Mission

1428 Words
Mentari pagi menyapa Nathan yang kini mengerenyitkan dahinya di sana setelah cahayanya masuk ke dalam ruang kamar mereka bertiga dan menerpa tubuh Nathan yang saat itu memang berada btepat berdampingan dengan jendela kamar mereka yang sangat luas. “Hh …” dihelakan napas Nathan sebelum akhirnya ia menoleh menatap Julio yang masih tertidur dan Josh yang sudah tidak ada di atas kasurnya, yang membuat Nathan yakin seratus persen jika ia sedang mandi saat ini, karena lelaki itu lebih rajin di bandingkan dengannya dan juga Julio. Srakkk … Srakk … Grrrrrr… Suara sapu dan juga pemotong rumput mulai terdengar, dan membuat Nathan merasa bahwa inilah saatnya bagi Nathan untuk ikut membantu menyelamatkan mereka semua dari sanderaan pemerintahan. Cklek! Pandangan Nathan kini tertuju pada Josh yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan bathrub yang dikenakan olehnya, “Sudah bangun?” sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Josh membuat Nathan menganggukkan kepala menanggapi hal itu. “Apakah kau akan mandi?” tanya Josh lagi dan hal itu membuat Nathan pun memutuskan untuk berdiri dari tidurnya dan kemudian berjalan meraih handuk yang tergeletak dan terlipat dengan rapi di atas nakas dekat kamar mandi, “Aku akan mandi … kau bangunkan Julio!” pinta Nathan, dan hal itu membuat Josh segera berjalan mendekati Nathan yang masih tertidur di tempat tidurnya. … Pagi itu nathan, Josh dan Julio berjalan menuju ruang makan dan mendapati Vea, Lud serta Cora sudah terduduk di sana dan menunggu kedatangan ketiganya. Kali ini Samuel berada di sana bersama dengan mereka, untunglah Nathan tidak pernah lupa untuk memakai topeng miliknya di sana, jadi ia tidak merasa was-was akan hal itu. Tidak perlu bertanya bagaimana cara Nathan makan, karena semua sepertinya sudah disiapkan oleh Lud dan Cora, karena saat ini ada sebuah tirai yang sengaja dibuat untuk tempat Nathan di sana, jadi Nathan tidak perlu menunggu mereka selesai atau makan di tempat yang lain, ia bisa makan bersama dengan mereka semua dengan sebuah tirai penghalang agar tidak ada yang mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Sarapan pagi pun dilaksanakan dengan khitmat dan bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang membasah mengenai rencana hari ini, atau lebih tepatnya memang seperti itulah tata krama dalam sarapan pagi yang baik. Ketika semuanya telah usai, ketika Samuel berpamitan untuk oergi ke sekolahnya dan ketika semua maid sudah membereskan seluruh makanan yang ada di atas meja, Vea pun akhirnya berucap, “Kita akan membicarakan tentang misi di ruang pertemuan, jadi segeralah ke sana lima menit dari sini” ucap Vea kepada mereka yang kini menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Vea untuk pergi terlebih dahulu. Pandangan Julio kini menoleh menatap Lud yang kini menepuk bahunya dan kemudian mengajak mereka untuk pergi bersama-sama menuju ruang pertemuan. Dengan langkah yang santai dan tidak terburu-buru mereka pun berjalan menuju ruang pertemuan dan masuk ke dalamnya. Hanya ada mereka berenam yang ada di dalam ruang pertemuan, yang membuat Nathan bisa dengan leluasa melepaskan topeng yang dikenakan olehnya di dalam ruangan tersebut. “Jadi, bagaimana?? apakah ada rencana yang sudah di rancang oleh kalian??” tanya Josh kepada Vea, Lud dan Cora. Hal itu membuat Vea menganggukkan kepalanya, “Untuk kali ini kita memiliki dua rencana, yang pertama adalah mencari setidaknya sesuatu yang sudah di susun oleh Deco, dan saya ingin Lud beserta Julio pergi ke rumah Eddison untuk menanyakan hal itu, kali saja Deco menitipkan sesuatu kepadanya, dan yang kedua … aku ingin Cora dan Josh kembali ke I.F Corp untuk mencari lebih jelas dimana keberadaan yang lainnya, dan biarkan Nathan mencari semua data di laboratorium dan aku akan mencari data di kamar pribadinya” jelas Vea memaparkan semua tugas yang telah disusun olehnya dan juga Cora sejak malam tadi. “Lalu bagaimana dengan anak-anak yang katanya di sandera oleh pemerintah?” tanya Julio kepada Vea, dan hal itu membuat Vea terlihat berpikir dan terdiam di sana, “Selama Deco tidak memberikan Serumnya, mereka juga memberikan waktu satu minggi dan aku yakin mereka akan baik-baik saja … karena pemerintahan juga tidak akan seceroboh itu membunuh warga negara asing, terlebih mereka semua adalah seorang bintang dan publik figur” jelas Lud kepada Julio yang kini menghembuskan napasnya dan mengangguk mengharapkan jika itu semua benar, “Aku harap itu semua benar dan rencana kali ini setidaknya membuahkan hasil” ucap Julio kepada mereka yang kini menganggukkan kepalanya memiliki peranggapan seperti itu, “Berdoalah semoga kita akan mendapatkannya, dan kita harus mendapatkannya” balas Cora kepada Julio, dan hal itu kembali diberi anggukan sepakat oleh Julio, “Ok … kita bisa memulai tugas itu dari sekarang!” ucap Vea, dan karenanya mereka pun beranjak dari tempatnya dan Nathan kembali memasang topeng miliknya di sana sebelum akhirnya mereka semua pun membubarkan diri untuk menjalankan tugas mereka mmasing-masing. … Pagi itu Nathan memutuskan untuk kembali ke ruang laboratorium milik Deco, Nathan berjalan dengan santai menuju lapangan basket dan kemudian menghampiri pintu kayu yang ada di sana, tanpa merasa was-was, dengan santai ia masuk ke dalam ruang bawah tanah ketika tidak ada siapapun yang tengah berada di wilayah itu dan tidak lupa dirinya menutupi kembali pintu kayu tersebut agar setidaknya tidak ada orang yang penasaran dan masuk ke dalam ruangan itu. Dengan segera Nathan melepaskan topeng yang dikenakan oleh dirinya dan kemudian ia berjalan menuju lingkaran kuning yang kemaarin pernah ia pijaki dan ia pun tidak lupa menekan tombol merah tersebut, yang lagi-lagi melakukan semacam scaning kepada dirinya yang tengah berdiri di atas lingkarang kuning tersebut. “Give me your name, please” ucap Robert sang robot di sana, dan hal itu membuat Nathan pun berdehem sebentar dan kemudian berucap, “Deco Park , Deco Miles” jawabnya kepada microphone di sana dan hal itu lagi-lagi memberikan sebuah suara seperti bell yang ditekan, Tring … Dan kemudian pintu kaca kuat tersebut terbuka dan diiringi dengan suara Robert yang menyapa kembali dirinya, “Welcome back again, Mr.Miles” ucapnya kepada Nathan, dan hal itu membuat Nathan masuk ke dalam lab. “Sir … tolong untuk kenakan jas anda seperti biasanya, agar kita berdua bisa menjaga sterilnya ruangan” pinta Robert sang Robot, dan hal itu membuat Nathan menoleh menatap sebuah jas yang datang bersama dengan sebuah tihang berjalan, dan tentunya dijalankan oleh roda yang di gerakan oleh Robert. Melihat hal itu membuat Nathan merasa bahwa semua peralatan di sini sangatlah canggih, ia pun mengambil jas lab tersebut dan kemudian menggunakannya di sana. “Robert … apakah tidak ada yang datang kemari selain aku selama ini?” tanya Nathan kepada Robert sang robot, Saat ini nathan melangkah menelusuri setiap sudut ruang laboratorium milik Deco yang terlihat sangat rapih, sangat luas dan tentunya sangat bersih. “Ya, Tuan … tak ada yang datang selain anda dan juga Mr.Samuel” ucap Robert kepada Nathan yang kini menganggukkan kepalanya dan menganggap bahwa mungkin saja Samuel diajak sang Ayah untuk kemari dan diajari ini dan itu untuk mengajarinya dan menjadikannya sebagai seorang pengurus. “Eum … Robert, apakah Mr.Deco … ah! Maksudku … aku … apakah aku sering menulis sesuatu di sini?” tanya Nathan kepada Robert sang robot, dan hal itu membuat Robert pun menjawab, “Sir … biasanya anda menulis semua rumusan anda di meja pojok kanan sana … dan semua datanga dan di lemari yang sudah disusun rapi oleh diri anda sendiri di pojok kiri” jelas Robert menjawab pertanyaan Nathan. Hal itu membuat Nathan menoleh menatap meja di sudut kanan yang kala itu banyak sekali buku yang masih tertumpuk dengan rapi di atas mejanya, dan kemudian dirinya menolehkan pandangabn ke arah lemari data yang berada di pojok seberangnya, dan Nathan amat terkejut ketika mendapati banyak sekali file yang tersusun di dalamnya, sehingga Natahan memnggumam bahwa ini semua tidak semudah yang diucapkan oleh Vea pagi tadi. Nathan harus benar-benar mencari setidaknya sesuatu seperti sebuah rencana yang ditulis oleh Deco di antara ribuan file yang tertumpuk di sana.    “Ok … Nathan, You have to do this and find that!” gumam Nathan kepada dirinya sendiri sebelum akhirnya menganggukkan kepala dan berjalan menuju ke meja kerjanya yang berada di pojok ruangan samping kanan, Nathan pun mulai membaca satu buku yang tergeletak paling atas di antara yang lainnya. Lembar demi lembar Nathan memerhatikan itu semua dengan dirinya yang tidak dapat diganggu oleh siapapun di sana, karena pada dasarnya jika Nathan sudah melakukan sesuatu hal yang menurutnya harus ia dapatkan, ia akan terus terfokus ke dalamnya dan melupakan apapun yang ada di sekitar sana, sehingga beberapa waktu, laboratorium itu pun terasa sangat hening dna bahkan seperti tidak ada siapapun di sana, hanya ada suara pendingin suara yang aktif, serta suara lembaran kertas yang perlahan demi perlahan terdengar terbuka secara bergantian. … to be continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD