Miranda masih duduk di kursi yang tadi dengan segelas win di tangannya dan memperhatikan Roy dengan iba. Justru ia sebenarnya tidak teg ajika Roy mengetahui semua kebenaran tentang hal besar seperti ini. Namun, Miranda tidak ingin Roy semakin lama tertipu oleh Lisa dan terjebak dengan kasih sayangnya sendiri. Miranda juga memanfaatkan hal itu untuk bisa membawa Roy datang ke dalam pelukannya dan memberikannya kepuasan sesuai dengan yang dibayangkannya selama ini.
“Jadi, itu alasannya selama ini Lisa tidak kunjung hamil?” tanya Roy pada Miranda dengan mata yang sayu mendayu.
Miranda diam sejenak karena ragu ingin mengatakan iya. Ia hanya takut hati Roy semakin terluka dan kemudian ia menjadi frustasi. Miranda sangat tahu sebesar apa cinta dan sayang Roy pada Lisa selama ini. Miranda sangat tahu bahwasanya Roy pasti akan memaafkan segala kesalahan yang dilakukan oleh Lisa padanya. Memang seperti itu lah sikap dan rasa cinta Roy selama ini pada Lisa.
Kemudian, dengan berat hati akhirnya Miranda memberikan sebuah anggukan pada Roy dan kembali terdengar helaan napas panjang dan berat keluar dari mulut Roy. Miranda merasakan betapa hancur dan terlukanya Roy saat ini. jadi, ia datang menghampiri Roy dengan segelaas win lagi di tangannya. Sudah tentu kalau itu adalah minuman yang akan diberikannya pada Roy.
“Tenang lah dulu. Aku sudah bilang sejak awal bukan? Dan kau menyatakan bahwa kau sudah siap untuk mendengarkannya. Minum lah dulu!” ucap Miranda dan menyodorkan segelas win itu pada Roy.
“Terima kasih, Mir. Setidaknya saat ini aku tahu bahwa Lisa tidak kunjung hamil karena apa!” ungkap Roy dan langsung menenggak abis minuman yang diberikan oleh Marinda itu.
“Sudah tugasku, Roy. Meski Lisa adalah sahabatku, akan tetapi jika dia melakukan kesalahan, tentu saja aku tidak akan bisa terus mendukungnya. Apalagi, jika melihatmu yang terus bertahan dengannya seperti ini. Aku ingin kasian, tapi rasanya tidak akan pantas.
“Aku tidak tahu kalau selama ini Lisa memasang KB di belakangku dan menyebabkan ia tak akan pernah bisa hamil. Padahal, setiap datang bulan ia selalu saja bersedih dan bahkan menangis karena ternyata masih belum bisa hamil juga,” ungkap Roy mengenang bagaimana sikap Lisa padanya dan kekecewaan sang istri saat tak kunjung hamil.
“Dan ternyata semua itu hanya sandiwara saja, Roy. Memang, kita harus pura-pura diam dan mengikuti, agar saat kita bertindak nanti, dia tidak bisa memprediksikan hal apa yang akan kita lakukan padanya,” jelas Miranda lagi pada Roy.
“Aku akan pulang dan menanyakan semua ini padanya,” ucap Roy dan seperti akan bergegas meninggalkan tempat duduknya dan keluar dari kamar hotel itu.
Miranda tidak ada niat untuk mencegah dan membantah lagi semua ucapan Roy. Yang jelas, misinya sudah berhasil saat ini. yaitu bisa bercinta dengan Roy meski itu harus mengorbankan persahabatannya dengan Lisa. Tentu saja setelah ini ia akan canggung saat bertemu dengan Lisa nanti. Sebelum pergi, tak lupa Roy menyambar kunci mobil yang terletak di atas nakas.
“Tolong, jangan mengatakan bahwa kau tau dariku. Jika kau mengatakannya, maka kau tidak akan pernah mendapatkan informasi lainnya lagi setelah ini dariku. Karena Lisa tidak akan pernah percaya lagi padaku, dan juga …,”
Ucapan Miranda terputus sesaat, Roy yang tadinya sudah memegang kenop pintu dan bersiap untuk ke luar, kemudian mengurungkan niatnya dan membalikkan badan menatap pada Miranda. Di tempatnya duduk, Miranda meninggikan tangan yang masih memegangi gelas wine. Ia tahu bahwa Roy pasti akan berbalik dan menatap padanya seperti ini. dengan sengaja Miranda melirik Roy dengan genit dan manja. Menyesap sisa wine di dalam gelas dan menjilati sisi bibirnya dengan penuh sensai.
Melihat hal itu, Roy menenggak salivanya dengan susah payah. Ia harus bertahan untuk saat ini dan tidak boleh tergoda pada tingkah laku Miranda yang ia sangat tahu bahwa Miranda memang sengaja menggodanya. Miranda sendiri tak melirik Roy dengan sangat b*******h.
Roy berjalan mendekati Miranda, dan kemudian mencengkram rahang wanita itu dengan sedikit kasar. Tentu saja Miranda tidak keberatan dengan perlakuan Roy padanya itu. Ia tahu bahwa Roy pasti tidak akan bisa lepas dari jeratannya lagi kali ini.
“Juga apa? Katakan dengan jelas!” tanya Roy sembari menatap dalam pada bola mata Miranda.
Dengan sedikit menahan sakit akibat cengkraman tangan Roy pada rahangnya, Miranda masih mengupayakan senyuman terpancar dari sudur bibirnya yang merah merekah karena sudah ia polesi lagi lipstick. “Tentu saja kau juga tidak akan bisa menikmati percintaan panas seperti yang baru saja kita lakukan, Roy. Lisa pasti akan mengawasi dan mencurigai gerak gerikku jika kau melakukan kecerobahan itu.”
Tadinya memang Roy akan mengatakan langsung pada Lisa sumber informasi yang ia dapatkan agar Lisa nantinya tidak lagi bisa berkelit dan mengakui semua kesalahannya itu. Namun, mendengar hal terakhir yang disampaikan oleh Miranda tentu saja membuat Roy berpikir ulang untuk melakukannya. Ia sudah merasa cocok dengan tubuh dan pelayanan Miranda di atas ranjang. Roy tidak ingin jika Miranda tidak lagi bisa memuaskan hasratnya dan membuatnya merasa sangat puas saat mencapai pelepasan.
“Aku tidak akan melakukan itu, Sayang.” Roy berkata dengan suara lembut dan langsung melumat bibir Miranda seperti orang kelaparan.
Perlahan cengkramannya mengendur dan Miranda bisa membalas serta menikmati lumatan itu dengan santai. Tidak butuh lama, Roy mengakhiri cumbuannya pada Miranda karena ia tidak sedang ingin bercinta untuk saat ini. Roy sudah tidak sabar untuk pulang dan bertanya pada Lisa tentang semua yang dikatakan oleh Miranda padanya itu.
Roy berjalan meninggalkan kamar hotel dan kembali masuk ke dalam mobil sport mewahnya. Sejenak ia berpikir bahwa Lisa tidak mungkin melakukan hal konyol itu. Lisa tahu bahwa selama ini Roy juga sangat menginginkan keturunan meski pun Roy juga tidak pernah memaksa Lisa harus segera hamil. Mereka menikah atas dasar cinta dan rasanya tidak ada hal yang bisa membuat Lisa berpikir bahwa ia tidak ingin memiliki anak bersama Roy.
Namun, tentu saja Roy juga tidak ingin mengabaikan informasi akurat yang ada di depan matanya. Bukti yang ditunjukkan oleh Miranda tadi adalah bukti percakapan Miranda dan Lisa tiga tahun lalu, tepat sehari setelah Roy dan Lisa menikah dan menghabiskan malam pertama mereka dengan penuh gairah. Di sana tertulis pengakuan Lisa pada Miranda, bahwa ia akan segera memakai alat pengaman atau suntikan agar tidak hamil. Lisa juga berkata bahwa ia tidak ingin hamil dulu saat ini, setidaknya sampai karirnya sudah bisa memuaskan dirinya.
”Tiga tahun apakah belum cukup bagimu, Lisa sayang?” tanya Roy dalam hati dan segera menghidupkan mesin mobilnya. Melajukan kendaraan roda empat itu memecah kesunyian malam yang dingin mencekam. Saat ini yang ada dalam pikiran Roy hanya segera sampai di rumah dan bicara empat mata dengan istri yang disayanginya itu. Tentu saja Roy akan bicara dari hati ke hati dengan Lisa.