Randy melempar tas gendongnya ke sofa dengan sangat kasar. Sejak tadi ia terus mengumpat. Marah, kesal, semua bercampur menjadi satu.
“Ini bukan lo, Ran. Lo gak pernah kayak gini sebelumnya. Ingat sama rencana awal lo! Jangan sampai lo goyah hanya karena godaan sesaat.”
Randy menenangkan dirinya, mengingatkan tentang rencana awal yang sudah dirinya susun dengan sangat apik, hingga bisa berjalan mulus sampai detik ini.
“Lo gak ada artinya apa-apa buat gue, Na! lo sama sekali gak ada artinya dalam hidup gue!” geram Randy dengan kedua tangan mengepal erat.
Randy tak akan pernah mau mengakui, kalau saat ini dirinya tengah cemburu kepada Dio, pria yang Rayana sebut sebagai sahabat dan tetangganya. Pria yang berhasil membuat Rayana mengabaikan panggilan dan juga pesan darinya.
“Cowok sialan
