part 13

1057 Words
reza bergegas mandi dan mengganti pakaian nya. reza tak perlu khawatir karena dia punya stok baju yang banyak diapartemen via. reza mengecup pipi via sebelum pergi. "hati hati dijalan ya sayang...jangan lupa nanti sering sering mengunjungiku " ucap via dengan suara khasnya yang terdengar seksi dan manja. reza hanya mengangguk saja. via melambaikan tangan dan kemudian tersenyum lebar. tak apa sekarang ini kau jadikan aku simpananmu reza, yang penting uang mu selalu mengalir terus untukku. aku bahagia jika kebutuhanku terpenuhi...batin via sambil terus tersenyum menatap punggung reza yang berjalan kian menjauh darinya. .... perlahan reza mengemudikan mobilnya, ia sedang memikirkan alasan apa yang akan ia berikan kepada hana nanti. aahhh masa bodo lah nanti aja dipikirin... batinnya hana sudah berada dikantor tempatnya bekerja. semenjak semalam hana terus berpikir, mencari cara agar ia bisa membongkar kelakuan reza. yang selama ini tak pernah dia tau. hana ingin menangkap basah lagi perbuatan reza agar dia bisa memutuskan pertunangan mereka dengan tenang tanpa disalahkan dari pihak manapun. bagaimanapun juga keluarganya dan keluarga reza sudah terlanjur dekat dan sudah seperti keluarga sendiri. .... hana keluar dari kantor pukul 17.00 tepat. saat ia keluar dari gedung terlihat reza sudah menunggunya diluar bediri, menyandar dipintu mobilnya sambil memasukkan kedua tanganya disaku celana. hana berusaha bersikap biasa saja .dia tak mau kelihatan mengejar ngejar reza. "hana..." reza memanggil hana seraya berjalan mendekat "hay kak tumben jam segini sudah ada disini, emmm...apa lagi ada perlu.." ucap hana sambil terus berjalan, hanya sesekali ditatapnya wajah lelaki itu, kemudian dia fokuskan pandanganya ke depan kembali. reza sedikit kaget dengan sikap acuh hana. dia terlihat tidak marah sama sekali kepadanya. menurut reza sikapnya yang seperti ini malah terlihat aneh. "kaka mau jemput kamu hana. kamu gimana sih dijemput malah bertanya kayak gitu" ucap reza "ohh tumben ...biasanya gak pernah jemput kan, lagi pula rumah aku kan dekat ka tinggal nyebrang saja " kata hana "kaka kan lagi ada waktu hana" ucap reza menatap lekat wajah hana berusaha mengulik rasa penasaranya terhadap hana "kaka pikir kita harus lebih sering ketemu menjelang hari pernikahan kita ini hana" kata reza lagi "jangan sering ketemu kak nanti bosen" ucap hana acuh tak acuh "ah kamu hana ..kaka kan pengen juga mesra mesraan sama tunangan sendiri.." sambil senyum menyeringai reza menjawab ucapan hana "nanti kak dipuas puasin kalau kita sudah halal" jawab hana reza hanya nyengir mendengar jawaban hana. "kayaknya aku jalan aja deh kak lama kalau naik mobil kan muter dulu harus jalan kedepan sana " kata hana menunjuk arah putar balik didepan yang cukup jauh "gapapa hana ayok masa kaka udah jemput kamu tolak sih" kata reza "gimana kalau sekalian kita makan saja" kata reza lagi. dirinya masih bertanya tanya ada apa dengan hana saat ini, jelas ini bukan hana yang biasanya bahkan hana pun tak sedikitpun bertanya tentang keberadaanya semalam. "hana takut dicariin ibu kak kan tadi belum pamit" jawab hana "kaka yakin ibu ijinin kan perginya sama kaka. atau kalau tidak telpon saja sekarang hana.."kata reza hana tampak berpikir sejenak sebenernya dia marah sama reza tapi dia harus berusaha menjaga image nya untuk terlihat biasa biasa saja, agar penyelidikanya nanti berjalan dengan lancar. "oh yasudah kak, ayo berangkat, nanti aku telpon ibu, memangnya kita lama ya keluarnya" tanya hana "rencana kaka sih nonton trus habis itu kita nanti makan malam hana gimana menurut kamu..." reza kembali meminta pendapat hana "oh iya boleh kak ayok kita berangkat keburu macet nanti" ucap hana mereka berdua kemudian masuki mobil. hana memakai sabuk pengaman. kemudian reza mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan yang sudah semakin padat, biasanya kalau jam pulang kerja memang selalu ramai seperti ini. hana dan reza sudah menghabiskan waktu dua jam didalam bioskop dan kini mereka sedang berada direstoran yang cukup besar. dalam benak reza masih merasa heran kenapa hana tak sekalipun menanyakan tentang keberadaanya semalam. padahal semalaman hana berulang kali mengiriminya pesan juga berusaha menelponya. apa yang disembunyikan cewek ini ya. apa aku saja yang mulai bicara nanti ya batin reza. "hana...." reza memanggil hana pelan " ya kak " hana mendongakkan kepala sejenak kemudian kembali memotong daging steak makanan yang menjadi favoritnya. "kaka minta maaf soal semalam .hp kaka lowbat, mati terus kaka isi daya kemudian baru kaka aktifin pas pagi tadi. sore itu kaka lagi keluar bareng temen hingga malem, biasa bahas projek baru.." kata reza pelan berusaha menjelaskan, reza sangat hati hati dalam berbicara , sambil ditatapnya wajah acuh hana. "oohhh...." hana hanya ber oh ria , justru itu yang semakin membuat reza penasaran, biasanya hana selalu nyerocos memberondongnya dengan banyak pertanyaan. "iya kak tak apa ...yang penting kaka sehat, dalam keadaan selamat juga tak terjadi apa apa dijalan, hana cuma takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. sebetulnya kalau hana telpon hanya ingin memastikan hal itu kak...." ucap hana "iya hana kaka ngerti hana. makasih perhatiannya" kata reza tersenyum memandang hana hana balas tersenyum ... tunggu saja tiba saatnya nanti, aku akan membuktikan sendiri apa yang sebenernya kaka lakukan dibelakangku, apa benar yang selama ini kaka bilang bisnis itu, apa itu hanya alasan belaka. apakah kaka ternyata ngelakuin hal lain dibelakangku ?batin hana . mereka telah selesai makan dan kini sedang menikmati dessert yang sudah tersaji dihadaoan mereka. itu adalah menu penutup andalan yang tersaji direstoran ini. saat mereka tengah asyik menikmati hidangan,tiba tiba saja reza menangkap sosok yang ia kenal, terlihat tak asing, dari kejauhan reza mengamati. reza sedikit menyipitkan pandanganya, dari tempatnya duduk reza tampak mengenali postur tubuh seseorang yang tengah mengenakan dress merah dan menenteng tas hitam. penasaran, reza meyipitkan mata nya kembali mengawasi dan memastikan apakah benar yang dilihatnya itu sepertinya....aku mengenalnya... batin reza siapa ya... aaah...masa iya sih...reza masih terus mengamati kedatangan wanita itu, yang kian lama semakin terlihat mendekat kearah nya sepertinya itu via... gumam reza pelan ngapain juga dia disini dan...bersama siapa dia. wanita itu terlihat sedang berbicara seraya bergandengan tangan dengan seseorang disebelahnya.mereka tampak akrab sekali. reza mulai gelisah.. awas kamu via kalau itu kamu dan kamu sampai berani macam macam dibelakangku... gigi gigi reza bergemeletuk mulai beradu karena menahan geram. tunggu saja aku pasti akan membuatmu menyesal nanti, wajah reza mulai berubah, memerah, tampak sekali dia sedang menahan amarah... reza mengepal jemari tanganya hingga buku buku jari tangan itu memutih, tak banyak yang dapat dilakukan nya sekarang, meskipun hatinya mulai panas. posisi nya saat ini serba salah. dia hanya bisa menahan dan menunggu saat yang tepat untuk menyalurkan emosinya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD