Laboratorium

1116 Words
Malam itu Vea berjalan dan diikuti oleh lima orang lainnya yang kini melangkah keluar dari rumah mewah itu dan mengelilingi rumah hingga berakhir di samping lapang dekat lapangan basket. Sebuah pintu dengan kayu yang menjadi bahan dasarnya pun ternyata sebuah pintu menuju pintu lainnya yang menjadi penghalang antara ruang bawah tanah dengan ruang laboratorium yang sangat besar yang ternyata terbangun di bawah tanah rumah mewah keluarga miles. “ini adalah ruang yang sengaja dibuat oleh kakak dan kakak iparku agar Deco tidak pergi jauh jika harus melakukan penelitiannya, jadi cukup berjalan beberapa langkah dari rumah dan dia sudah berada di ruang kerja miliknya” ucap Vea kepada Nathan, Josh, dan julio. Pandangan Nathan saat ini menoleh menatap pintu kaca yang berada di hadapan mereka saat ini, dan kemudian ia mencoba untuk membukanya namun ternyata memang terkunci. “Biasanya Deco membukanya dengan menekan tombol itu dan membiarkan mereka menscan tubuhnya, lalu membuatnya memanggil namanya sendiri di atas lingkaran kuning itu” jelas Vea kepada Nathan, dan hal itu membuat Nathan menoleh menatap lingkaran kuning dan juga tombol merah yang tertempel di dinding itu. Nathan melangkah mendekati wilayah itu, dan membuat mereka yang melihatnya pun merasa penasaran, “Kau yakin akan mencobanya?” tanya Lud kepada Nathan, dan hal itu membuat Nathan menganggukkan kepalanya, “Mencoba tidak ada salahnya bukan?” ucap Nathan kepada Lud yang kini menganggukkan kepala menangapi ucapan Nathan yang kini berdiri dan memandangi tombol merah tersebut. Karena penasaran dan ingin mencobanya, ditekanlah tombol itu olehnya yang seketika membuat lampu yang berada di sana menyala dan berputar, seperti sebuah sirine dalam mobil ambulance, namun bedanya di sini tidak ada suara sirine melainkan sebuah stick besi yang,muncul dari balik dinding dan  mengeluarkan semacam sinar merah pemindai di hadapan Nathan. Pip … Pip … “Give me your name, please” sebuah suara pun mundul di sana dan mengejutkan mereka semua, diiringi dengan sebuah microphone yang muncul setelah tihang pemindai itu menghilang. Pandangan Nathan kini menoleh menatap Vea  seolah dirinya bertanya mengenai hal itu karena Nathan tidak tahu nama asli dari Deco. Vea pun menyadarinya dan kemudian berucap, “Deco Park, Deco Miles” ucap Vea dengan pelan, dan hal itu membuat Nathan pun segera menjawabnya dengan mengucapkan nama yang diucapkan oleh Vea di sana, “Deco Park, Deco Miles” ucap Nathan di hadapan microphone yang muncul di hadapan dia saat itu. Tring … “Welcome back, Mr.Miles, I’m Robert your robot assistant!” ucap robot yang sedari tadi berucap di sana, dan hal itu tentu mengejutkan mereka semua yang menyaksikannya, dan bahkan Nathan pun terkejut karenanya. Wajah, Mata dan Suara bahkan mengelabui robot pendeteksi yang telah dirancang sebaik mungkin, namun hal itu tidak membuat mereka berdiam saja di sana. “Lebih baik kita masuk dan mencarinya!” ajak Nathan memecah keheningan di sana, Nathan melangkah masuk terlebih dahulu dan ketika yang lainnya hendak masuk, sirine peringatan pun berbunyi dan membuat kelima yang lainnya melangkah mundur dari ruangan tersebut. “Robert, ada apa?? kenapa mereka tidak bisa masuk??” tanya Nathan kepada Robert sang robot asisten, dan hal itu membuat layar besar yang ada di sana menyala dan berubah menjadi sebuah gelombang suara yang kini berucap, “Mereka tidak diperidzinkan untuk masuk, karena anda yang melarang siapapun untuk masuk ke dalam lab ini Mr.Miles … anda mengatakan bahwa banyaknya jumlah orang dapat mengubah hawa udara dan memengaruhi semua zat kimia yang ada di sini, Mr.Miler” jawab sang Robot, dan hal itu membuat Nathan menoleh menatap mereka, ia pun berjalan keluar dari laboratorium dan kemudian berucap, “Kurasa tidak boleh ada banyak orang yang masuk ke dalam ssana, Kurasa kita harus mencari cara dan yang lainnya di hari esok, dan biarkan hari ini kira beristirahat” ucap Nathan, dan hal itu membuat Vea menganggukkan kepalanya, “Ya … yang jelas kita sudah bisa memasuki lab, jadi kita bisa mencari informasi mengenai rencana dari Deco, jika benar ada … dan sisanya kita akan pikirkan besok” jelas Vea menambahkan ucapan Nathan di sana, dan hal itu membuat mereka mengangguk sepakat dan meninggalkan ruang laboratorium untuk kembali ke dalam rumah dan beristirahat karena hari sudah semakin gelap dan mereka membutuhkan tenaga untuk hari selanjutnya. … Di balkon kamar Vea, ia terdiam seraya menatap ke arah bintang-bintang yang kala itu menerangi bumi dan menemani rembulan. Di sana Cora pun tengah menemaninya, dan Cora terlihat sangat tertekan dengan pikirannya sendiri. “Bagaimana bisa begitu mirip hingga robot yang canggih sekalipun bisa terkecoh seperti itu?” tanya Cora menginterupsi suasana malam di sana, dan hal itu membuat Vea yang mendengarnya hanya menggelengkan kepala, ia juga tidak pernah menyangka bahwa itu bisa terjadi. “Aku benar-benar merasa jika Deco kakak iparku kembali hidup” gumam Vea kepada Cora yang kini menghempaskan tubuhnya di atas kasur milik sahabatnya itu, dan Vea lebih memilih untuk menghelakan napas dan kembali menatap terangnya langit malam itu. “apapun itu, aku sarankan kau harus menyusun rencana yang bagus untuk kita semua, apakah kau memiliki rencana selanjutnya Vea?” tanya Cora kepada Vea, dan hal itu membuat Vea menoleh menatap Cora, “Kurasa kau dan Josh besok harus pergi ke Rumah Eddison untuk mencari clue, aku takut Deco pergi ke sana dan menitipkan sesuatu hal kepadanya, karena sepengetahuanku Deco masih berhubungan baik dengan Eddison.” ucap Vea, namun hal itu segera diberi gelengan kepala oleh Cora yang kini berucap, “Tidak bisa … aku akan pergi ke I.F dan kembali memantau keberadaan yang lainnya, karena kami baru mengetahui titik dari Franc, jadi kurasa besok kau bisa perintahkan itu kepada Lud dan Julio.” sambung Cora memgusulkan dan hal itu pun membuat Vea mengangguk menanggapinya, “Baiklah … seperti itu lebih baik” ucap Vea, dan karenanya keduanya menganggukkan kepala sebelum akhirnya Cora berpamit untuk pulang ke rumahnya, dan mempersilahkan Vea untuk beristirahat di dalam kamarnya malam itu. … “Aku tidak menyangka … kenapa suaramu bahkan bisa dikenali sebagai Deco, Nathan?” tanya Julio kepada Nathan yang kini terduduk di atas kasurnya dan kemudian melepaskan topeng yang ia kenakan seraya menggelengkan kepala tidak mendapatkan jawaban tentang hal itu, “Tidak mungkin ia menjadi lupa dengan suara pemiliknya bukan?? secara fakta dia adalah sebuah robot yang canggih!” sambung Julio lagi kepada mereka berdua yang kemudian diberi anggukan kepala oleh Josh yang menanggapi hal itu, “Apa mungkin sebuah robot bisa salah server seperti itu?” tanya Nathan, dan hal itu membuat Josh menganggukkan kepalanya di atas tempat tidurnya sendiri, “Itu bisa saja terjadi” jawab Josh dengan singkat, dan membuat Nathan mengangguk dan merasa tenang setelah mendengar hal itu, “Ya … kurasa mereka sedang error” ucap Nathan lagi menanggapi hal itu dan berusaha untuk menenangkan dirinya malam itu. …  to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD