sembilan belas

1041 Words
Selesai makan siang di warung makan seputaran kampus, mereka menunaikan kewajiban mereka sebagai muslim di masjid kampus, sebelum akhirnya ke gedung jurusan mereka untuk melihat jadwal mata kuliah dan info yang berhubungan dengan mahasiswa baru tentang ospek. Setelah selesai dengan urusan di jurusan akhirnya mereka bisa pulang, karena hari sudah sore dan perpustakaan juga akan segera tutup. Violet akhirnya berjalan keluar kampus dengan Fitri yang akan pulang ke kosan. Sambil berjalan dan sesekali berbicara dengan Fitri, Violet mengambil handphonenya untuk menghubungi Adrian. Setelah dua kali mendial nomor Adrian baru akhirnya di jawab oleh Adrian. “Assalamu’alaikum. Kak! Vio sudah selesai, Vio tunggu di cafe depan kampus saja, soalnya perpustakaan sudah mau tutup.” Violet berbicara setelah mendengar kata halo dari Adrian. “Wa’alaikumsalam. Baik, tunggu kakak.” Tanpa menunggu jawaban dari Violet Adrian langsung matikan panggilannya. “Telepon siapa Vio?” tanya Fitri kepada Violet. “Kak Adrian. Kakak tiri aku. Tadi pagi dia pesan kalau sudah selesai urusannya, telepon biar di jemput.” “Anak mama lo, antar jemput segala.” Ledek Fitri. “Bukan anak mama juga kali, aku kan baru di sini. Kak Adrian takut kalau kenapa-kenapa. Ayah sama ibu sudah pesan untuk jagain aku di sini.” Violet memberikan alasan, tanpa menyebutkan status mereka. “Sayang banget ya, keluargamu sampai harus antar jemput segala.” “Aku juga sudah minta untuk pulang pergi sendiri, tetapi di tolak.” Jawab Violet pasrah. “Bukan brother compleks kan saudaramu itu?” selidik Fitri. “Aku rasa tidak, Kak Adrian itu orangnya cuek kok. Kemungkinan besar karena pesan ayah.” Violet berkilah, sebenarnya dia agak bingung juga dengan sikap Adrian yang terlalu protektif terhadapnya secara mereka menjalani rumah tangga mereka tidak dengan sebagaimana mestinya. Mereka tiba di depan cafe, yang menyajikan minuman kopi aneka rasa yang ramai dikunjungi mahasiswa seperti mereka. Fitri yang sudah lelah seharian akhirnya pulang. “Kamu tidak mau menunggu di tempat kosanku saja, Vio?” tanya Fitri. “Terima kasih, Fit. Tadi pagi Kak Adrian pesan tunggu di perpustakaan atau di depan cafe ini.” Jawab Violet. “Aku pulang duluan ya Vio. Benaran kamu ga apa sendirian?” tanya Fitri lagi. “Iya, benaran. Kamu pulang saja, aku juga sebentar lagi di jemput kok.” Violet melambai kearah Fitri yang berjalan menjauh darinya. Karena hari cukup panas, Violet masuk ke dalam cafe dan memesan es kopi dua satu untuk dia minum sambil menunggu dan satu lagi agar di bungkus. Sambil menunggu pesanannya dibuat dan namanya di panggil, dia sesekali menoleh kearah jalan agar dapat melihat apakah Adrian sudah sampai atau belum. Saat pesanan sudah selesai, Violet mengambilnya dan berjalan keluar dan mencari tempat duduk yang kosong di tenda. Sambil menunggu dia minum es kopinya, dia memainkan handphonenya dan sesekali menoleh melihat ke sekeliling jalan untuk melihat mobil yang dikemudian Adrian sudah sampai atau belum. Lima belas menit sejak Violet duduk menunggu Adrian dan menikmati minumannya. Akhirnya dari jauh dia melihat mobil yang dikendarai oleh Adrian, dia siap-siap. Saat mobil sudah mendekat, kaca mobil turun dan melihat kode dari Adrian agar dia segera masuk ke dalam mobil. “Tadi Vio pesankan kakak es kopi. Kakak mau?” tanya Violet dan menyodorkan es kopi kearah Adrian. “Terima kasih.” Sambil menyetir Adrian menikmati es kopinya tanpa banyak tanya kepada Violet. Melihat Adrian yang diam saja Violet akhirnya menikmati perjalanan pulang dengan memandang jalanan yang padat dan pada akhirnya tertidur. Dia bangun saat tepukan lembut di pipinya untuk membangunkannya yang dilakukan oleh Adrian sambil berbisik di telinganya. “Putri tidur...bangun! sudah sampai.” Mendengar suara yang berbisik di telinganya Violet terbangun dan melihat ke sekeliling, sebelum akhirnya turun mengikuti Adrian yang lebih dulu turun dari mobil. Mereka sampai dan masih sempat ashar berjamaah, Adrian sepertinya tidak akan kemana-mana lagi dia sudah menyelesaikan pekerjaannya untuk hari ini. Sementara Adrian duduk santai sambil menonton berita sore, Violet berkutat di dapur untuk memasak makan malam. Selesai maghrib, mereka makan malam bersama. Saat Adrian selesai makan, dia memecah kesunyian dengan bertanya kepada Violet tentang kampusnya. “Bagaimana urusan di kampus tadi?” “Sudah selesai Kak, tinggal menunggu ospek hari senin.” Jawab Violet yang masih menyelesaikan makannya. “Apa saja yang mau di bawa saat ospek nanti?” “Kalau informasi tadi sih, tidak ada. Hanya memakai pakaian yang diberi tadi dan memakai atributnya saja.” “Seperti bukan ospek.” “Menurut kakak tingkat yang menjadi panitia tadi, lebih ke orientasi kak.” Sambil mikir apa yang belum disampaikannya, Violet masih melanjutkan makannya. “Oh iya, tadi kita di suruh buat nametag dengan nama lain selain kartu yang sudah dibagikan tadi sebagai identitas saat ospek nanti.” “Ada syaratnya dari nametag yang harus dibuat?” “Iya, nama yang dibuat kalau cewek nama bunga, sedangkan untuk cowok nama hewan. Yang sama akan dapat hukuman.” Jawab violet sambil menyelesaikan makannya. “Apa nama yang akan kamu gunakan?” tanya Adrian penasaran. “Orchid. Bagaimana kak?” “Yakin, ga ada yang sama?” “Tidak tahu juga sih, soalnya kalau kebanyakan pakai nama dengan bahasa Indonesia tidak akan sama dong.” “Kalau pemikiran kalian semua sama, bukannya sama saja.” Violet yang sudah selesai membereskan meja makan, akhirnya duduk dan berpikir. “Menurut kakak, nama apa yang kira-kira jarang akan orang gunakan?” “Raflesia. Itu bunga langka dan akan sangat jarang dipakai orang.” “Baik kak, Vio pakai itu saja.” Hari ini, mereka beristirahat lebih cepat. Selesai makan malam dan diskusi tentang ospek yang akan dijalani Violet. Mereka akhirnya beranjak ke kamar masing-masing. Keesokan paginya setelah sarapan, Adrian berangkat ke kantor. Sedangkan Violet yang belum memiliki aktifitas tinggal di rumah. Selesai dia memasak dan membereskan rumah, dia akhirnya ingat bahwa ada atribut yang harus dibuat dengan menggunakan tali plastik yang akan dibuat sebagai pom pom seperti pemandu sorak dengan warna merah dan putih. Violet keluar apartemen dan menuju ke mall yang ada di bawah apartemen mereka untuk membeli perlengkapannya. Sebelum keluar Violet mengirim sms kepada Adrian yang mengatakan bahwa dia akan ke mall untuk membeli keperluannya. Berkeliling seharian di pusat perbelanjaan itu, akhirnya dia mendapat semua yang dibutuhkannya. Violet sudah kelelahan saat sampai di apartemen, sehingga dia tertidur di sofa. Posisi itulah Adrian menemukan Violet saat dia pulang dari kantor.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD