Ingin Mati

1528 Words

Siapa yang gak menangis? Mana pacarnya cuma bisa menenangkan dengan ala kadarnya. Besok-besok ketika ia cari malah sudah tak bisa dihubungi. Mana ia mual sekali sampai lemas. Pingsan saat hendak keluar dan akhirnya dibawa anak-anak kosan ke rumah sakit. Apa kata dokter? Ya hamil lah. Apalagi alasannya? Ia juga tak banyak makan beberapa hari terakhir karena stres. Kini ya teman-teman kosnya juga tercengang. Ya bingung. Bagaimana coba? Si dokter tentu tahu lah. Bukan sekali-dua kali hal semacam ini terjadi. Sudah sering kok. Ia hanya bisa menghela nafas usai meresepkan obat. Dea? Jelas malu lah. Ia yakin kalau teman-temannya yang menemaninya di sini sudah mendengar semua apa yang dikatakan dokter. Ia tak punya muka lagi. "Pacar kamu ya, De?" Karena kemungkinan besar ya memang cowok itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD