Iza cukup kaget dengan permintaan sang mantan. Dalam diam dia terus menyelesaikan suapan terakhir lalu meletakan mangkuk di atas nakas, baru setelah itu menyerahkan minuman padanya. “Lain kali kalau tidak ada istri, gunakan jasa suster untuk mengurusmu!” Iza sengaja memberi penekanan pada Azka agar tidak mengharapkan dirinya untuk datang kembali. Seharusnya ini bukan urusan dia. Sebagai seorang mantan, tentu mereka bukan lagi mahram, hanya saja di sini Iza menggunakan hati nuraninya saja. Lantas Azka tak menjawab. Sejujurnya suster sudah datang untuk menyuapi makanan, tapi dia berharap Rena datang. Mungkin dengan berada di kota sang mantan, Rena dapat lebih mempererat penjagaan, menambah rasa cinta dan perhatian, nyatanya nihil. Namun, pikiran Azka tetap fokus pada pertanyaan yang belum