Keesokan harinya Arien menghadapi paginya dengan wajah masam, ia kedatangan tamu tak diundang dan juga menyebalkan.
Kedua orang tuanya tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya, mengejutkannya dengan suara gebrakan pintu yang luar biasa gaduh.
Arien ingin sekali marah, tetapi aksinya terhenti ketika sang ibu dengan cepat menyalakan televisi, lalu ayahnya juga melemparkan majalah serta koran pagi dengan jumlah yang lumayan banyak ke atas ranjang.
“Ada apa ini?” tanya Arien tak terima. Ia segera beranjak dari ranjangnya, berdiri dengan tatapan aneh.
“Seharusnya kami yang bertanya. Ada apa dengan pemberitaan hari ini? Bukankah kami sudah mengatakan untuk merahasiakan identitasmu?” Tuan Liu menatap putrinya dengan pandangan tak suka, ia terlihat marah dan tak terima dengan pemberitaan yang ada pada media cetak dan juga elektronik.
“Apa?” tanya Arien yang masih tak mengerti.
“Lihat berita hari ini, lalu kau bisa menghabiskan waktu dengan membaca semua berita yang ada di surat kabar dan juga majalah.”
Arien yang mendapatkan peringatan seperti itu segera memerhatikan berita yang kini sedang ada di televisi. Ia juga kaget dengan berita tentang dirinya, terbongkar semua ... benar-benar tanpa sisa.
Arien terpaku, ia tak tahu harus menanggapi berita itu seperti apa. Ia juga kaget dan tak tahu bagaimana semuanya bisa berakhir seperti saat ini.
“Bu-bukan aku yang melakukannya,” gumam Arien. Ia terduduk di atas ranjang, matanya menatap ke arah surat kabar dan juga majalah. Ada banyak sekali data dirinya dan juga foto yang tersebar luas, bahkan foto saat dirinya dan Perawat Shu bertemu di parkiran semalam juga ada.
“Sekarang banyak sekali lamaran yang ditujukan untukmu. Apa kau tahu akibatnya jika semua orang sampai tahu jika kau itu hanya kloningan, dan tubuhmu yang sebenarnya hanya wanita cacat? Kau ingin membuat keluarga kita malu?” Nyonya Liu menatap putrinya dengan tatapan penuh intimidasi.
Arien yang mendengar hal itu segera menggeleng, ia tidak bermaksud seperti itu, dan ia juga tahu jika dirinya hanya beban bagi keluarga Liu.
“Sekarang kau pikirkan bagaimana akibatnya, kau harus menolak semua lamaran itu, sekali pun ada seseorang yang berhasil menarik perhatianmu.” Tuan Liu menambahkan ucapan istrinya. Sejurus kemudian ia segera keluar dari kamar Arien, begitu pula dengan Nyonya Liu yang segera menyusul kepergian suaminya.
Arien yang hanya tinggal seorang diri tak bisa menahan rasa sakit. Ia merasa semuanya terjadi begitu cepat dan juga membuat hatinya sakit.
Wanita itu menghapus air matanya dengan kasar, ia menarik napas panjang dan berharap tak ada kejadian yang aneh setelah berita tentang putri dari keluarga Liu yang dirahasiakan tersebar luas.
“Arrrkkkk!!!” Arien berteriak, menghempaskan rasa frustrasinya. Kenapa ... kenapa harus ini yang terjadi. Hidupnya sudah sangat tenang, dan akhirnya ada juga batu yang terlempar dan membuatnya kacau.
Arien yang sedang meratapi nasibnya menatap ke arah ponsel yang bergetar di atas nakas, ia kemudian membuka salah satu chat dari orang yang tak dikenalnya.
Ada banyak sekali foto yang masuk, dan Arien segera membukanya karena merasa penasaran.
Brak ...
ponsel itu terjatuh dari tangan Arien yang bergetar. Ia bisa melihat tubuh aslinya kini terperangkap di dalam tabung kaca berisi air, dan sialnya ia tahu persis jika air itu pastinya cairan obat tidur yang akan membuatnya tak bisa kembali sadar pada tubuh itu.
Arien menjambak rambutnya, ia merasa nyaris gila di pagi yang cerah ini. Hidupnya hancur dalam satu hempasan.
Tetapi, Arien kembali mengingat tujuan hidupnya. Sekarang ini bukan saat yang tepat untuk meratapi semuanya, jika ia terjatuh dan hancur, maka itulah yang orang tersebut inginkan.
Arien menghapus air matanya, ia harus segera pergi bekerja dan melewati semuanya dengan biasa. Ia tak boleh terjatuh dan hancur hanya karena hal seperti ini, ia harus menghadapi semuanya, sampai orang yang melakukan hal kejam dan tak berguna itu diam karena kalah darinya.
Wanita itu segera menuju ke kamar mandi, membersihkan diri, lalu akan segera pergi ke rumah sakit.
Ia memang tak tahu akan terjadi hal seperti apa hari ini, tetapi semoga saja tidak terlalu buruk untuk dijalani.
...
Grezlie saat ini menyeringai. Serangan pertama sudah ia luncurkan, dan saat ini saatnya untuk menikmati efek hancur dari serangan itu. Ia ingin melihat bagaimana Arien mengatasi semua masalah yang ia kirimkan dalam satu hari, dan ia juga ingin melihat bagaimana wanita cantik itu mengatasi kepalanya yang nyaris pecah.
Senyuman Grezlie tentu saja membuat semua orang bungkam, mereka sedang tak berani untuk bertanya dan membuat pria tiga puluh tahun itu menjawab dengan suara berat dan tatapan mata yang begitu tajam.
Grezlie menghentikan tawanya, ia menatap para bawahannya yang kini hanya diam dan menonton kesenangannya dengan gratis. Pria itu kemudian melirik ke arah tabung kaca yang kini terisi cairan obat tidur, dan ada Arien yang mengenakan gaun putih polos di dalam sana.
“Dia cantik?” tanya Mac yang merasa sudah waktunya bicara. Pria itu sengaja menanyakan pendapat Grezlie, ia ingin melihat bagaimana wajah Grezlie ketika memuji penampilan fisik Arien.
“Tentu saja,” balas Grezlie dengan senyuman yang sangat sulit diartikan.
“Tuan, apa Anda akan bermain lama dengan wanita itu?” tanya salah satu bawahan Grezlie. Namanya Jack, ia berasal dari organisasi Nine Dragon. Orang yang selalu di tempatkan Zinan di samping Grezlie, dan bisa melaporkan segalanya mengenai Grezlie kepada Zinan.
Grezlie yang mendengar hal itu tak menjawab, ia malah meraih gelas berkaki panjang dan meneguk cairan wine yang ada di dalam sana.
Setelah selesai mengecap nikmatnya wine itu, Grezlie menjilati bibirnya. Masih terasa begitu nikmat, dan ia sangat menyukainya.
“Jack, aku akan berhenti jika bosan.” Grezlie sudah bosan dengan tatapan mata Jack segera mengeluarkan suara, ia tak bisa menentukan selama apa akan bermain, karena semua tergantung pada bosan atau tidaknya ia dengan permainan itu.
Mac dan Jack saling tatap, mereka tak bisa berkomentar apa-apa lagi, apa pun yang Grezlie lakukan mereka hanya punya hak untuk mengawasinya. Selama Grezlie tidak menyimpang dari jalan yang Zinan dan Cancri sepakati, maka semua akan berjalan sejalan dan sejalur dengan apa yang Grezlie inginkan.
Grezlie yang melihat kedua orang itu hanya diam merasa puas, ia kemudian berdiri dan membawa sebotol wine, dan berdiri di depan tabung kaca yang menjadi tempat penyimpanan tubuh Arien.
Di tuangkannya cairan wine di dalam botol ke atas lantai, tetapi matanya tetap terfokus pada wajah cantik nan anggun yang ada di hadapannya.
“Hari ini aku akan memberikan kehidupan yang sangat-sangat indah kepadamu.” Grezlie kemudian menjatuhkan botol yang ada di tangannya, botol itu tercerai-berai di atas lantai, suaranya juga cukup gaduh.
“Aku akan pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja,” ujar Grezlie. Ia kemudian melirik Mac dan juga Jack, beberapa bawahannya yang lain menunduk, terlihat takut dengannya.
“Kau ingin membuat kekacauan seperti apa lagi?” tanya Mac.
Grezlie menatap bingung, permainannya baru saja dimulai, dan belum ada kekacauan yang ia buat. Pria itu kemudian menatap Mac lebih jeli, menuntut penjelasan dari maksud pertanyaan Mac padanya.
Sedangkan Jack yang mengerti dengan maksud Mac segera mengusap wajahnya, ia tak tahu harus berkomentar seperti apa. Jika dihentikan maka Grezlie sudah pasti akan marah, dan jika itu terjadi maka akan ada hal buruk yang menanti mereka.
“Kekacauan seperti apa?” tanya Grezlie pada akhirnya. Pria itu penasaran dengan apa yang Mac sebut sebagai ‘kekacauan’ dan ia ingin mendengarnya saat ini juga.
“Pertama, kau menculik Arien Liu yang asli. Kedua, kau membuat media elektronik dan juga cetak mengekspos semua tentang Arien Liu. Ketiga, kau membayar banyak orang hanya untuk melamar Arien Liu dan membuat Arien merasa dirinya adalah pembuat masalah. Dan sekarang ... kau ingin mendatangi Arien Liu di rumah sakit.” Mac menjabarkan semua masalah yang sudah Grezlie berikan kepada Arien, dan sialnya semua masalah itu ia yang harus melaksanakannya agar berhasil
Jack yang mendengar hal itu merasa geli, ia tak menyangka jika Grezlie bisa semerepotkan itu jika masalah wanita. Dan ia juga merasa kasihan kepada Mac yang jelas-jelas harus menghadapi semuanya sendiri.
Grezlie tersenyum lebar, memasang wajah tak bersalah dan membuat Mac kesal sendiri. Ia juga merasa benar-benar senang karena pria itu membeberkan semuanya dan ia akan mencatatnya secara permanen di dalam otak.
Sedangkan Mac yang melihat bagaimana tanggapan pria itu langsung membuang muka, ia sudah tak ingin menanyakan segala sesuatu dan memilih diam untuk ketenangan hati dan pikirannya sendiri.
Baiklah ... tak ada gunanya mereka memperdebatkan tentang hal yang pasti tak pasti ke depannya akan menjadi seperti apa.
“Aku akan pergi sendirian, kalian hanya perlu memerhatikan mansion ini. Apa kalian mengerti?” tanya Grezlie.
“Terserah padamu,” jawab Mac dan Jack secara bersamaan. Mereka bosan, dan mereka tak ingin memperpanjang masalah yang ada.
Grezlie yang mendengar hal itu segera melangkah keluar ruangan. “Mac ingat ... kau punya tugas menyembunyikan tabung kaca itu ke Macau.”
Mac sama sekali tak menyahut, ia malah membuang muka karena kesal dengan hal itu.
Menyembunyikan tubuh Arien bukan sesuatu yang sulit, hanya saja ia masih terlalu kesal karena sejak semalam Grezlie begitu banyak meminta sesuatu darinya.
Grezlie yang kini sudah berada di luar ruangan merasa senang, ia kemudian memilih untuk bergegas bertandang ke rumah sakit tempat Arien bekerja.
Sepertinya ... menyamar sebagai salah satu pasien di rumah sakit itu adalah sesuatu yang menarik untuk sekarang ini.