PART 2

740 Words
Sarah duduk disudut ruangan yang tidak terlalu besar di sebuah coffe shop. Ditempat ini tidak terlalu ramai, sehingga cocok jika digunakan untuk tempat mengobrol masalah pribadi. Dekorasi bertema skandinavian menambah kesan santai dan relax, membuat pengunjung enggan meninggalkan tempat tersebut. Reza yang sudah melihat sarah duduk menunggunya pergi menghampiri sarah. Dalam batinnya, ia tau apa yang akan ditanyakan sarah padanya. "Halo, sarah" Sapa reza canggung, selama ini reza dan sarah jarang sekali bertemu. Jika berpapasan pun, mereka hanya melempar senyuman ramah tamah. Tapi reza mulai mencari tau tentang istri dari sahabatnya itu beberapa bulan belakangan ini. Sarah yang menyadari kedatangan reza mempersilahkan reza untuk duduk dan memesan secangkir minuman serta cemilan. "Maaf ya mas, saya sebenernya ngga enak ngajak mas reza ketemuan berdua saja" Ucap sarah saat pelayan yang membawa pesanan reza meninggalkan mereka "tapi bagaimanapun, ada hal yang perlu saya tanyakan sama mas reza dan hal itu adalah hal pribadi, jadi saya pun kurang nyaman jika harus membawa teman" Reza yang paham akan maksud sarah pun mengangguk, toh ia pun tak keberatan jika hanya bertemu berdua saja dengan sarah. Hanya saja, ia sedikit tak enak jika orang lain melihat sahabat anggar sedang berduaan dengan istri anggar. Makanya reza meminta tempat pertemuan mereka jauh dari lingkungan tempat tinggal maupun kantor. "Iya ngga apa2" Jawab reza "oiya, sarah panggil saya reza saja, ngga perlu pakai mas" Celoteh reza mencairkan suasana yang canggung. "Saya tau, apa yang mau kamu tanyakan sama saya sar" Reza sudah menebak "jadi kita mulai darimana?" "Gini za, aku mau tau, sebenernya malam itu kenapa anggar bisa mabuk kaya gitu, apa dia ada masalah?" Tanya sarah penasaran "apa dia ada cerita sesuatu sama kamu?" Reza tersenyum sesekali, ia mengerutkan kedua alisnya "sebenarnya, saya pun juga tidak begitu tau anggar punya masalah apa. Saat itu dia saya datang dia sudah mabuk dan ngomong ngga jelas" Jawab reza, "dia sedikit frustasi karena masalah pekerjaan" Lanjutnya terbata. Sarah tau jika reza berbohong padanya, karna saat itu sarah mendengar anggar meneriaki nama reza dan bilang jika ia tak bersalah "lalu, siapa fitri?" Tanya sarah penasaran. Raut wajah terkejut reza tak bisa ia sembunyikan dari sarah, bagaimana sarah tau tentang fitri "maksud kamu?" Reza berbalik tanya. "Malam itu, saya denger anggar menggumam dan menyebut2 nama fitri" Jelas sarah "lalu siapa fitri, kamu pasti tau kan?" Reza menggeleng, ia tak tahu harus menjawab apa tentang pertanyaan sarah "saya ngga kenal sama orang yang bernama fitri" Entah kenapa reza tidak mau berterus terang pada sarah, tapi sarah pun tidak ingin memaksa reza untuk menceritakan apa yang tidak ingin ia katakan. Karna akan sia2 saja jika ia memaksa reza untuk menceritakannya. Ia berniat mencari tau sendiri apa yang bermasalah dengan rumah tangga nya. Sarah tersenyum sinis "jadi, memang kamu adalah teman yang baik ya buat anggar" Ucap sarah. Reza tau, ucapan sarah itu untuk menyindirnya karna tidak menceritakan kebenaran pada sarah, tapi jika reza mengatakan semuanya pada sarah, itu sama saja dengan reza menghancurkan rumah tangga mereka saat ini juga. "Maaf" Ucap reza mengkhiri. Hanya kata maaf yang bisa ia ucapkan saat ini. Sarah mengakhiri percakapannya dengan reza, ia tak mau berlama2 disana tanpa alasan yang jelas karna reza sudah menolak memberitahunya tentang suaminya sendiri, ia pamit undur diri dan pergi dari coffe shop meninggalkan reza duduk sendirian disana. "Gimana bro?!" Sapa seseorang yang menepuk bahu kiri reza. Reza menoleh memastikan jika orang yang menepuk bahunya adalah anggar "dia tanya, siapa fitri" Jawab reza. Anggar menghela nafas panjang "darimana dia tau tentang fitri" Anggar berbicara sendiri. "Jadi, kapan lu mutusin fitri" Tanya reza "sarah tu cinta ama lu, jangan sampe lu nyesel kehilangan dia, kalau dia tau semua kelakuan lu" Reza mengingatkan anggar untuk kesekian kalinya. Anggar mengusap wajahnya, ia merasa frustasi dengan keadaan yang tanpa sengaja ia ciptakan sendiri "gue juga cinta sama sarah, gue juga ngga mau kehilangan dia" Jawab anggar "tapi fitri, dia butuh gue. Gue ngga mungkin ninggalin dia gitu aja" "Terus mau lu apa?" "Sarah akan baik2 aja kalau dia ngga tau apa apa tentang fitri, sarah wanita kuat, dia bisa tanpa gue. tapi ngga buat fitri, fitri wanita yang lemah, dia butuh gue" Ucap anggar "Jadi lu pilih fitri?" Tanya reza memastikan. Anggar tak menjawab kali ini, di dalam hatinya sarah adalah wanita yang ia cintai sepenuh hati. Ia berselingkuh dengan fitri tanpa sengaja, karna sarah terus menerus mencurigainya berselingkuh padahal ia tak melakukannya saat itu. Ia bosan dituduh melakukan perbuatan yang tak ia lakukan, tapi sarah terus menerus mencurigainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD