"Selidiki latar belakang Ratu Penelope!" Elcander memberi perintah pada sosok pria cantik bersurai hitam di sebelahnya.
"Baik, Yang Mulia." Pria itu menundukan kepalanya lalu segera pergi. Menghilang dalam kegelapan malam meninggalkan Elcander sendirian di dalam ruang pemerintahan.
Tak banyak orang mengetahui bahwa Elcander memiliki bayangan. Dia adalah Rayyan, pria yang belasan tahun lalu ia selamatkan dari kematian. Pria yang sejak kecil disiksa oleh paman dan bibinya yang memperlakukannya seperti binatang.
Seperti Elcander, Rayyan adalah ahli beladiri. Ia berada di bawah Elcander namun berada di atas Arega. Jika Elcander pergi maka Rayyan juga akan pergi. Bersembunyi di tempat yang tak terlihat namun tetap mengawasi sekitar Elcander.
Di bawah Rayyan terdapat 20 orang terlatih lain. Di beri nama pasukan naga, pasukan penjaga Elcander.
Rayyan adalah orang yang akan Elcander andalkan jika terjadi pemberontakan yang tak bisa di atasi oleh para jenderalnya. Dan juga, Rayyan adalah orang yang paling Elcander percayai di dunia ini. Pada Arega ia tak bisa meletakan tugas-tugas pribadi namun pada Rayyan, ia bisa memberikan pria itu tugas mengenai kehidupan pribadinya.
Hidup Rayyan milik Elcander. Begitu yang Rayyan katakan setelah ia bebas dari bayang kematian belasan tahun lalu. Dengan pelatihan keras dibawah guru yang sama dengan Elcander, Rayyan menguasai banyak teknik beladiri. Ia mahir dengan berbagai senjata. Serta memiliki pemikiran yang tajam.
Elcander tak pernah melihat Rayyan sebagai sampah, karena sejak awal ia sudah melihat Rayyan berpotensi dibidang militer. Meski tak memiliki jabatan apapun dipemerintahan kerajaan, Rayyan memegang banyak peran penting. Meski tak diketahui orang bagaimana ia bekerja tapi hasil dari pekerjaannya selalu memuaskan Elcander.
Rayyan adalah seseorang yang berada dalam dunia hitam. Ia bisa menjadi pembunuh bayaran untuk Elcander. Bisa menjadi mata-mata dan juga bisa menjadi pria penggoda untuk mendapatkan informasi yang dia butuhkan.
Alasan kenapa Elcander memerintahkan Rayyan untuk menyelidiki latar belakang Ratu Penelope adalah karena ia berpikir mungkin saja wanita itu memiliki kembaran. Elcander berpikir seperti itu karena kemiripan wajah wanita yang saat ini menjadi ratunya, tak mungkin bisa sangat mirip jika tak ada hubungan darah. Hanya ada satu perbedaan yang bisa ia lihat dari tubuh Penelope asli dan palsu, tahi lalat. Seseorang bisa menambah tahi lalat tapi tak bisa menghilangkan tahi lalat.
Selama beberapa jam ia berpikir, ada kemungkinan Penelope asli telah tewas di perjalanan menuju ke makam ibunya lalu digantikan oleh Penelope palsu yang menjadi ratu saat ini. Elcander mendengar sendiri ibu suri dan selir Elyse menyusun kematian untuk Ratu Penelope.
Beberapa waktu lalu, ketika Penelope kembali, ia pikir bahwa wanita itu beruntung karena lolos dari maut. Namun saat ini, ia yang tahu bahwa Penelope tak mahir sama sekali dalam beladiri tak akan bisa selamat dari 50 prajurit yang mengantar Penelope pergi.
Kedua tangan Elcander mengepal. Berani sekali seorang wanita bermain-main dengannya dan kerajaannya.
Ia tak akan mengampuni siapapun yang menipunya. Sebenarnya ia bisa mengetahui dengan mudah apakah Ratu Penelope memiliki kembaran atau tidak. Asley, pelayan setia Penelope itu pasti mengetahui sesuatu. Serta wanita itu juga pergi bersama dengan Ratu Penelope ke makam ibunya.
Namun Elcander tak akan menculik Asley. Ia akan membiarkan sandiwara dua orang itu untuk sementara waktu sampai ia mendapatkan kabar dari Rayyan.
Dari gerakan tajam dan terarah percobaan pembunuhan malam kemarin, Elcander tahu bahwa Penelope palsu begitu menginginkan nyawanya. Dari tatapan yang tenang bisa ia artikan bahwa wanita itu bisa menyimpan kemarahan dengan baik. Bahkan tadi pagi, tatapan itu tak berubah sama sekali. Tak ada kilat takut atau was-was, seperti seorang yang begitu terlatih.
Semakin Elcander mengingat kejadian semalam, ia semakin marah.
Gelap malam berganti terang, matahari mulai menampakan dirinya malu-malu.
Pagi-pagi sekali Arega mengunjungi Elcander. Nampaknya ada hal penting yang harus ia sampaikan.
"Yang Mulia, Kerajaan Asgaf mengirimkan Pangeran Archezo ke kerajaan kita untuk melakukan kunjungan." Terdapat nada cemas di dalam kata-kata Arega. Bukan tanpa alasan Arega merasa cemas karena pemimpin Asgaf saat ini dikenal dengan sebutan licik dan keji. Desas-desus mengatakan Asgaf sedang mencari cara untuk membuat masalah dengan Apollyon dan ingin menguasai kerajaan itu.
"Kalau begitu persiapkan penyambutan untuk Pangeran Archezo dengan baik. Kita tidak boleh mengecewakan tamu yang datang berkunjung." Elcander menanggapi seperti tak ada masalah.
"Elcander. Kau tidak curiga kenapa Raja Xedes mengirim keponakannya ke Apollyon lebih cepat dari waktu yang ditentukan?" Kedatangan utusan dari Xedes memang selalu membuat Arega merasa curiga. 10 tahun lalu Raja Xedes datang berkunjung ke Apollyon dan meminta sesuatu yang memberatkan bagi raja. Ia meminta adik bungsu raja, satu-satunya bunga yang ada di antara pangeran Apollyon. Untuk menjaga perdamaian, Apollyon harus merelakan sang putri.
Di benua West ada 4 kerajaan besar yang memiliki perjanjian perdamaian. Kerajaan Apollyon, Kerajaan Argaf, Kerajaan Nyne dan Kerajaan Estyc membuat sebuah perjanjian yang disepakati keempat kerajaan itu 20 tahun lalu. Isi dari perjanjian itu adalah untuk tidak saling mengganggu wilayah masing-masing. Melakukan beberapa kerjasama yang masih terjalin sampai detik ini.
Untuk mempererat hubungan di antara empat kerajaan itu. Masing-masing kerajaan memiliki cara sendiri untuk menjaga hubungan. Entah dengan meletakan seorang pangeran di kerajaan lain atau melalui pernikahan.
Apollyon sendiri sudah menikahkan 3 putri kerajaan mereka ke masing-masing kerajaan. Satu menjadi Ratu Nyne, satu menjadi selir seorang pangeran Kerajaan Estic dan satu menjadi selir raja di Kerajaan Asgaf. Sementara di Apollyon sendiri ada satu putri dari kerajaan Estic yang menjadi istri Pangeran Pertama. Wanita itu adalah adik bungsu dari raja Estic saat ini.
Akhir-akhir ini isu tentang dua di antara empat kerajaan sedang melakukan persekutuan rahasia telah terendus oleh Elcander. Namun Elcander belum mengambil tindakan karena tak ingin memulai perseteruan.
"Aku mengerti kecemasanmu, Paman. Untuk saat ini kita persiapkan saja sambutan untuk Pangeran Archezo. Hindari masalah sebisa mungkin, tapi jika tidak bisa maka kita akan menghadapi Asgaf. Persetan dengan perjanjian perdamaian." Elcander tak pernah mengenal kata takut, namun ia tetap akan mengusahakan perdamaian. Dan tak ingin merusak perjanjian yang sudah dibuat oleh ayahnya dengan ketiga kerajaan.
Tetapi jika memang perang tak bisa dihindarkan lagi, maka ia akan menyambut dengan baik. Sampai detik ini Apollyon adalah pemilik prajurit terbaik dan terbanyak.
Mendengar kata-kata Elcander membuat Arega terdiam. Bukan perang yang ia takutkan tapi kondisi adik perempuannya, Putri Axely. Sampai detik ini Axely adalah satu-satunya wanita yang Arega cintai. Terdengar aneh memang, kakak mencintai adiknya sendiri namun sejujurnya itu bukan suatu kesalahan karena Axely bukanlah saudara satu ibu ataupun satu ayah Arega. Axely adalah anak angkat ayah Arega.
Di kerajaan Apollyon. Axely begitu disayangi meski bukan berdarah Apollyon. Wanita itu memiliki paras lembut, riang dan anggun. Bisa dikatakan bahwa Axelly adalah gadis nomor satu di Apollyon.
Katakanlah Arega adalah pengecut yang tak bisa mengutarakan cintanya. Bahkan sampai Axelly dibawa oleh Raja Xedes ia tetap memendam apa yang ia rasakan.
"Baiklah." Arega menuruti perintah Elcander.
"Ah, Paman. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Masuklah ke bak mandi. Kita bicara sambil mandi bersama."
Arega melepaskan pakaiannya lalu masuk ke dalam bak pemandian. Mandi bersama seperti ini bukan pertama kalinya bagi Arega dan Elcander. Paman dan keponakan ini lebih dekat dari saudara.
"Usia paman sudah 30 tahun. Tidakkah Paman ingin menikah?"
Arega tertawa kecil, ternyata ini yang ingin dibicarakan oleh keponakannya.
"Kau memiliki seseorang untukku?"
"Ada banyak perempuan yang sedang diseleksi, mungkin salah satu dari mereka cocok untukmu."
"Aku akan melihat nanti. Jika memang ada yang cocok, aku akan menjadikannya istriku."
Elcander menatap pamannya tanpa minat. Jawaban ini sama persis dengan jawaban 6 bulan lalu.
"Sebenarnya wanita seperti apa yang kau cari, Paman? Atau jangan-jangan kau menyukai pria?"
Arega lantas menyipratkan air ke wajah Elcander, "Pamanmu ini masih normal." Ia tak terima.
Elcander mengusap wajahnya yang basah, "Lalu?"
"Hanya belum ada yang pas."
"Kau tidak ingin memiliki anak? Keponakanmu sudah menikah semua Paman. Dan mereka semua sudah memiliki anak." Elcander tak mengerti kenapa pamannya masih belum ingin menikah. Padahal mencari gadis cantik di Apollyon bukanlah hal sulit.
Arega memikirkan kata-kata Elcander. Tentu saja ia ingin punya anak. Tapi, bagaimana bisa ia punya anak jika ia tak menginginkan wanita manapun selain Axely. Mungkin ada wanita yang bisa membuatnya terpesona, Penelope. Namun wanita itu juga tak mungkin ia jadikan istri karena Penelope adalah istri keponakannya.
"Terimakasih karena memperhatikan kehidupan pribadiku, Elcander. Jika waktunya sudah tiba, Paman pasti akan menikah." Arega memberikan senyuman kecil.
Elcander mendengus, pada akhirnya sang paman tetap belum ingin menikah.
Di tempat lain, saat ini Penelope tengah mendatangi paviliun Cherry. Ia baru saja mendengar kabar bahwa penyakit ibu suri semakin bertambah.
Seorang tabib tengah duduk, memeriksa luka di kaki ibu suri yang bernanah dan membusuk. Tabib mengerutkan keningnya, penyakit apa sebenarnya yang diderita oleh ibu suri. Obat apapun yang ia berikan tak ada yang bisa menyembuhkan. Membuatnya kebingungan sendiri padahal ia adalah tabib terhebat di Apollyon.
Mata Penelope menatap mata ibu suri yang saat ini terperangkap oleh matanya. Sekilas senyuman licik terlihat di wajah Penelope, membuat ibu suri yakin jika penyakit di kakinya adalah ulah Penelope.
Bau amis menyebar di ruangan itu. Hanya orang-orang yang kuat akan bau itu yang bisa bertahan dalam ruangan itu tanpa merasakan mual atau muntah. Bahkan para pelayan ibu suri tidak ada yang tahan masuk ke dalam ruangan itu. Penelope telah sukses membuat ibu suri merasa dikucilkan, mendapatkan penghinaan dan dipandang jijik.
Beberapa saat kemudian selir Elyse, para pangeran dan Elcander datang ke ruangan itu. Hal pertama yang mereka cium adalah bau busuk menyengat.
Bau seperti ini sudah biasa dicium oleh Elcander maupun pangeran lainnya. Di peperangan mereka sering menemui bangkai manusia yang baunya lebih menyengat lagi. Sementara Elyse, ia segera menutup hidungnya.
"Apa yang terjadi pada Ibu Suri, tabib?" Elcander bertanya pada tabib yang sudah selesai memeriksa ibu suri. Tabib itu menatap Elcander cemas.
"Penyakit yang Ibu Suri derita adalah penyakit langka. Saya sudah memberikan berbagai obat namun lukanya bukannya sembuh namun semakin membesar."
Elcander memandang luka bernanah pada kaki ibu suri yang sudah merambat naik ke dengkul.
"Lalu apa tindakan yang bisa diambil?"
"Kaki Ibu Suri harus dipotong."
Mendengar kata-kata tabib, semua orang membelalakan mata mereka termasuk ibu suri.
"Lancang!" Selir Elyse menatap tabib tajam. "Kau sudah bosan hidup, Tabib!"
"Selir Elyse, kau sepertinya memiliki cara lain. Bisa kau beritahu kami?" Penelope menemukan satu cara untuk mempermalukan Elyse.
Tatapan semua orang beralih ke Elyse. Sementara tatapan Elyse tertuju pada Penelope. Menatap seolah ingin menenggelamkan Penelope ke lautan terdalam.
"Untuk apa ada tabib jika harus aku yang memikirkan caranya!" Elyse membalas sinis.
"Kalau begitu lebih baik kau tutup mulutmu. Tabib lebih mengetahui apa yang harus ia lakukan. Jangan hanya bicara tanpa bisa memberikan solusi!"
Telak, selir Elyse dipermalukan secara langsung oleh Penelope di depan banyak orang. Kedua tangan Elyse mengepal, ia ingin sekali membunuh Penelope saat ini juga.
"Lakukan apapun yang bisa menghentikan penyebaran lukanya, Tabib." Elcander tak membela Elyse, perkataan Penelope memang benar. Serahkan saja semua pada tabib karena tabib yang lebih ahli dalam menangani penyakit.
Seringaian licik terlihat diwajah Penelope tanpa disadari oleh orang lain. Ibu suri akan kehilangan kakinya. Setelah membuat ibu suri lumpuh total kini ia membuat ibu suri semakin tak sempurna.
Asley yang melihat ini, semakin mengenal baik majikannya. Jika selama ini yang ia tahu Elcander adalah orang terkejam maka kali ini ada yang lebih kejam dari Elcander. Menyinggung raja maka kau akan dapatkan kematian sementara menyinggung ratu maka hidup akan lebih menyakitkan dari kematian.
Keputusan sudah dibuat. Tabib akan memotong kaki ibu suri besok pagi. Semua orang kini sudah pergi kecuali Penelope.
Senyuman keji kini terlihat jelas di wajah Penelope. Wanita itu menatap sinis ibu suri yang sedang merasa hancur.
"Besok kau akan kehilangan kakimu. Namun jangan berpikir semua akan berhenti di sana. Aku akan membuatmu kehilangan kedua kaki dan kedua tangan yang kau gunakan untuk membunuh saudari kembarku." Kekejaman Penelope bukanlah sesuatu yang harus orang lain uji. Wanita tak punya hati ini tak akan peduli pada rasa sakit orang lain. Terlebih ia tak akan mengampuni meski musuhnya berlutut dikakinya dengan air mata darah.
Bulu tangan Asley berdiri ketika mendengar kata-kata Penelope. Hidup ibu suri telah benar-benar tamat di tangan majikannya.