BAB 6 _ARIEN_

1150 Words
Malam tiba dengan cepat, dan Mac juga sudah keluar dari kamar milik Grezlie. Pria itu memutuskan untuk pergi beristirahat di kamarnya, ia juga memerlukan air segar untuk menyegarkan tubuhnya. Mac hanya bisa menyimpan rasa kesalnya saat Grezlie mengatakan jika tugasnya besok adalah mengantarkan tubuh wanita buta itu ke Macau, menyembunyikan wanita itu hingga Grezlie puas bermain-main dengan kloningan milik Arien. Sejenak ia mendesah lelah, tetapi semuanya tak akan berubah. Mac hanya berharap Grezlie segera mengakhiri permainannya, dan markas pusat Golden Snake akan merasa sangat puas dengan pekerjaan pria itu. Sementara Mac pergi untuk beristirahat, saat ini Grezlie sedang duduk dengan tenang. Ia menatap sosok Arien yang sedang terlelap. Ia sudah menyuntikkan obat tidur agar wanita itu tidak terbangun. Grezlie kemudian berdiri, ia menatap Arien lebih dekat, mengulurkan tangannya guna mengelus bagian pipi Arien. Wanita itu seperti sebutir mutiara dari palung lautan yang paling dalam, selama dua puluh lima tahun mutiara itu tersembunyi pada cangkang kerang. “Nasib yang benar-benar malang,” komentar Grezlie. Ia segera menyudahi aksinya, lalu membuka baju hitam yang sejak tadi menutupi tubuhnya. Di lemparkannya baju itu ke dalam keranjang baju kotor, lalu ia segera naik ke atas ranjang untuk tidur. Grezlie berbaring di samping Arien, ia kemudian menatap Arien lagi dan memerhatikan detail wajah lembut dan juga anggun itu. Arien benar-benar terlihat seperti boneka hidup. Kulitnya begitu halus, tubuhnya juga menguarkan aroma yang menenangkan. Rambut wanita itu berwarna agak pirang, bibir merah muda yang tipis dan sedikit berisi. Grezlie mengamati bulu mata lentik Arien, ia kemudian memiringkan tubuhnya dan menatap Arien terus menerus. “Cantik,” ujar Grezlie sambil menarik wanita itu ke dalam dekapannya. Ia juga pria, ia menyukai wanita cantik, dan sejujurnya Arien benar-benar menarik baginya. Wanita itu mungkin cacat, tetapi jika ada wanita sempurna, dan tidak secantik Arien itu juga sangat membosankan. Ketika Grezlie memeluk tubuh itu, ia menyeringai. Tubuh yang begitu pas untuk di peluk, dan juga menggairahkan. Pria itu kemudian menciumi bagian leher Arien, ia menghirup harumnya aroma mawar yang melekat pada tubuh wanita itu. “Kau benar-benar berbahaya, aku harus menyingkirkanmu dengan cepat.” Grezlie kemudian melepas pelukannya, ia segera beranjak dari ranjang. Diraihnya rokok yang ada pada nakas, lalu ia membakar rokok itu, dan menarik panjang asap hasil pembakaran rokok di bibirnya. Grezlie kembali duduk, meraih ponselnya, dan menghubungi seseorang. Ia harus menyelesaikan semua urusannya dan menikmati masa tenang. “Ada apa?” tanya seseorang di seberang sana. “Mac, aku ingin kau menyebarkan foto Arien Liu ke publik. Pilihlah foto yang paling cantik dan menarik. Katakan kepada seluruh dunia jika ia adalah putri dari pemimpin keluarga Liu.” Grezlie menyeringai. “Hmm ... lalu apa lagi?” “Bayar banyak orang untuk mengganggu hidupnya. Aku ingin melihat bagaimana cara wanita itu mengatasi masalah.” Grezlie tersenyum bahagia, ia merasa lebih hidup saat ini. “Kau membuang uang hanya untuk hal seperti ini? Hei ... Tuan Muda, jangan sampai kau menggelapkan dana milik Golden Snake. Tuan Besar tak akan membiarkanmu hidup jika menyentuh uangnya.” Mac menyuarakan itu cepat, ia sudah sangat tahu jika pemimpin Golden Snake bukanlah orang yang bisa menerima laporan keuangan merosot walau beberapa perak. Grezlie yang mendengar hal itu memutar bola matanya kesal. “Jika kau masih waras, jangan sampai membuatnya rugi. Aku tak bisa membayangkan betapa marahnya ia jika tahu hal itu,” ujar Mac dari dalam telepon. Grezlie yang mendengar keluhan Mac hanya diam. “Apa kau mengerti, bocah?” “Ya, aku mengerti, Kakek.” Grezlie kemudian menatap lilin yang ada di sudut ruangan, ia kemudian berpikir sejenak. Hanya beberapa detik, lalu Grezlie mengembuskan napasnya. “Lakukan tugasmu. Aku ingin malam ini semuanya selesai.” ... Arien Liu kini ada di rumah sakit, ia tertunduk lemah sejak tadi dan merasa dirinya nyaris gila. Sudah beberapa kali ia mencoba untuk tidur, tetapi sialnya itu tak bisa. Ia ingin bangun di tubuh aslinya, mencari tahu sekejap saja tentang apa yang terjadi kepada dirinya. Tetapi ... ahhh ... sangat sial baginya karena cara itu tidaklah berhasil. Banyak sekali masalah yang terjadi hari ini, dan jujur saja Arien merasa semuanya benar-benar menyebalkan. Bagaimana ia bisa hidup dengan baik jika begini? Pelayan kepercayaannya meninggal, kedua orang tuanya tak pernah menerima dia apa adanya, dan sekarang tubuh aslinya entah masih hidup atau sudah mati, apalagi keberadaan tubuh itu ... Arien benar-benar tak tahu. Tok ... Tok ... Tok ... Ketukan pintu itu membuat Arien kaget, ia kemudian menatap ke arah sumber suara dan melihat seorang perawat sedang berdiri di ambang pintu. “Dokter Liu, apa saya boleh masuk?” tanya perawat itu dengan sangat sopan. Arien mengangguk, tetapi ia tidak tersenyum sama sekali. Ia tahu melakukan hal seperti itu salah, tapi ia juga tak ingin menjadi orang bodoh yang membohongi diri sendiri jika sedang dalam keadaan yang kurang mengenakkan. “Perawat Shu, ada apa?” tanya Arien. Perawat itu kemudian memberikan beberapa laporan kepada Arien, ia tersenyum dan menunggu reaksi dari wanita cantik itu. Arien segera mengamati laporan yang ada di atas meja kerjanya, ia meraih salah satu laporan dan membacanya dengan teliti. Setelah satu menit berlalu, Arien langsung meletakkan laporan itu dengan kasar. “Jadi ... semua pasien diambil alih oleh Dokter Alex?” Perawat Shu mengangguk. “Mereka semua langsung diizinkan untuk pulang dan menjalani rawat jalan. Anda sendiri juga tahu jika dokter Alex mendapat julukan ....” Arien menatap jeli, menunggu lontaran kalimat yang akan segera dilontarkan oleh sang perawat. Ia tahu jika dokter Alex hebat, tetapi untuk semua pasien dengan penyakit separah itu ... rasanya sangatlah mustahil. Harus ada serangkaian operasi dan juga prosedur yang dilalui. Melakukan operasi juga bukan hal yang mudah dan bisa dilakukan dengan keputusan dan pengamatan pasien dalam dua atau juga tiga hari. Operasi memerlukan jadwal, lalu fisik dan kondisi pasien yang juga mendukung. Tetapi ini ... laporan semua pasien itu begitu parah. Mereka belum memenuhi syarat, dan belum siap untuk menjalani prosedur untuk melakukan operasi. “Dokter Liu, apa Anda juga memikirkan apa yang saya pikirkan?” tanya Perawat Shu. Arien menatap. “Ingin keluar bersamaku? Sebaiknya kita membicarakan hal ini di tempat lain.” Perawat Shu menatap jam pada tangannya. “Kebetulan sekali, saya akan bebas tugas lima belas menit lagi.” Arien yang mendengar hal itu mengangguk, ia juga sudah tak mengambil jadwal untuk menjadi dokter jaga malam ini. Setelah kejadian siang tadi pikirannya benar-benar kacau, dan ia tak ingin melaksanakan pekerjaannya dengan keadaan seperti itu. Perawat Shu kemudian pergi, dan Arien juga segera mengemas semua laporan yang perawat itu berikan padanya. Sekarang ... yaaa ... sekarang ia punya banyak hal untuk di selidiki, dan ia juga akan membuktikan jika ada yang aneh dengan dokter Alex. Arien segera meraih pakaian yang ia letakkan di dalam lemari kecil miliknya, ia kemudian menutup pintu ruangannya yang sejak tadi terbuka. Wanita itu mengganti pakaiannya dengan cepat, karena setelah ini ia akan segera memikirkan banyak hal yang terjadi di sekitarnya dalam satu hari ini. Tugasnya ... menyelidiki keanehan kedua orang tuanya. Menyelidiki tentang Dokter Alex dan mengungkap fakta yang bagi orang adalah sebuah berkah dari dewa. Lalu ia juga akan mencari keberadaan tubuhnya yang asli. Hah ... sepertinya semua itu tak akan berakhir dengan mudah, karena semua permasalahan yang ada di sekitarnya terasa begitu aneh dan juga parah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD