14

1776 Words

Ezell selesai dengan tubuh Qiandra, ia mengancingkan kembali celananya. Matanya menatap Qiandra yang tergolek di atas sofa dengan pakaian yang sudah terkoyak. "Kau mengatakan kematian Mommyku adalah takdir, kan?" Ezell berjongkok di depan Qiandra. Saat ini ia seperti seorang psikopat, membelai rambut Qiandra dengan pelan, "Maka yang sedang terjadi saat ini adalah takdirmu. JIka bukan takdirmu maka kau tak akan mengalami ini. Jika ada yang ingin kau salahkan maka salahkan saja tadkir. Takdir yang membuatmu menjadi anak dari p*****r itu. Nikmati takdirmu, Qiandra, nikmati pahit hidup ini hingga kau tak merasakan pahit itu lagi." "Bukan takdir yang salah, Ezell. Tapi pilihanmu yang salah." Qiandra menjawab tanpa nada, "Jika kau memilih berdamai maka aku tak akan berakhir seperti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD