Alka kini masih di Auditorium Georgeus International Highschool bersama dengan siswa-siswa GIH. Mereka sedang bergoyang bersama, ini waktunya musik indie. Mereka pun sekarang ikut bernyanyi bersama-sama. Alka saat ini meminum minuman yang tersedia disana, di dalam konser ini juga disediakan booth makanan dan minuman prasmanan yang mana mereka semua bebas mengambil sendiri dan tentunya tidak dibatasi juga mereka.
Kini Alka sedang memakan burger yang ada disana sembari menyedot colanya. Tak lama ia mendapatkan chat dari Dhito bahwa sekarang Dhito dan Sava sudah ada di lobby. Alka pun pergi meninggalkan auditorium sembari mmebawa burger dan juga cola dalam tangannya. Kini ia sudah di jalan.
Mereka bertiga bertemu di lift dekat lobby. Saat ini mereka pun masuk bersama-sama. Dhito mengeluarkan aksesnya dan mentap kartu itu pada tempat yang telah disediakan. Tak lama kemudian lift pun mulai turun. Ya, bukan naik, tapi lift ini turun ke lantai bawah, tepatnya lantai tujuh di bawah.
"Lo udah dapat kandidatnya?" tanya Dhito kepada Alka yang mana saat ini Alka masih menghabiskan burger ditangannya tersebut sembari menunggu mereka sampai di tempat yang kini akan mereka kunjungi tersebut itu.
"Yash, gua udah dapat. Tinggal liat data di white aja nanti biar kita bisa bahas siapa dua orang yang pantas masuk ke Seven Sky." ujar Alka tersebut.
"Oke deh." jawab Dhito bertepatan dengan pintu lift terbuka dan mereka bertiga pun sekarang masuk ke dalam. Masuk ke dalam mereka tidak istirahat terlebih dahulu, tapi sekarang mereka langsung masuk ke ruangan kaca yang mereka sebut dengan white itu. White yang menyimpan banyak data yang akan mereka butuhkan. Mereka pun duduk pada posisinya masing-masing.
"Okay, kalo gitu kita mulai aja. So, siapa yang Lo jadiin kandidat buat anggota Seven Sky ini Bang?" tanya Sava kepada Alka yang sudah selesai makan. Alka pun meminta waktu sebentar untuk minum karena sedikit serat.
"So gua tadi udah ngeliat, gua udah observasi waktu di auditorium dan gua udah dapat lima kandidat yang cocok buat ini. Lima kandidat itu adalah Axelio Vescalo Puwibawa, Aleta Syaima Wijaya, Cantika Hendrawan, Bachtiar Sandasuseno dan Gladys Rahatama. But kalo gua lebih proper ke Axel sama Aleta. Why? Because Aleta kemarin satu kelompok sama gua waktu bussnies plan. Nah waktu dia presentasi itu bagus banget, selain itu juga Lo pasti tahu lah keluarga Aleta siapa. Nah buat yang kedua gua pilih Axel karena kita udah tahu tentang Axel dari SMP. Kita tahu gimana dan siapa Axel dengan baik. But semua keputusan ada di kita." ujar Alka kepada mereka semua pada saat ini.
"Okay kita bakalan cari tahu mereka dan kita harus pastiin kalo mereka benar-benar bersih." ujar Dhito tersebut, mereka tampak mengangguk juga.
"White, gua kasih ijin Sava dan Alka buat ngakses Lo sekarang dan saat ada gua." ujar Dhito kepada ruangan kaca yang mana ia sedang ada disana.
"Baik Tuan." jawabnya. Sekarang ini mereka pun sudah memulai hal itu.
"White, siapakah Axelio Vescalo Puwibawa?" tanya Alka pertama kali.
"Axelio Vescalo Puwibawa merupakan anak pertama dan cucu pertama dari Keluarga Puwibawa. Keluarga Puwibawa merupakan salah satu pebisnis batu bara yang sukses. Terdapat beberapa bisnis lainnya yang dikelola oleh Keluarga Puwibawa antara lain minta bumi dan gas bumi. Selian itu Axelio juga merupakan seorang pebisnis yang sudah memulai bisnisnya semenjak usia empat belas tahun. Axel merupakan pemilik dari A Caffe and Resto yang sekarang sudah memiliki cabang di berbagai daerah." penjelasan dari White.
"Okay White, apa ada bisnis lain yang dimiliki oleh Axel? Atau apakah Axel sedang mempersiapkan bisnis yang lain?" tanya Sava kepada White itu.
Sava bertany karena bisa saja ada bisnis yang masih dalam proses, itu akan menambah penilaian mereka bertiga pada si kandidat. Karena dengan terus menerus menanbah bisnis dan berkreasi itu sangat baik. Kini tampak White sedang mencari dan tak lama kemudian terdapat foto dan kini White menjelaskan foto tersebut.
"Axel memiliki bisnis di bidang barbershop dan juga ia memiliki salah satu Yayasan khusus anak Kanker. Saat ini Axel sedang mempersiapkan peluncuran perusahaan barunya dibidang travel." ujar White lagi menjawab.
"White, apakah Axelio bersih?" tanya Dhito ingin memastikan dari data.
"Dalam data yang ditemukan, Axel bersih. Dia belum pernah terjerat apapun dan belum pernah masuk ke penjara." jawab White sembari memperlihatkan di monitar bahwa tidak ada sama sekali daftar kejahatan.
Selanjutnya mereka pun menanyakan yang lainnya lagi, kini mereka menanyakan tentang Cantika. Mereka tampak masih aktif mendengarkan.
"White, apakah Cantika bersih?" tanya Dhito setelah ia mendengar mengenai siapa Cantika dan siapa keluarga Cantika. Keluarga Cantika itu memiliki beberapa resort yang ada di Pulau Bali dan juga Pulau Lombok itu.
"Cantika pernah dilaporkan atas dugaan penganiayaan oleh asisten dan juga sekretarisnya tapi laporan itu tidak dinaikkan lagi karena kedua asisten dan pelayan itu di ancam oleh keluarga Cantika." ujar White dan kini Sava, Dhito dan Alka saling menatap. Sudah pasti bahwa Cantika tidak akan menjadi salah satu dari mereka, karena mereka tidak akan menerima yang tidak bersih. Jadi sekarang ini mereka pun hanya tersisa empat kandidat saja.
"Okay lanjutnya bentar dulu gua mau ke toilet." ujar Dhito tersebut itu.
"Gua juga mau ambil minum deh, haus gua." ujar Sava kepada Dhito. Melihat kedua temannya keluar, saat ini Alka juga keluar dan mengikuti Sava. Kini mereka sudah berada di depan kulkas dan mereka tampak mengambil minum. Sava mengambil pocari sementara itu Alka mengambil Cola lagi.
Sudah dua kali hari ini ia meminum cola, tapi itu tak masalah. Mereka kini membawa minum ke dalam dan mereka mulai melanjutkan untuk bertanya lagi. Kini mereka mengambil data dari Aleta terlebih dahulu sekarang.
"White, cari data tentang Aleta Syaima Wijaya." ujar Sava kepada White.
Tampak di layar kaca bahwa White sedang mencari data yang diminta. Beberapa detik kemudian akhirnya data itu pun tersedia juga untuk mereka.
"Aleta Syaima Wijaya merupakan salah satu anak dari Hendra Wijaya yang merupakan Gubernur Provinsi Bandung. Aleta merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kegiatan Aleta saat ini adalah bersekolah dan mengurus bisnis yang ia miliki. Bisnis yang dimiliki oleh Aleta antara lain adalah Aleta Catering, Event Organizer dan juga Weeding Organizer." ujar White tersebut.
White memang sehebat itu karena dia bisa mengetahui dari semua sisi. Termasuk juga mengetahui tentang hal-hal apapun yang disembunyikan dari khalayak publik. Tidak ada yang bisa lolos dari white. Maka dari itu banyak sekali yang ingin masuk ke Seven Sky agar setidaknya mereka bisa tahu cara kerja white yang mana white itu seperti miracle. Ia bisa apapun.
Semuanya yang mengetahui dan ingin masuk ke Seven Sky pasti karena tertarik pada White, baru setelah itu karena dengan masuk ke Seven Sky mereka bisa bergabung dengan bisnis dari Keluarga Admaa dan yang lainnya. Makanya semakin banyak yang ingin bergabung juga. Namun sayng sekali karena Seven Sky hanya memilih beberapa orang yang terpilih saja.
"White, sebutkan prestasi yang pernah dicapai oleh Aleta." tanya Alka.
"Prestasi yang dimiliki oleh Aleta kebanyakan dibidang seni. Aleta sangat pintar melukis dan menggambar. Namun selain itu juga ia sangat pintar bermain badminton. Aleta pernah bermain dalam pertandingan di Sea Games 2020 dan ia memperoleh tiga medali emas. Selain itu lukisannya pernah dijual seharga dua milyar di luar negeri." ujar White dan kini Alka tampak mengangguk saja. Sepertinya pandangannya tentang Aleta tidak salah. Karena Aleta memang sepintar itu. Bahkan ia pernah menjuarai Sea Games.
"Cukup interest." ujar Sava sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tunggu dulu, White, apakah Aleta bersih?" tanya Dhito kepada White.
"Aleta bersih, belum ada tindak kejahatan dalam profilnya." jawab White.
Kini Dhito tampak mengangguk. Setelah itu tinggal dua orang lagi yang belum mereka cari datanya. Yaitu Gladys dan juga Bachtiar. Mereka pun kini mulai mencari data untuk Bachtiar terlebih dahulu pada saat ini juga dirinya.
"Oke White, bagaimana profil Bachtiar Sandasuseno?" tanya Dhito lagi.
"Bachtiar Sandasuseno merupakan salah satu anak dari pemilik pabrik rokok Sempurna. Bachtiar memiliki salah satu usaha dibidang clothing bersama dengan pacarnya bernama Gladys. Mereka sudah memulai usaha itu semenjak masih di sekolah menengah pertama. Sampai sekarang baju couple yang mereka jual sudah laku sekitar sepuluh ribu pcs. Selain itu Bachtiar juga mempunyai usaha fashion yaitu sepatu. Saat ini ia baru membangun pabrik sepatunya sendiri." ujar White tampak sudah mengatakan semuanya saat ini.
"Okay, white, apakah Bachtiar bersih?" tanya Alka dan White pun menjawab. Jawaban yang membuat mereka sangat terkejut pada saat ini.
"Tidak. Bachtiar sempat terazia saat sedang menggunakan n*****a jenis sabu. Saat itu Bachtiar masih berada di kelas tiga sekolah menengah pertama. Bachtiar bisa terbebas dari tuntutan karena keluarganya menyuap orang-orang yang menangkap Bachtiar." ujar White yang mana membuat kaget. Mereka tak menyangka bahwa ternyata Bachtiar menggunakan n*****a. Jika sudah seperti ini pasti merka akan langsung blacklist orang itu.
"Oke terakhir,. White tolong ceritakan tentang Gladys Rahatama." ujar Sava yang mana sebenarnya ia masih sedikit kaget karena apa yang didengar.
"Gladys Rahatama merupakan anak Duta Besar Indonesia untuk Amerika. Ia memiliki usaha dibidang Clothing bersama dengan Bachtiar. Selain itu ia juga memiliki usaha di bidang makanan, ia membuat makanan seperti kripik, burger, makanan Korea dan masih banyak lagi." ujar White ke mereka itu.
"White, apakah Gladys bersih?" tanya Alka sembari deg-degan juga.
"Ya. Gladys bersih, tidak ada kasus dalam profilnya." ujar White tersebut.
Sekarang ini mereka bertiga memikirkan tiga orang yang sudah lolos dalam data, merka harus memilih menjadi dua orang dan jujur saja sekarang mereka bingung. Mereka semua memiliki keunggulan masing-masing, kekuasaan masing-masing dan juga bisnis yang berbeda-beda. Kini mereka masih membahas itu. Mereka membahas dengan mengutarakan pendapat mereka mengenai masing-masing dari tiga kandidat yang tersisa tersebut.
Mereka pun saat ini memilih untuk istirahat sebentar sembari melihat data tiga kandidat itu di dalam iPad Pro mereka. Mereka tampak begitu teliti melihat satu persatu disana, mereka tidak ingin terdapat kesalahan disini.
Mereka mulai membicarakan itu lagi dan pada akhirnya mereka sudah mencapai kesepakatan pada dua orang yang mereka pilih bersama.
Dua orang itu adalah…