Bab 74. Berdamai

1508 Words

Jericho masih duduk di sofa ruang kerjanya setelah Keenan pulang. Ia merenungi semua yang diucapkan oleh kakaknya tentang Ayah mereka, Pramusha. Selama ini ia tidak pernah lagi menghubungi sang ayah atau kakaknya sama sekali. Hal itu membuat Jericho makin dingin. Ia bahkan tidak menyukai saat ayah dan kakaknya pulang. Mungkin sikapnya tidak seberapa dingin pada Keenan tapi pada ayahnya, Pramusha, hal berbeda dirasakan Jericho. Jericho memandang kosong seraya menyandarkan kepalanya di pada sandaran sofa dengan mata berkaca-kaca. Pram mengeraskan rahangnya lalu mengepalkan tangan dan sesekali membuang muka menyembunyikan luka hatinya yang tak pernah selesai. Jericho lalu menundukkan kepala dengan kedua tangan meremas sisi kepalanya. Matanya terangkat tak berapa lama kemudian. Pandangannya t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD