9

1485 Words

Jam 5 sore Qiandra kembali ke kediaman Ezell. Ketika melihat bangunan rumah Ezell, rasanya Qiandra ingin membalik tubuhnya dan pergi. Tapi ini salahnya sendiri. Dia sendiri yang sok pahlawan menawarkan diri untuk menjadi milik Ezell. Qiandra menyesal karena tak memikirkan lebih jauh tentang arti kepemilikian.     Qiandra tersenyum miris saat ia mengingat kata-katanya pada sang ibu tentang Ezell tak akan mungkin menyakitinya. Nyatanya Ezell bukan sekedar menyakitinya tapi membawanya ke neraka.     Menghela nafas lelah, Qiandra keluar dari mobilnya. Ia menyeret kakinya melangkah masuk ke bangunan mewah warisan dari ibu Ezell.     "Nona Qian, Tuan Ezell menunggu anda di kamarnya." Bahkan dia belum meletakan tas ke kamarnya, Ezell benar-benar membuatnya tak mampu bernafas.    

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD