Kayana sudah mengagumi sosok Yeon Jin sejak 3 tahun yang lalu, ceritanya sih begitu. Dan baru kali ini dia diberi kesempatan untuk melihat tempat tinggal pemuda itu. Wow! Tapi sayangnya, Kayana bisa berkunjung ke Apartemen Yeon Jin karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan. Dan tentu saja sesuatu itu tidak baik.
Tak pernah sekalipun Kayana membayangkan kejadian seperti ini. Datang ke Apartemen Idola nya. Bahkan sampai sekarang gadis itu masih saja tidak percaya kalau p****t nya menempel di sofa milik Yeon Jin. Netra gadis itu bergerak ke sana kemari melihat tata letak ruang tamu yang di desain klasik.
Tak heran sih, Yeon Jin memang menyukai sesuatu yang apabila dilihat itu cantik, elegan serta terlihat mahal.
Sudah sepuluh menit Kayana duduk di sofa empuk berwarna cream ini. Tapi tak ada satupun orang yang hendak membuka mulut untuk memulai pembicaraan.
Awalnya sempat ada perdebatan antara Yeon Jin dan Manajer Lim sebelum Kayana datang, Yeon Jin tidak ingin tempat tinggalnya digunakan untuk pertemuan. Tapi kata Manajer Lim, tempat ini lebih aman karena kalau mereka bertemu di luar maka tidak menutup kemungkinan akan ada penggemar yang mengetahuinya.
Dan skandal Yeon Jin akan semakin memanas.
Yeon Jin percaya kepada Manajer Lim, akhirnya meski dengan berat hati pemuda itu tetap menyetujui.
Manajer Lim terdiam menatap dua anak manusia yang saat ini ada didepannya. Dia sudah seperti hakim yang hendak mengadili tersangka. Tersangka atas insiden berpelukan kemarin. Kayana yang sadar akan tatapan Manajer Lim kini menghentikan kegiatannya mengamati ruangan megah tempatnya berada saat ini, dia menunduk dalam-dalam, jemari lentiknya sibuk memilin ujung cardigan yang saat ini dia kenakan. Sementara disampingnya Yeon Jin menutup mulut menggunakan dua telapak tangannya.
“Baiklah.” ucapan Manajer Lim membuat Kayana dan Yeon Jin spontan menatap pria yang mengenakan setelan kemeja bermotif kotak-kotak di depannya. “Saya tau kalian tidak pacaran dan bahkan tidak ada hubungan apapun termasuk pertemanan, tapi anggapan para penggemar tidak seperti itu. Mereka sudah menganggap kalian pacaran secara diam-diam”
Yeon Jin dan Kayana masih diam mendengarkan, membiarkan Manajer Lim berucap sampai selesai. “Setelah membicarakannya masalah ini dengan pihak perusahaan, sebuah keputusan sudah diambil. Kalian, harus resmi berpacaran."
“What?!” Kayana memekik, dia tak bisa menahan kekagetan nya. Gadis itu menoleh menatap Yeon Jin yang hanya diam saja, Yeon Jin sudah tau tentang ini jadilah dia tidak kaget saat mendengarnya lagi dari mulut Manajer Lim. Beda dengan Kayana yang langsung terpekur di tempat duduknya.
Kayana kembali memusatkan perhatiannya pada Manajer Lim, tapi dia belum berbicara apapun. Bagaimana mungkin dia diminta untuk berpacaran dengan seorang model terkenal Korea yang wajahnya hampir tak pernah absen dari majalah-majalah yang setiap hari dia beli.
Sungguh, meski Kayana menjadikan sosok Yeon Jin sebagai idolanya, dia tak pernah punya pikiran untuk berkencan dengan pemuda itu. Karena hal seperti itu sangat tidak mungkin dan tidak bisa dipercaya.
“Kenapa saya harus berpacaran dengan,.. dia??” Kayana menyebutkan kata ‘dia’ dengan lirih seraya menatap Yeon Jin yang juga tengah menatapnya.
“Untuk membenarkan asumsi publik. Perusahaan tidak bisa mengambil resiko, dan mereka akhirnya memutuskan agar kalian berpacaran. Hanya untuk 3 hari, setelah itu kabar putusnya hubungan kalian akan segera di publikasikan.”
“Jadi, ini semacam settingan?”
“That’s right.”
Kayana terdiam, Manajer Lim mendekati gadis itu. Dia duduk di samping Kayana, senyum Manajer Lim mengembang membuat perasaan Kayana jadi tidak enak. “Saya dengar kau seorang Jinners, benarkah? Dan karena itulah pasti kau mau menolong Yeon Jin agar dia tidak dituduh sebagai pembohong karena menyangkal photo itu.”
"Tapi, kalian bisa mengatakan kalau kejadian yang ada di foto itu hanya sebuah kecelakaan. Dan memang itulah kenyataannya." Kayana masih berusaha menolak keputusan tersebut, dia tak bisa melakukannya. Berpacaran dengan Yeon Jin? Oh ayolah, dia tidak ingin di hujat oleh Jinners yang lain!
Apa yang harus Kayana lakukan sekarang?
"Tetap saja, akan lebih mudah kalau perusahaan mempublikasikan kalian berpacaran. Seperti yang sudah saya katakan, ini hanya untuk beberapa hari saja. Kau mau, 'kan?"
Kayana terdiam, dia perang dengan hati dan pikirannya sekarang. Gadis itu punya dua kemungkinan sekarang, kemungkinan pertama, dia akan dihujat oleh Jinners lain yang merasa dirinya tidak pantas untuk bersanding dengan Yeon Jin, itu sudah pasti. Dan hujatan itu akan terus didapat meski mereka sudah putus nantinya.
Sementara kemungkinan kedua.., ini tentang perasaannya. Dia mengagumi sosok Yeon Jin, dia tidak mungkin membuat karir Yeon Jin harus ternodai hanya karena insiden kecil ini. Dia tak setega itu karena Yeon Jin adalah idolanya, dan dia harus melindungi Yeon Jin.
"Bagaimana, Kayana?" tanya Manajer Lim lagi.
Kayana harus mengambil keputusan sekarang, gadis itu menarik nafas dalam-dalam lantas menghembuskannya perlahan. Netra nya menatap Yeon Jin dan Manajer Lim secara bergantian, sebelum akhirnya menjawab. “Baiklah, saya akan mengikuti keinginan kalian.”
Bodoh.
Mungkin ini adalah keputusan terbodoh yang pernah diambil oleh Kayana.
Setelah ini dia harus siap mendapatkan hujatan dari para haters yang menentang hubungan nya dengan Yeon Jin. Tapi Kayana sudah membulatkan tekad nya, dia rela dihujat asalkan karir Yeon Jin bisa diselamatkan.
Manajer Lim tersenyum cerah, sementara Yeon Jin masih dengan wajah datarnya. “Yeon Jin-a, kita harus segera pergi ke perusahaan untuk menuliskan permintaan maaf mu kepada Jinners, juga mempublikasikan resminya hubungan kalian"
Yeon Jin mengangguk pasrah, dia berjalan pergi begitu saja tanpa membuka mulut sama sekali.
"Kayana, terima kasih atas keputusanmu."
Gadis itu tak menjawab, Manajer Lim berjalan pergi meninggalkan Kayana. Saat sampai di ambang pintu dia menepuk pundak seorang pria bersetelan hitam-hitam, "Antarkan dia sampai di rumahnya. Pastikan dia aman."
"Siap!" jawab pria itu dengan tegas.
Di tempatnya. Setelah kepergian Yeon Jin dan manajernya, Kayana merasakan perih di matanya. Air mata menggenang di pelupuk gadis itu.
“Hidup ini keras, Nona. Percuma saja nona menangis sekarang, itu tidak akan merubah keadaan.” ucap pria yang ditugaskan untuk mengantar Kayana tadi. Gadis itu hanya mampu mengangguk, benar, menangis pun tidak ada gunanya sekarang.
Kayana harus kuat, dia pasti bisa melewati semua ini meskipun tidak mudah.
"Mari saya antarkan nona pulang."
“Tidak, tidak perlu. Saya bisa pulang sendiri."
“Baiklah kalau itu yang nona inginkan"
Kayana berdiri, dia mulai melangkah keluar meninggalkan tempat tinggal Yeon Jin. Berlama-lama disana membuat keadaan Kayana semakin memburuk. Dia butuh Ae Ri, dia ingin menceritakan segalanya kepada sahabatnya itu.
Sahabat.
Lucu sekali, di dunia nyata Kayana bahkan tidak punya teman apalagi sahabat. Tapi di dunia fantasi ini, tiba-tiba saja dia punya seorang sahabat yang begitu mengerti keadaannya.
Kayana terus melangkahkan kaki dia kembali memikirkan tentang kejadian beberapa menit yang lalu. Memasuki lift yang hampir saja tertutup pintunya, Kayana tak mempedulikan kejadian itu. Keadaan Kayana tak berubah bahkan saat dia sampai di lantai dasar, dia terus berjalan keluar sampai pada akhirnya berhenti dipinggir jalan.
Kayana tersentak kaget saat sebuah maserati ghibli berhenti tepat di depannya. Terdengar notif pesan di ponselnya. ‘Cepat masuk.-YJ’
Tau siapa yang mengirimkan pesan, Kayana segera membuka pintu mobil dan dia masuk ke dalamnya. Benar sekali, di dalam mobil tersebut ada Lee Yeon Jin! Pria itu batal pergi ke perusahaan, sebagai gantinya dia menuliskan permintaan maaf asli untuk penggemarnya. Yeon Jin meminta Manajer Lim untuk pergi ke perusahaan sendiri, sementara dia ada urusan penting.
Dan urusan penting itu adalah Kayana.
Dia merasa harus berbicara empat mata dengan Kayana perihal keputusan untuk berkencan ini. Bagaimanapun Kayana adalah seorang Jinners, dan Yeon Jin sangat menyayangi penggemarnya. Dia akan melindungi Kayana dan membuat gadis itu tak lagi merasakan kecemasan yang berlebih.
Maserati ghibli meluncur, sunyi senyap menyelimuti mereka berdua. Tak ada yang membuka mulut baik Yeon Jin ataupun Kayana, mereka memilih diam dulu. Yeon Jin sebenarnya ingin memulai pembicaraan, hanya saja dia bingung akan memulai dari mana.
Haruskah Yeon Jin bertanya apa Kayana sudah makan?
Ataukah dia harus bilang kalau sebenarnya dia tak keberatan dengan keputusan ini?
Ah, Yeon Jin jadi pusing sendiri sekarang.
“Nona sudah menolong saya dua kali. Apa yang bisa saya lakukan untuk noona sebagai imbalannya?"
"Panggil Kayana saja"
"Eum, baiklah, Kayana"
Kayana menoleh dengan wajah lempeng, dia lantas menggeleng. Dia tak mengharapkan imbalan dari Yeon Jin sama sekali. Lagipula, selama ini Kayana hanya menganggap semua kejadian hanyalah kecelakaan.
“Kau marah denganku? Atau dengan Manajer Lim?" tanya Yeon Jin, netra nya fokus menatap jalanan yang ada didepan. "Wajar kalau kau marah, aku minta maaf"
“Tidak, aku tidak marah. Hanya saja, aku masih tidak menyangka kalau semua ini harus terjadi. Berkencan dengan idolaku sendiri, bukankah ini gila??" Kayana tak bisa mengontrol ucapannya, untunglah Yeon Jin bisa memahami ucapan Kayana yang kurang sopan itu. “Bagaimana denganmu?” lanjut dia bertanya.
“Tak jauh beda denganmu, meski aku masih tidak percaya, tapi mau tidak mau aku harus mempercayainya. Aku juga mempercayai manajer ku, dia pasti akan mengusahakan yang terbaik untukku. Manajer juga bilang, kalau skandal semacam ini wajar untuk seorang publik figur sepertiku"
Lee Yeon Jin berbicara non formal kepada Kayana, entahlah, dia merasa nyaman berbicara dengan gadis itu. Yeon Jin merasa sudah dekat dengan Kayana meski mereka baru 2x bertemu, lagipula Kayana tak mempermasalahkan itu. Justru kalau Yeon Jin menggunakan bahasa formal, mereka akan canggung.
"Benar apa kata manajer Lim."
"Dan karena itulah aku menurut saja dengan keputusan perusahaan. Mereka lebih tau tentang seluk beluk entertainment dari pada aku. Mereka juga pasti akan membantu untuk membersihkan namaku kembali"
Kayana hanya mengangguk saja, dia tak sedang dalam mood yang baik untuk menanggapi ucapan Yeon Jin barusan. Dia menoleh, menatap wajah Lee Yeon Jin dari jarak sedekat ini, sungguh! Kenapa Kayana baru menyadarinya sekarang?
Menatap langsung sosok idolanya yang punya visual bak anime membuat Kayana meragukan kalau Lee Yeon Jin adalah manusia. Dia benar-benar seperti tokoh anime yang keluar dari dalam layar televisi. "Kenapa kau kembali? Bukankah seharusnya kau pergi ke perusahaan?"
Yeon Jin hanya menaikkan bahunya, “Memang, tapi Manajer Lim bisa mengatasi semuanya sendiri. Lagipula, aku merasa butuh berbicara empat mata denganmu seperti sekarang ini. Saling tau apa yang ada di pikiran masing-masing."
Yeon Jin menghentikan ucapannya sesaat. “Saat di Apartemen tadi, aku merasa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, tapi sepertinya kau ragu"
"Memang." jawab Kayana tegas dan spontan. Kenapa tadi dia tak bisa se tegas ini saat didepan manajer Lim? Kenapa ketegasan Kayana baru muncul sekarang?
“Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan kepadamu--"
“Kau bisa memanggilku dengan sebutan Oppa, seperti para penggemar lain."
"Ah, aku tidak bisa. Entah kenapa panggilan Oppa terdengar asing di telingaku"
"Baiklah, kalau begitu kau bisa berbicara non formal juga kepadaku."
Kayana tidak bisa menggunakan panggilan Oppa, karena bagi dia sebutan itu hanya akan ia gunakan untuk memanggil Min Jun seorang. “Emm, baiklah. Aku hanya ingin bertanya, apakah tidak apa-apa saat berita itu dirilis? Siapa tahu ada pihak lain yang akan merasa tersinggung, yah, selain Jinners tentu saja."
Yeon Jin tersenyum tipis, atensi nya masih terfokuskan pada jalanan yang ada didepan. “Maksudmu pacar?"
“Yeah.. bisa dibilang begitu.”
“Apa selama ini kau pernah melihat atau mendengar rumor aku berkencan atau dekat dengan seorang gadis?" Yeon Jin balik bertanya. Kayana menggeleng, "Lantas, bukah kah semuanya sudah jelas kalau aku tidak punya seorang pacar atau bisa disebut 'pihak yang tersinggung'"
Pipi Kayana merona, dia disindir secara halus oleh Yeon Jin, ah sial. “Tapi aku hanya tau kehidupanmu saat didepan kamera. Aku tidak tau kehidupan mu saat di belakang kamera, siapa tau kau tengah dekat dengan seorang gadis, hanya saja kau menyembunyikannya."
“Tidak ada"
Mereka tak berdebat lagi, diam-diam Kayana merasa senang karena idolanya sedang tidak berkencan atau dekat dengan gadis manapun. Yah, bukankah ini perasaan wajar seorang fans terhadap idolanya? Tapi, kalaupun Yeon Jin mau menjalin sebuah hubungan, Kayana pasti akan mendukung kok. Asalkan bukan hubungan settingan seperti yang ia lakoni sekarang.
Kendaraan roda empat yang dikemudikan oleh Yeon Jin akhirnya sampai di depan gang rumah Kayana.
Sebelum turun gadis itu menyempatkan diri untuk mencepol rambutnya, mengekspos leher jenjang yang ia punya. Kayana melepaskan seatbelt nya lantas menatap Yeon Jin yang juga tengah menatap dirinya dengan tatapan aneh. “Kenapa?” tanya Kayana bingung.
Yeon Jin masih diam, dia terus menatap ke arah leher Kayana membuat sang empu agak sedikit risih. Bukan nya apa-apa, pikiran gadis itu sudah traveling dan ini harus dihentikan. “Kau tidak apa-apa?” tanya Kayana lagi sembari mengibaskan tangannya didepan Yeon Jin.
Pemuda itu akhirnya tersadar, “Ah, maaf. Dan ya, aku tidak apa-apa"
“Baiklah kalau begitu, terima kasih sudah mau mengantarku. Dan sampai jumpa” Kayana berbalik, tangan nya sudah hendak membuka pintu tapi tiba-tiba saja Yeon Jin menarik bahu gadis tersebut membuatnya agak sedikit terjengkang ke belakang.
“Ap-apa yang kau lakukan??” tanya Kayana gugup saat dia merasakan hembusan nafas Yeon Jin menerpa tengkuknya, tak lama dia merasakan sapuan halus pada leher bagian belakangnya. Kayana menahan nafas, dia tak tau harus bagaimana lagi. Jantungnya sudah tak dapat di kondisikan.
"Tolong lepas, jangan bersikap seperti ini. Apa yang kau lakukan? Menjauhlah, aku tidak bisa bernafas dengan normal kalau kau sedekat ini" Kayana memohon, kenapa idolanya yang sempurna jadi bersikap aneh seperti ini? Kayana tidak bisa mempercayainya!
Yeon Jin yang akhirnya menyadari tindakannya segera melepaskan pegangannya, dia menjauhkan wajahnya dari leher Kayana. Tak berani menatap gadis itu, Yeon Jin menatap ke arah depan seraya berkata. “Cepat turun.”
Kayana tak menunggu waktu lama lagi, dia segera turun.
Saat Kayana sudah turun barulah Yeon Jin kembali menoleh, netranya masih terus menatap sesuatu yang berkedip di leher bagian belakang Kayana. Dia tau apa itu, dan sekarang dia ketakutan. “Ini nggak mungkin terjadi, dia...”
Hanya karena sesuatu itu pikiran dan hati Yeon Jin jadi kacau, dia masih belum bisa mempercayai apa yang baru saja dia lihat. Kayana, dia bukan bagian dari dunia ini. Dan dia adalah gadis yang selama ini ditunggu dan butuhkan oleh Yeon Jin.
“Kayana, gadis itu.. dia sudah datang, dia bisa pasti bisa menolong kami" Gumam Yeon Jin, pemuda itu segera menyalakan mobil dan melesat pergi.
Dia tidak akan pergi ke perusahaan, memutuskan untuk pulang ke Apartemennya.
Di tengah jalan, Yeon Jin melakukan panggilan dengan Manajer Lim. “Hyung, ada sesuatu yang harus aku katakan padamu, segeralah kembali setelah semua urusan selesai.”
“Kau tidak datang kemari?”
“Tidak.”
“Baiklah, aku akan segera kembali. Ngomong-ngomong, apa yang ingin kau katakan padaku?”
Yeon Jin menghela nafas, “Ini tentang asal usulku, Hyung. Dan ada hubungannya dengan Kayana”
Tau kalau apa yang hendak dibicarakan oleh Yeon Jin itu sangat penting, Manajer Lim tidak bertanya lebih jauh lagi. Dia mematikan sambungan telepon, saat jemari nya hendak melakukan panggilan lagi, sebuah pemikiran terlintas.
“Lebih baik aku bicarakan semua ini dengan Manajer Lim terlebih dahulu sebelum memberitahu mereka.”
(^_^)(^_^)
“Setelah pernyataan ini di publikasikan, para fans pasti akan meradang, tapi mereka hanya akan bersikap seperti itu beberapa hari saja. Tahan Yeon Jin, jangan biarkan dia bermain sosial media sebelum skandal ini diselesaikan dan namanya kembali bersih. Dan, Manajer Lim?”
“Eh?” Manajer Lim tersentak kaget, dia menatap jajaran staf yang sedang mengadakan rapat bersamanya tengah menatap dirinya dengan tatapan penuh tanda tanya. “Maaf.” Hanya kata itulah yang di ucapkan oleh Manajer Lim membuat mereka yang ada disana menggelengkan kepala.
Sama seperti Yeon Jin, Manajer Lim juga memikirkan tentang Kayana. Secepat ini kah? “Anda bisa bertanya kepada Yeon Jin, dia ingin setting kejadian yang seperti apa untuk memberitahu fans kalau hubungan mereka selesai nantinya"
Lamunan Manajer Lim terpaksa harus terhenti karena suara salah satu staf yang ada disana membuyarkan semuanya. Manajer Lim mengangguk saja, tidak ingin memperpanjang urusan. Dia hanya ingin segera kembali.
Rapat selesai sepuluh menit kemudian, tanpa menunggu waktu lama lagi Manajer Lim langsung melesat menuju Apartemen Yeon Jin.
Perjalanan terasa sangat singkat, tau-tau Manajer Lim sudah berada didalam lift. Tak lama terdengar bunyi ting, dan pintu lift terbuka. Langkah tegap Manajer Lim langsung menuju kamar Yeon Jin.
“Hyung!” seru Yeon Jin saat Manajer Lim baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar itu hanya ada mereka berdua, “Apa yang terjadi, Yeon Jin?” tanya Manajer Lim to the point.
“Aku yakin sekali kalau Kayana bukan bagian dari dunia ini, dia,.. dia sama denganku!”
“Kenapa kau bisa seyakin itu, Yeon Jin?”
Yeon Jin berdiri, dia menatap Manajer Lim dengan serius, namun matanya menunjukan ada binar kebahagiaan. “Sama seperti saat aku bertemu dengan Min Jun"
Yah, memang pada akhirnya Yeon Jin mengenal Min Jun karena mereka teman ‘senasib’
“Aku melihat sesuatu itu. Dia berkedip, aku tau 'chip' itu hanya bisa dilihat oleh orang sepertiku dan Min Jun.”
Sebenarnya tidak ada yang tau benda apa yang berkedip itu, bentuknya kecil dan kotak, menyala disaat-saat tertentu. Agar lebih mudah, Yeon Jin menyebutnya Chip karena lebih enak diucapkan. Kedipnya berwarna biru.
“Yeon Jin-a..” panggil Manajer Lim. “Semuanya sudah jelas bukan, gadis itu adalah gadis yang akan membawamu pergi dari dunia ini dan kembali ke duniamu yang sesungguhnya. Kau akan meninggalkan pekerjaan, juga.. aku.”
Binar dimata Yeon Jin perlahan meredup, bersamaan dengan senyum pria itu yang juga mulai hilang. Dia sudah berada disini selama hampir 5 tahun lamanya, tak tau bagaimana caranya untuk kembali dan akhirnya memutuskan untuk memulai kehidupan barunya disini. Orang pertama yang Yeon Jin temui adalah Manajer Lim.
Jadi, wajar saja kalau Manajer Lim bersedih saat mengetahui fakta bahwa Yeon Jin bisa saja meninggalkan dirinya kapanpun. “Hyung..” lirih Yeon Jin, dia duduk di samping Manajer Lim.
“Kayana adalah satu-satunya jalan agar aku dan Min Jun bisa kembali ke dunia kita yang sebenarnya.”
“Meski aku tidak mengizinkan, kau akan tetap melakukannya, bukan?”