"Yuki!!" Yuda tersentak bangun, seluruh tubuhnya banjir keringat. Begitupun wajahnya. "Astaghfirullah hal adzim, kenapa aku bisa memimpikan non Yuki, hhhhh tapi syukurlah itu hanya mimpi." Yuda mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Ditengoknya jam di dinding, pukul 02.47 dini hari. Ditatapnya Ajeng yang terlelap di sampingnya. Perlahan, Yuda beringsut turun dari atas ranjang, ia tidak ingin membuat Ajeng terbangun. Yuda ke luar dari kamar, ia masuk ke dalam kamar mandi. Diambilnya air wudhu, ia ingin mencurahkan keresahan hatinya pada Yang Maha Kuasa. Yuda masih duduk di atas sajadahnya, kedua telapak tangannya menadah ke atas. "Ya Allah. Hanya Kau yang paling tahu, apa yang aku rasakan saat ini. Karena Kau lah pemilik jiwa dan ragaku. Jika rasa gelisah ini tidak pantas