024 Rencana Halvir sejak lama
''Kak, aku janji aku berusaha lebih baik untuk tidak merepotkanmu. Tapi tolong, jangan tinggalkan aku di sini!''
Wajah Anindira memelas meminta Halvir untuk ikut membawanya pergi.
''Tidak seperti itu Dira!'' sahut Halvir bingung dengan reaksi Anindira, ''Kau tidak pernah membuatku repot. Kenapa kau harus berpikir sepertiu itu... Aku telah merencanakannya sejak jauh-jauh hari. Sejak aku membawanmu dari *Hutan Larangan.''
''Tapi Kak Halvir tidak pernah membahasnya denganku!''
''Bagaimana aku kan membahasnya denganmu jika itu memalukana...''
''Apa yang memalukan?!'' tanya Anindira dengan lantang meski suaranya bergetar karena menangis tangis.
''Dira, jangan melihatku begitu!'' seru Halvir lembut. Matanya sendu menatap Anindira. Tangan besarnya membelai kepalanya, ''Aku bodoh. Aku melakukan kesalahan. Aku terlalu acuh dan aku sangat menyesalinya sekarang. Sungguh, aku pikir hal ini tidak akan pernah datang padaku. Karenya aku tidak menyiapkan apa pun.''
Halvir bicara dengan rona wajah teduh. Nada suaranya terasa bergetar menunjukkan perasaan kecewa dan juga rasa penyesalannya yang dalam.
''Dira, kau sudah melihatnya... di rumahku nyaris tidak ada barang yang bisa digunakan untuk membantu keseharianmu sebagai seorang wanita.''
''Kak Halvir tahu kalau itu bukan masalah besar untukku. Selama tiga bulan aku tidak menggunakan barang-barang yang menurutmu penting untukku itu!''
''Itu berbeda Dira!'' seru Halvir menyahut dengan tegas dengan tatapan tajamnya.
Seruan tegas Halvir mengejutkan Anindira. Dia langsung terdiam menatap Halvir dengan mata yang airnya tidak lagi bisa menahan air mata yang sudah menggantung sejak tadi.
''Dira, maafkan aku!'' seru Halvir dengan segera. Dia panik melihat air mata jatuh di pipi Anindira, ''Aku tidak bermaksud membentakmu. Tolong, kau dengarkan aku...'' pinta Halvir mmebujuk Anindira sambil mengusap air matanya, ''Ya... jangan menangis lagi...''
''Dira dengar. Tiga bulan yang lalu akan berbeda dengan dua bulan ke depan. Musim hujan akan segera tiba. Lalu setelahnya musim dingin. Kau tidak akan bertahan jika hanya mengandalkan apa yang aku punya sekarang.''
''Apa maksudmu Kak? Apa sesulit itu mengurusku?''
''Dira, jangan keras kepala!''
Halvir mulai frustrasi karena Anindira masih juga tidak mau mengerti alasan Halvir harus pergi meninggalkannya.
Saat Halvir mulai meninggikan suaranya lagi. Tentu saja itu kembali membuat Anindira meneteskan air matanya.
''Dira...'' panggil Halvir dengan nada frustrasi. Dia kesal tapi dia juga tidak bisa marah.
Halvir berusaha bersabar dalam menghadapi ketidaktahuan Anindira. Dia benar-benar harus menahan diri.
''Dira, dengarkan aku... sekali lagi akan aku jelaskan padamu. Tolong kau simak dulu ucapanku... Tiga bulan perjalanan yang kita lakukan. Itu semua mungkin terjadi karena itu musim panas. Tapi jika itu terjadi saat musim hujan, kemungkinan hanya sebulkan paling lama kau bisa bertahan. Apa lagi jika musim dingin... kesempatanmu untuk bertahan hidup sangat tipis Dira.''
''Tapi, Kak Halvir bersamaku!''
''Kau lupa dengan ucapanmu sendiri semalam?!''
Masih dengan wajahnya yang sembab. Mata Anindira melihat Halvir dengan tatatpan bertanya.
''Pikun!'' seru Halvir. Sambil tersenyum dia menghapus ingus yang keluar dari hidung Anindira, ''Baru semalam tapi kau sudah melupakannya.''
''Apa?!'' tanya Anindira. Suaranya sedikit parau dan dia tidak peduli dengan Halvir yang membersihkan ingus di wajahnya.
''Aku memang kuat tapi tidak bisa hidup sendiri... itu benar adanya Anindira. Apa lagi jika itu adalah perihal menjaga seorang wanita. Aku tidak akan bisa sendirian... aku butuh bantuan Dira.''
''Tapi apa harus sekarang? Aku baru dua hari di sini...''
''Dira, kau tidak menyimak ucapanku dengan benar?! Musim panas adalah masanya mengumpulkan bahan makanan. Berburu, dagingnya di awetkan, kulitnya di jemur. Saat musim dingin, daging kering akan jadi stok makanan. Lalu, kulit yang sudah di samak. Kalian para wanita akan sangat membutuhkannya. Yang tidak kalah penting dengan itu semua *Amber... Punya stok makanan. Punya kulit untuk di jadikan selimut. Jika tanpa *Amber kalian para wanita akan sangat menderita... aku punya selimut yang cukup tapi aku tidak punya stok makanan. Lalu *Amber yang aku punya tidak cukup untuk kebutuhan kita.''
Sebagai *Safir, tentu Halvir sangat malu mengungkapkan betapa tidak berdayanya dia saat ini. Tapi itu kenyataan yang harus diterima olehnya. Suka atau tidak dia harus mengakuinya dan dia sedang meminta pengertoian Anindira untuk memahami keadaannya.
''Bersabarlah sedikit, Dira!'' pinta Halvir sekali lagi, ''Musim hujan segera tiba. Saat itu kita tidak bisa mengawetkan daging dan tidak bisa menyamak kulit binatang.
Halvir bisa melihat ada ketakutan di mata Anindira, sangat jelas terlihat dari ekspresinya kalau Anindira tidak ingin ditinggalkan. Tapi, Halvir dengan sabar memberi penjelasan pada Anindira agar mau lebih bersabar dan memaklumi keterbatasan Halvir.
Anindira menatap Halvir dengan wajah cemas. Dia menyimak dengan baik kata-kata Halvir. Dia mencoba untuk memahaminya meski ada beberapa hal yang dia tidak paham. Tapi, karena hati Anindira sedang sedih karena tiba-tiba Halvir akan pergi meninggalkannya, membuatnya malas untuk bertanya.
***
***
Info seputar situasi di DUNIA MANUSIA BUAS
Di dunia ini, musim dingin terjadi sangat panjang. Banyak perempuan jatuh sakit karenanya. *Amber wajib ada untuk setiap rumah tangga yang ada wanitanya. *Amber menjadi komoditi yang sangat berharga, karena *Amber adalah obat untuk memperkuat kondisi fisik baik itu pria mau pun wanita.
Di musim hujan dan musim dingin setiap rumah tangga harus punya persediaan. Wanita memiliki tubuh lebih lemah sangat mudah sakit di musim itu. Suhu dingin yang ekstrim membuat mereka kedinginan. Lalu, pada akhirnya akan membuat wanita rentan sakit. Saat musim dingin, biasanya wanita yang dalam kondisi prima akan mengkonsumsi *Amber minimal sekali satu bulan. Hal itu dilakukan jika ingin kondisi fisiknya tetap terjaga. Lebih banyak lebih baik tapi sehebat apa pun pria dalam rumah tangganya akan lebih baik jika menggunakan *Amber secara bijak.
Hanya sekitar sepuluh sampai tiga puluh persen dari populasi Klan Herbifora yang bisa naik level. Pada umumnya mereka bahkan tidak bisa naik level sama sekali. Meski begitu mereka punya kelebihan berupa ketekunan, keuletan dan ketelitian yang luar biasa. Karenanya posisi sebagai penjahit, pembuat perhiasan, pembuat tembikar, menjadi petani, dan juga yang tak kalah penting menjadi seorang dokter. Profesi-profesi tersebut para herbifora yang melakukannya.
Mereka juga butuh kulit dan daging sebagaimana para Predator. Tapi karena mereka tidak cakap dalam berburu maka para Klan Predator yang melakukannya.
Sebagian dari herbifora adalah dokter, berkat kemampuan itu mereka cukup dihormati. Hans sejatinya adalah salah satu dari Klan Predator. Mungkin dia satu-satunya klan predator puncak bisa mengerti dengan baik tentang pengobatan dan obat-obatan.
***
***
.
.