part. 10

1012 Words
saat ini aku dan kak reza sudah menjalani hubungan normal kembali seperti semula sebelum tragedi perselingkuhan itu terkuak. kurasakan sekarang kak reza lebih perhatian, biasanya aku berangkat kekantor hanya berjalan kaki dikarenakan tempat kerjaku memang deket dari rumah. beberapa minggu belakangan ini kak reza selalu mengantarku ketempat kerja ,katanya sekalian lewat ,karena dia juga lagi ada kerjaan yang searah dengan kantor aku. hari hari telah berlalu aku dan kak reza semakin dekat ,waktunya kini lebih banyak bersama denganku, kami sering menghabiskan waktu berdua walau hanya sekedar ngobrol diruang kerja cafe begitupun sudah cukup bagiku. aku menyampaikan amanat ayah ibuku tentang kapan pastinya kami menikah kalau dihitung dari waktu kami bertunangan kini sudah 6 bulan lebih dan selama itu kak reza tak pernah membahas pastinya kapan hari pernikahan kami berlangsung. "kaa..." kataku "ya..."ka reza menatapku "ehmmm......ayah kemarin nanya, kapan kita akan memastikan tanggal pernikahan. kata ayah sudah 6 bulan kita bertunangan " kataku aku merasakan air muka kak reza berubah.. tampak gugup.. kaku.. tegang.. "aa...ada apa kak ,kaka sepertinya kaget" ucapku "oo..ohh...tidak hana , eeeee..e..iya kaka memang sedang memikirkanya " kata kak reza "apa ada kendala yang hana tidak tau kak.." kataku lagi "ti..tidak hana...kaka hanya belum siap aja ,kamu tau kan menikah bukan perkara yang gampang" kata kak reza lagi "aku rasa kita sudah lebih dari cukup mengenal satu sama lain kak,dan umur kita berdua juga sudah sangat dewasa, apalagi kendalanya kak..." hana menyondongkan mukanya menatap ke arah reza "bukan cuma itu han..mental juga materi perlu juga kita persiapkan matang matang" ucap reza "apa kaka belum siap mental jika menyandang status sebagai suamiku, oh iya kita kan sudah lama menabung juga kak tiap bulan aku sisihkan penghasilanku aku masukkan ke rekening kita berdua juga hasil dari penjualan dicafe sedikitpun aku nggak minta bagian kan...,apa tabungan kita belum cukup..."ucap hana dengan tegas "ohhh...iya han....kaka belum cek saldo rekening sepertinya sudah cukup sih han...kaka hanya terkejud saja tadi. nanti kaka bicarakan lagi sama papa dan mama ya.." kata reza mengakhiri percakapan mereka aku tersenyum aku bahagia sekali jika hubungan kami nanti akhirnya sampai ke pelaminan juga itulah harapanku. .... reza menatap ponselnya. sudah sangat lama hana berada dicafe dan tak menunjukkan tanda tanda akan pulang, hana terlihat sedang mengecek laporan bulanan ia mencocokkan penghasilan dan pengeluaran cafe yang kata dia akhir akhir ini seperti ada kejanggalan. 'hatiku agak deg degan juga. bisa kebongkar semua rahasiaku ini kalau setiap hari dia membuka laporan' batin reza 'aku harus mengalihkan perhatianya..yang kutau hana sangat suka dikasih perhatian pasti hatinya langsung luluh..' reza mulai merancang ide "hana apa kamu tidak haus atau lapar gitu, gimana kalau kita cari makan diluar" kata reza berharap hana mau mengikuti ajakanya "kenapa nggak pesen makan disini aja kak" jawab hana "bosen hana tiap hari aku makan makanan disini aku bosan dengan menu cafe ini ,ayo kita cari makan diluar aja sekalian jalan, kan kita sudah lama gak pergi berdua "kulihat rona kebahagian menghampiri wajah hana ,dia tampak senang ,yees akhirnya berhasil aku membawanya pergi.akan aku usahakan besok besok agar dia tak datang tiap hari ke cafe. .... reza pov aku memang bertunangan dan berpacaran lama dengan hana aku akui aku juga menyayanginya. dia baik dan cukup menarik. hubungan pacaran kami juga sangat normal aku menghargainya dan juga menghormati keluarganya. hatiku mulai goyah saat aku kenal dengan wanita bernama via, dia sangat cantik seksi dan menggairahkan, bodinya yang bak gitar spanyol selalu membangkitkan sisi kejantananku...dan ditambah lagi dengan dia yang selalu berusaha menggodaku, bahkan secara terang terangan ingin menjadi selingkuhanku,via sudah tau aku mempunyai tunangan tapi dia bilang bisa membawa diri dan menjaga rahasia ini. aku berhasil bermain api dibelakang hana dan tentu juga dibelakang keluargaku. keluargaku sangat menyayangi hana bahkan malah seperti hana lah anak kandung mama dan papa. seperti tersihir, aku bahkan sudah memberikan modal yang sangat fantastis ke via untuk membuka salon didaerah asal nya dibogor, merenovasi rumah orang tuanya dan juga..memberikan uang 50juta sebagai DP mobil merah yang dipakainya setiap hari. juga menyewakan nya sebuah apartemen, aku tak mau setiap kita berdua ingin ketemuan atau berbuat sesuatu harus booking hotel dulu kurasa itu malah jauh lebih boros apalagi intensitas pertemuan kami yang sangat tidak bisa diprediksi. via bukanya tidak tau status ku dia tau bahkan beberapa kali hana dan via sering berada disatu tempat, cuma karena hana orangnya tak terlalu peka dengan keadaan sekitar jadi dia tak sedikitpun membaca bahasa tubuh kami. bukan dengan cuma cuma aku memberikan semua yang via minta aku mendapatkan timbal baliknya. tentu saja via sangat bisa memuaskanku dia selalu bersedia melayaniku kapanpun aku mau. dan tentu saja pelayananya sangat memuaskan membuatku candu dan susah untuk melepaskanya. aku sudah berbicara kepada via agar jangan dulu menghubungi atau menggangguku setelah kejadian hana memergoki kami dicafe. aku harus memperbaiki hubunganku dulu dengan hana, karena hana juga adalah sumber uangku. dia menabung direkening ku tiap bulan dan juga rela menggelontorkan modal yang cukup besar untuk cafe, dan tentu saja tanpa hana mana mungkin papa dan mama ku tak mau memberiku bantuan modal usaha. papa dan mamaku sudah berkali kali memodaliku usahaku namun usahaku selalu gagal setelah itu mereka kapok. tapi jika aku mengatakan join usaha dengan hana kedua orang tuaku sangat mendukung dan dengan gampangnya menggelontorkan dana yang cukup besar buatku. aku tidak mau kehilangan sumber penghasilanku ini. aku dan hana telah kembali dari mall. kami jalan dan makan, sebenernya aku salut sama hana penampilanya sederhana tidak berlebih tapi tetep cantik juga dia tidak pernah memintaku membelikanya barang barang mewah tidak juga boros tapi aku sudah terlanjur teralih dengan kepuasan yang via beri ,via sungguh sangat memuaskanku belum tentu hana nanti setelah kami menikah bisa memberi service seperti yang via berikan. aku segera mengantarkan hana pulang. setelah dari rumah hana aku melajukan mobilku ke apartemen via hasratku sudah menggebu aku sudah menahanya beberapa hari ini karena menunggu keadaan kondusif. setalah masuk ke apartemen dan mengunci pintu aku langsung disambut via dengan pakaian seksinya. memang aku sudah menghubunginya tadi pas dijalan. aku membutuhkanya memuaskan ku. kami bergumul diatas ranjang. entah sudah berapa kali percintaan kami malam ini kami saling menjerit saling memuaskan hingga berakhir mendengkur diatas kasur empuk itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD