian tubuh clary dengan lembut
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam, berserakan nya semua pakaian di lantai itu sudah bisa menjelaskan, betapa panasnya pertempuran yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu, di atas kasur yg empuk itu clary dan seorang pria sedang saling berpelukan, tanpa sehelai benang pun, mereka tertidur dengan sangat pulas, nyenyak dan tenang, tak ada satupun yang sadar atas apa yang mereka lakukan, dentuman jam dinding seperti mengiringi ketenangan mereka, bagai alunan lagu pengantar tidur yang indah
***
Setelah mengingat semuanya, clary membalikkan badannya, ia amat terkejut saat mendapati seseorang yg berada di samping nya ternyata orang yang sangat ia kenali
Alvaro Richie Sambora, sepupu yang paling dekat dengan Hito, pria yg tewas setelah menyatakan cintanya untuk clary, Hito bukan hanya sekedar sepupu untuk varo, dia juga merupakan sahabat terbaik baginya, clary tahu kalau varo sangat membencinya, mengingat saat dulu clary datang ke pemakaman hito, clary di tampar dan di caci maki olehnya, tatapan penuh dendam dari mata alvaro masih tergambar jelas dalam ingatan clary
Saat bangun mendapati dirinya di peluk dan tidur bersama pria lain pun sudah membuatnya terkejut, bagaimana mungkin ada pria yang menyelinap masuk ke kamar pesanannya, di tambah lagi, pria ini bukan pria biasa yang masih bisa clary hadapi, melainkan pria yang sangat ia takuti, pria tampan berwajah dingin di hadapannya ini adalah varo, Alvaro Richie Sambora, iya, dia adalah adik kandung dari aric, alaric Richie Sambora, pria yang tadi siang mematahkan hati clary, pria yang ia cintai sampai detik ini
Clary menarik nafas berat, ia ingin menjerit sekencang-kencangnya, ia menggigit bibirnya sekuat tenaga, memejamkan matanya perlahan, berharap ini semua hanya mimpi, atau sekedar imajinasi karena frustasi
Perlahan butiran air bening mulai membasahi pipinya, "saya harus segera pergi dari sini, sebelum pria ini bangun dan mencaci maki" gumamnya dalam hati
Pelan-pelan ia mengangkat tangan yang berlabuh pada perutnya, entah ia yang kurang bertenaga atau memang tangannya pria itu yang sangat berat, ia berusaha sekuat tenaga sampai akhirnya tangan itu berhasil ia singkirkan, clary bernafas lega, saat ia hendak bangun tiba-tiba tangan besar itu kembali menangkapnya, ia sangat terkejut, saat ia menoleh pria itu terlihat masih tertidur pulas, ia kembali menggigit bibirnya, ia mencoba lagi untuk mengusir tangan itu dari perutnya
Seperti sedang terusik, pria itu tiba-tiba membuka matanya, clary yg melihat pria itu seperti akan bangun langsung memejamkan matanya, berpura-pura untuk tidur
Pria itu kaget bukan main saat mendapati ada seorang wanita berada tepat di depan matanya, ia bangun dan melihat tubuh mereka tidak tertutup kain sedikit pun, ia memijit keningnya, rasa pusing masih menyelimuti dirinya, ia mencoba mengingat apa yang terjadi, dan benar, ia ingat saat ia membuka pintu kamar, ia bergegas turun dari tempat tidur berwarna putih itu, ia memungut baju dan memakai nya satu persatu, ia bergegas keluar, setelah di depan pintu ia mengeluarkan ponselnya, ia potret angka yang tertempel di pintu itu, lalu ia berlari keluar, menuju kasir pemesanan kamar
"Permisi, saya ingin tahu nomor kamar atas nama Alvaro Richie Sambora" ucapnya
Pegawai wanita itu menjawab "nomor 118 tuan"
Setelah mendengar kasir itu berbicara, ia segera melihat gampar yang ia potret tadi
"S**l" ucap alvaro kesal
Ia sadar ternyata ia yang salah, ia yang sudah salah memasuki kamar, dan meniduri seorang wanita yang tak ia kenal
Ia mencuci wajahnya perlahan, memandangi pantulan wajahnya di cermin
"bagaimana mungkin kau tak sadar telah melakukan itu? Ucapnya seraya melihat cermin, lekat menatap dirinya sendiri
"kau sudah susah payah menjaga hal pertama ini bukan?" lanjutnya
Iya benar, pria yang sedang berbicara dengan dirinya sendiri itu sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan melakukan dan menikmati hubungan ranjang pertamanya nanti saat ia telah menikah, bersama dengan gadis yang benar-benar ia cintai, meskipun saat ini ia belum begitu yakin akan perasaannya, namun ia mempunyai seorang wanita yang ia jaga, yang telah beberapa bulan ini dekat dengannya
Namun sepertinya takdir berkata lain, kini ia harus menelan kenyataan bahwa ia telah melakukan hubungan pertama nya itu bersama wanita yang ia tak tahu siapa, juga tanpa ia menikmatinya
Iya, karena ia melakukan nya tanpa sadar, saat ia sedang mabuk, ia tak ingat jelas bagaimana ia melakukan nya
Ia keluar dari toilet umum gedung itu, ia berjalan menyusuri koridor yang ia ingat semalam ia berjalan sempoyongan di koridor itu, ia bertekad untuk bertanggung jawab pada wanita yang ia tinggalkan di kamar tadi, karena ia tahu ini kesalahan nya, dan mau tak mau ia harus bertanggung jawab
Setelah mendengar suara pintu tertutup, clary segera membuka mata dan bangun dari tempat tidur, ia menangis sejadi-jadinya, "dasar baj****n!" Teriaknya
"Kau pergi begitu saja tanpa rasa bersalah sedikit pun" ucapnya dengan tersedu-sedu
"Keluarga Sambora, aku tidak ingin lagi berhubungan dengan mereka" lanjutnya
Setelah clary selesai memakai semua pakaian nya ia bergegas untuk pulang, dengan linangan air mata di pipinya ia berjalan menuju pintu, namun saat ia akan meraih gagang pintu, pintu itu terbuka lebih dulu, pria yang membukanya menatap wajah clary, pria itu terlihat sangat terkejut saat melihat clary, ia mendekat dan menatap lekat wajah clary, clary yang ketakutan segera menghindar dan mencoba keluar, namun lengan nya di cekal erat oleh pria itu
"Kau, a-apa kau clarytta?" Tanya pria itu seakan tak percaya
"Clary menatap nya sayu, ia hanya mengeluarkan air mata nya terus menerus, tanpa jawaban clary melepaskan cekalan tangan varo dan berlari keluar, pergi meninggalkan Alvaro sendirian, di dalam kamar yang sunyi, kamar yang semalam telah menyatukan tubuh mereka