Kamu Tega, Suamiku

1094 Words
Saat itu Rendra dan Laura terjadi kecelakaan mobil. Rendra membelokkan setirnya ke arah samping dan menabrak pembatas jalan. Kecelakaaan ini terjadi karena ada mobil yang melintas di depannya dan Rendra tidak fokus karena menerima panggilan telpon dari Papanya. "Rendra, kamu bagunlah! Apa kamu baik-baik saja." Rendra kepalanya berdarah dan Laura juga tapi Rendra pingsan, Laura tidak pingsan tapi dia ketakutan. Semua orang yang melihat kecelakaaam itu langsung menolong Rendra, Laura dan orang yang mobilnya mereka akan tabrak. Laura pingsan saat dilarikan ke rumah sakit. Lalu, orang yang mobilnya akan menabrak mobil Rendra dia menabrak pohon yang arahnya berlawan dengan pembatas jalan yang Rendra tabrak. Kejadian ini begitu cepat dan Rendra juga Laura sudah di antarkan warga dan beberpa orang yang ada di tempat kejadian kecelakaan itu terjadi. Rendra dan Laura selamat tetapi masih belum sadarkan diri. "Anak saya bagaimana, Donter?" Papa Rendra dikabari rumah sakit kalau putra kesayangannya itu telah berada di rumah sakit. "Anak anda selamat dan dia akan menjalani rawat inap guna untuk mengetahu keadaan kesehatannya. Kita juga akan melakukan CT-Scan dan pemeriksaan badan menyeluruh juga wanita yang ada di dalam mobil Rendra." "Syujurlah! Dia selamat, maaf Dokter! Siapa wanita yang bersama dengan putra Saya?" "Anda bisa melihatnya sendiri dan pasien itu bernama Laura Septian dari kartu identitas penduduknya." "Dia menantuku! Istri dari anakku Brian. Apakah dia menjaga istri Kakaknya karena kakaknya meeting di luar kota?" "Anda bisa bertanya sendiri, Saya pamit undur diria." Dokter pergi dari rumah sakit itu. Papa Rendra menelpon anaknu Brian dan dia memeberi tahukan tentang kejadian ini. Papa Rendra menyuruh Brian anak pertamanya pulang karena istrinya Laura dan Rendra kecelakaan. Papanya menyalahkan Brian karena dia menyuruh Rendra menjaga menantunya sehingga kecelakaan terjadi. "Kamu pulanglah! Rendra dan Laur istri kamu kecelaakaan." "Apa? Rendra kecelakaan? Laura juga? Papa, itu salah Rendra yang tidak baik menjaga istiku. Aku minta tolong ke dia untuk menjaga istriku karena aku seminggu di luar kota, Pa." "Hei kamu anak kurang ajar! Dari awal menikah kamu selalu tidak peduli dengan istri kamu. Dia itu mantan model yang sukses tapi kamu tega dama dia. Aku tahu kamu tidak cinta ke dia kamu belum bisa move on dari kakaknya dan kamu meeting membawa kakak kembar Laura yang murahan itu." "Papa marag padaku? Aku kesini bersama Lussy karena dia akan menjadi asisten pribadiku pengganti asisten pribadiku yang sebulanagi rsisgn, Papa." "Jangan banyak alasan kamu, Brian. Kamu itu juga sering bermain wanita seperti Papa waktu mudah dulu. Kalau kamu tidak pulang! Papa akan bunuh kamu, awas saja kalau Rendra meninggal." "Papa selalu pilih kasih, aku akan pulang." Brian marah dan dia menutup ponselnya dan dia melempara ponselnya ke dinding lalu ponselnua pecah. Lussy melihat semua kejadian itu, Lussy memeluk Brian agar dia meredahkan emosinya. Rendra marah karena Papanya semenjak Brian pulang dari Amerika dia selalu menjadi kesayangan Papanya. Rendra memang lebih pandai daripada Brian. Meskipun Rendra lebih mudah dan berbeda umur 7 tahun dengan Brian, dia sangat cekatan di umrunya yang menginjak 22 tahun. "Tenanglah! Jangan marang, Sayang. Aku akan membantu kamu agar kamu tidak kena marah Papa kamu." "Kamu bisa apa, Lussy? Papa sudah berani mengancam aku dan akan membunuhku. Jika Rendra kenapa-kenapa." "Kamu tenang dulu, kamu itu anak pertama Papa kamu. Dia tidak akan membunuh kamu." "Lussy, kamu tidak tahu Mama Rendra yang meninggal itu istri kedua Papaku yang di cintainya sampai Papa sakit 1 tahun. Pelakor itu meninggal 3 tahun yang lalu membuat Mamaku di musuhi Papaku karena istri bulenya itu meninggal." "Kita cari solulusi baik-baik. Kamu jangan cemburu dan tersulut emosi seperti ini." Brian mencob menuruti saran Lussy dan dia berhenti marah. Mereka hari itu juga memutuskan kembali ke Jakarta dan meeting di kota itu diberikan ke Sekertaris Brian yang akan menggantikannya selama seminggu. Dua jam lebih 30 menit Brian dan Lussy sudah sampai di depan halaman rumah sakit. Mereka masuk dan langsung menuju ruangan rawag Lura dan Rendra yang di sebutkan oleh Papanya. Saat mereka memasuki ruang rawat Laura, Laura dan Rendra sudah sadar dengan kepala di perban. "Adikku, apa kamu baik-baik saja? Kamu adik iparku Rendra juga sudah sadar? Kenapa kalian di rawat satu ruangan?" "Laura istriku, apa kamu baik-baik saja?" "Aku baik-baik saja, kenapa kalian datang berdua? Apakah cinta kalian masih bersemi? Tega sekali kamu, Brian." "Kamu jangan berpikiran buruk, Laura. Aku datanh dengan dia karena Lussy akan menjadi asisten pribadiku menggantikan asisten lamaku yang akan resign kerja akhir bulan ini." "Terserah kamu, Brian. Aku mau tidur kepalaku pusing dan jangan ganggu aku." Brian mendekati Rendra dan dia khawaitir Rendra cedera kepalanya dan badannya karena dia takut dimarahi Papanya. "Adikku, apa kamu baik-baik saja? Maafkan Kakak ya? Menguruh kamu menjaga kakak iparmh yang ceroboh ini." "Bukan kakak ipar yang ceroboh tapi aku yang menelpon Papa saat menyetir, makanya aku dan kakak ipar keclakaan." "Sudahlah! Brian, kamu pulang saja dan jangan salahkan istri kamu dan Rendra. Kamu sendiri tidak peduli dengan Laura isrri kamu. Pergi kalian! Biarkan Papa dan perawat saja yang menjaga Laura juga Rendra." "Akua akan pergi karena Papa mengusirku." Brian marah dan dia menarik tangan Lussy dan ke luar dari ruangan rawat Laura dan Rendra. Mereka pulang ke rumah mereka. Malam hati telah tiba, Brian menjeguk Laura dengan membawakan parcel buah. Laura menangis saat itu. Rendra sudah tidur dia tidak mendengarnya. Suar tangisannya di dengar oleh Brian. "Suamiku, kenapa kamu tega? Apa benar kamu bermain di belakangku? Sakit rasanya kenapa aku mau menggantikan Kakak kembarku saat itu?" "Laura, apakah kamu mencintai aku?" Brian datang dan memeluknya dari belakang. "Kamu salah dengar! Aku tidak cinta kamu. Tolong aku minta kamu menceraikan aku. Aku tidak mau di madu dengan Lussy!" "Aku akan menceraikan kamu jika kamu dalam 5 tahun tidak bisa hamil. Aku yakin kamu lebih setia daripada Lussy, Kakak kembar kamu itu wanita murahan." "Kamu tega padaku, saat ini aku bukan model tetapi kamu menyukai Kakakku karena diaebih model daripada aku. Aku berhenti menjadi model dan berhenti menjadi karyawan kamu karena aku ingin menjadi istri yang baik untuk kamu. Balasannya kamu selalu dingin dan aku tahu kita tidak pernah bermalam pengantin." "Kenapa kamu berkata seperti itu padaku?" "Kamu tidak sadar kamu selingkuh? Aku tidak punya bukti pasti kamu selingkuh dengan Kak Lussy." Saat itu suara pintu kamar Laura dibuka. Lussy datang membawa makanan untuk Laura. Dia menghampiri Laura dan Brian yang sedang bicara berduaan. "Laura, aku membawakan makanan kesukaan kamu adikku." "Sekarang begini suamiku, kamu pilih Kakak kembarku atau aku yang ada di rumah kamu? Aku tanya kamu, jika kamu mengizinkan Kak Lussy tinggal di rumah kita aku akan pergi. Lagi pula aku hanya pengantin pengganti, apa jawabanmu?" "Apa yang kamu tanyakan, Laura?" Brian kaget dengan pertayaan Laura dan Lussy juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD