PART 3

1503 Words
Setahun yang lalu anggar bertemu dengan fitri di rumah sakit, saat itu fitri menangis sesenggukan didepan bangsal. Anggar yang merasa iba mendatanginya untuk menanyakan kondisinya. Rupanya saat itu, ibunya harus segera di operasi. Karna biaya yang sangat mahal, fitri tak sanggup untuk membiayai operasi ibunya, ia bingung bagaimana ia mendapatkan uang untuk biaya operasi ibunya, hal itu yang membuatnya menangis sendirian didepan bangsal rawat ibunya. Jalan satu satunya yang terpikirkan oleh fitri adalah dengan cara menjual diri pada om om kaya raya, karna ia tak punya jaminan jika harus meminjam uang pada pihak bank. Tapi fitri bingung, dimana dia bisa bertemu dengan om om kaya raya yang mau membiayai biaya operasi ibunya yang tak sedikit itu. Sebelumnya, Ia pun pernah berniat menjual ginjalnya dirumah sakit tempat ibunya dirawat, tapi dokter tidak merespon niat nya tersebut. Ayah fitri pun memilih tidak pulang dan bekerja lembur agar mendapatkan uang lebih banyak, tapi itu saja tak cukup untuk membiayai operasi ibunya. Sampai pada akhirnya datanglah anggar yang sudah mendengar banyak cerita dari perawat tentang kondisi keluarga fitri berniat menolongnya karena merasa iba. Anggar memang tidak membantu secara cuma cuma, dia mengatakan jika kelak fitri sudah bekerja, dia bisa mencicil uang yang anggar pinjamkan kepadanya. Tetapi fitri tetap merasa berhutang budi pada anggar, ia berniat menyerahkan dirinya pada anggar, tetapi berkali kali ditolak oleh anggar. "Dokter, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri dok, jika ada yang membantu biaya operasi mama saya, maka saya akan menyerahkan diri saya pada orang itu" Ucap fitri "tolong dok, jangan buat saya melanggar janji saya" Fitri bingung harus bagaimana untuk membalas kebaikan dokter anggar pada keluarganya. Ia yang masih bocah tak memikirkan dampak dari ucapannya tersebut dikemudian hari. Anggar menghela nafas panjang "fit, fit kamu itu masih muda, bahkan kamu saja belum lulus sekolah, jangan rusak diri kamu sendiri" Tegas anggar "lagipula, saya punya istri yang sangat saya cintai dirumah" Jelasnya "dan saya tidak akan tidur dengan wanita yang tidak saya cintai" Fitri menangis mendengar ucapan anggar, ia menyesali perkataannya "maafin saya dok" Pinta fitri hingga air matanya membanjiri wajahnya "maafkan saya, saya bahkan tidak memikirkan perasaan istri dokter" Sebagai wanita, bahkan fitri tak menghiraukan perasaan istri dari dokter anggar, ia menilai semua lelaki adalah orang yang jahat seperti mantan kekasihnya yang merayunya agar mau melakukan hubungan layaknya suami istri. Anggar mendekati fitri, ia mengusap punggung fitri lembut hingga tangisan fitri mereda. Setelah fitri merasa tenang, fitri kembali ke ruang tempat ibunya dirawat, tapi sudah 3 hari pasca operasi ibunya belum juga sadar. "Ma, bangun ma..." Isak fitri disamping tubuh ibunya yang masih dipasang beberapa alat pernafasan. Sejak kejadian itu, setiap hari fitri datang ke ruangan anggar, ia membawakan berbagai macam makanan yang dimasaknya sendiri untuk anggar sebagai ucapan terima kasihnya sepulang sekolah sebelum ia menemui ibunya. Meskipun anggar tidak ditempat, fitri selalu menitipkan makanan makanan tersebut pada assisten anggar, hingga iapun dikenal oleh perawat dan nakes yang berada di poli. Suatu hari, fitri mendapati anggar berjalan meninggalkan ruangannya dengan tatapan sendu, hingga saat ia menyapapun tak ada reaksi dari anggar. Merasa jika anggar sedang tidak baik baik saja, fitri memberanikan diri mengikuti anggar dengan mengendarai motor bebeknya yang selama ini selalu ia kendarai kemanapun ia pergi. Anggar memasuki sebuah gedung yang tampak meriah dari luarnya, ia hanya ingin berteriak untuk meluapkan kekesalan dihatinya, yang dia pikirkan saat itu ialah ia harus pergi ketempat karaoke. Anggar memesan beberapa botol minuman beralkohol untuk menghilangkan rasa kesalnya, dengan diliputi rasa emosi ia menenggak sedikit demi sedikit air di dalam botol teraebut. ia tak mengira jika satu botol saja sudah membuatnya tak sadar. Fitri yang melihat anggar memasuki tempat karaoke tidak berani mengikuti masuk kedalam, ia menunggu anggar diluar gedung. Setelah 2 jam menunggu. Ia melihat anggar berjalan sempoyongan menuju ke parkiran mobil, fitri menghampiri anggar yang tengah mabuk. Entah apa masalah dokter itu hingga membuatnya mabuk sampai seperti ini, Fitri tak mau menebak2. Yang fitri tau, anggar tak mungkin selamat jika ia menyetir mobil dengan keadaan seperti ini. Fitri memapah dokter anggar dan membawanya menaiki motor bebeknya. Berbekal jarit yang ia bawa di jok motor saat membawa ibunya kerumah sakit, fitri melakukan hal yang sama pada anggar, ia mengikat tubuh anggar dengan tubuhnya agar anggar tak jatuh dari motor. Fitri tak tau dia harus membawa anggar kemana, hanya terpikirkan jika ia harus membawa anggar pulang kerumahnya, ibunya sedang tidak sadar di rumah sakit, sedangkan ayahnya bekerja diproyek bangunan yang belum tentu sebulan sekali pulang, fitri berfikir seharusnya tak apa jika anggar menginap semalam dirumahnya. "Sarah.... Kamu mau kemana?!" Ucap anggar menarik lengan fitri, setelah fitri berhasil merebahkan dokter favoritnya itu di dipan "Sarah, aku ngga seperti yang kamu pikir" Anggar menarik fitri kedalam pelukannya. "Dok, saya bukan sarah dok" Ucap fitri melepaskan tangan anggar dari tubuhnya. Seolah tak mendengarkan ucapan fitri, anggar terus saja berusaha mencium fitri yang dilihatnya sebagai sarah. Hingga fitripun kehabisan tenaga melawan anggar yang berada dibawah pengaruh alkohol, anggar melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan, ia mencium dan mencumbu fitri dengan sepenuh tenaganya hingga membuat fitri kualahan untuk melepaskan diri dari anggar. Fitri sadar, jika anggar mengira bahwa dirinya adalah sarah, istri anggar. Mereka akhirnya berhubungan layaknya suami istri. Fitri meneteskan air mata, ia melakukannya pertama kali bersama suami orang dan dianggap sebagai orang lain adalah hal yang menyakitkan untuknya. Di pagi harinya, anggar bangun dan mendapati fitri berada disampingnya dengan kondisi yang berantakan, darah tercecer di sprei dan kondisi badannya yang tanpa busana. Ia segera menyadari apa yang telah terjadi semalam. Ia mengutuk dirinya sendiri atas apa yang telah ia perbuat pada fitri. Anggar memunguti pakaiannya dan buru buru ia kenakan kembali. Tanpa berpikir panjang, ia pergi dari rumah fitri dan meninggalkan fitri sendirian yang kelelahan karenanya. Anggar bukan tidak mau bertanggung jawab, tapi ia butuh menenangkan dirinya atas apa yang ia alami, apalagi ia hanya mengingat kejadian itu samar-samar. Ketika anggar sampai dirumah, ia tak mendapati sarah. Lega hati anggar mengetahui jika sarah masih menginap dirumah orang tuanya saat ia pulang dalam keadaan kacau seperti sekarang. Sudah 3 hari sarah pulang berkunjung kerumah orang tuanya untuk menenangkan diri setelah pertengkaran hebat antara mereka berdua. Sarah dan anggar memang saling mencintai, tapi kesibukan keduanya membuat mereka tidak cukup berkomunikasi sehingga kesalah pahaman kecil sering menjadi pertengkaran besar untuk mereka. Setelah membersihkan diri, anggar sudah mulai tenang, ia pergi kerumah reza dan menceritakan semua kejadian tadi malam pada reza. Reza yang mendengar cerita dari anggar tak dapat menahan amarahnya. Reza tau anggar sangat mencintai istrinya, tapi ia tak menyangka jika sahabatnya itu bisa berbuat diluar nalar, satu tonjokan mendarat di pipi kiri anggar dan meninggalkan bekas merah disana. Reza memberikan pukulan untuk menyadarkan anggar, jika saat ini anggar menjadi seorang laki-laki yang b******k. Walau bagaimanapun, reza tau jika kejadian yang dialami sahabatnya itu adalah sebuah kecelakaan. Reza meminta anggar tetap bertanggung jawab pada fitri, entah bagaimana caranya. *** Anggar duduk disebuah ruang tamu berukuran 3 x 3 dengan perabotan yang sangat sederhana dan tampak berdebu. Pemilik rumah ini sudah lama tak merawat rumah mereka. Dihadapannya duduk fitri dengan muka tertunduk, entah sedang memikirkan apa. Tak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka. "Dok, saya ngga akan nuntut dokter" Ucap fitri masih dengan muka tertunduk, fitri tak berani menatap anggar, walau bagaimanapun fitri juga merasa jika ini bukan sepenuhnya salah anggar. Mendengar ucapan fitri, anggar sedikit terkejut, pasalnya fitri masih berstatus pelajar kelas 3 sma yang sebentar lagi mengikuti ujian akhir nasional, jika sampai fitri hamil, maka masa depannya akan hancur, anggar tak sampai hati jika memikirkan hal tersebut. "Saya akan menikahimu jika kamu hamil" Ucap anggar "saya akan bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat sama kamu" Fitri menatap anggar dengan tatapan sedih, ia sudah tidak peduli lagi dengan masa depannya sejak ia berniat menjual diri beberapa minggu yang lalu. Tapi anggar, mereka bertemu tanpa sengaja dan kecelakaan malam itu bukan salah anggar. Dalam hati fitri sudah ada perasaan lain untuk anggar, ia menemukan sosok laki laki idamannya dalam diri anggar. Kini ia berharap jika hubungannya bersama anggar semalam membuahkan janin didalam perutnya. Ia tak peduli lagi jika dia masih berstatus sebagai pelajar, bahkan ia pun tak peduli jika ia dijadikan istri kedua oleh anggar, ia hanya ingin terus dekat dengan anggar. "Maafkan saya dok... " Ucap fitri. "Maaf saya sudah menyusahkan dokter dua kali" Fitri mengucapkan maaf seolah ia benar benar merasa bersalah atas semua itu, padahal ia merasa senang di dalam hatinya. Anggar menggeleng "ngga fit, saya yang seharusnya minta maaf" Jelas anggar "sekarang yang perlu kamu lakukan, kamu harus belajar, ujian nasional sebentar lagi. Biar perawat yang menjaga ibu kamu di rumah sakit" Anggar menenangkan fitri agar fitri tak terlalu terbebani. Fitri mengangguk seperti seorang anak yang sedang dinasehati orang tuanya "lalu, bagaimana dengan ibu sarah dok?" Tanya fitri penasaran. "Masalah sarah adalah urusan saya, kamu ngga perlu ikut mikirin, yang penting sekarang kamu harus menyelesaikan tanggung jawabmu" Anggar mengambil beberapa lembar uang dari dalam dompetnya "ini, ini untuk pegangan kamu" Anggar menyodorkan uang tersebut pada fitri. Fitri yang hendak menolak pemberian anggar ditahan oleh anggar. Sehingga ia menyimpan uang tersebut ke dalam kantong sakunya.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD