Bab 26

3080 Words
Adrel menatap Dira sambil berusaha meyakinkan wanita itu untuk tetap fokus. Ada banyak hal yang harus dia bicarakan dengan Dira. Wanita itu harus benar-benar mendengarkan apa yang akan Adrel katakan karena Adrel tidak akan bisa mengulanginya dua kali. Masuk ke kamar Dira adalah hal yang tidak pernah terlintas di pikiran Adrel. Apalagi sekarang sedang ada banyak keluarga yang berlalu lalang di rumah ini. Adrel tidak ingin ada salah satu dari mereka yang melihat Adrel dan malah memikirkan hal yang buruk. “Mbak Dira, dengarkan aku!” Dira kembali menatap Adrel. Tampaknya sangat sulit bagi Dira untuk tetap mempertahankan pandangannya. Wanita itu terus diganggu oleh hal yang tidak akan terlihat oleh mata orang biasa. Hanya orang tertentu yang bisa melihat keberadaan mereka. Orang yang terpilih atau orang yang memaksa untuk dipilih. “Aku sudah punya rencana yang bisa kita lakukan malam ini juga. Kita harus kembali ke hutan, Mbak. Hanya.. hanya nyai yang bisa membuat Mbak Dira terlepas..” Adrel berbicara dengan suara yang sedikit dipelankan. Dia takut kalau ada yang mendengarkan percakapan terlarang mereka. Karena jujur saja, ini bukan hal yang bisa didengarkan oleh orang lain. Adrel tentu tidak ingin rahasia ini diketahui oleh orang lain. Tidak, sampai selamanya rahasia ini harus tetap tersimpan di antara dia dan juga Dira. Jangan sampai ada orang lain yang mengetahui rahasia mereka. “Nyai? Kamu nggak tahu? Dia meninggal tahun lalu karena warga membakar gubuk itu. Dia di dalam gubuk dan terjebak di dalam api” Adrel memundurkan langkahnya. Tanpa dia sadari, Adrel merasa benar-benar putus asa. Apa benar begitu? Adrel tidak tahu kalu gubuk itu sekarang sudah tidak ada. Sungguh, selama ini dia terus hidup di kota bersama dengan Mesya, sangat jarang ada pembicaraan mengenai desa ini. Kalaupun ada, Adrel dan Mesya hanya akan membahas mengenai beberapa keluarga dan juga kadang mengenang kembali kisah cinta lama mereka. Adrel tidak tahu kalau gubuk yang terletak di tengah hutan itu sudah dibakar oleh warga. Tidak, kalau sudah begini.. mereka mau melakukan apa? Adrel hanya manusia biasa, dia tidak tahu harus melakukan apa. Astaga, kenapa semuanya jadi seperti ini? “Kita harus apa sekarang?” Dira bertanya sambil terus menatap Adrel. Wanita itu tidak berani menatap sekitar karena jika matanya sampai menatap mata makhluk lain, Dira akan kembali kehilangan kesadarannya. Begini, setiap manusia memiliki tembok penghalang untuk bisa menahan adanya makhluk lain yang ingin masuk dan menguasai dirinya. Tapi dulu Dira pernah menghancurkan tembok itu. Sebagai seorang yang pernah bersekutu dengan iblis untuk sebuah keinginan semu, Dira memilih untuk menyerahkan dirinya pada iblis. Membiarkan mereka berkuasa atas hidup Dira agar Dira bisa mendapatkan satu apa yang dia inginkan dengan muda. Sayangnya, apapun yang didapatkan Dira dari ibis, Dira harus membayarnya dengan sangat mahal. Juga, tidak pernah ada yang abadi untuk setiap permintaan yang Dira ajukan. Semuanya semu, sama seperti keberadaan iblis itu sendiri. Mereka sekarang berkuasa di tubuh Dira, mereka berusaha untuk mengambil alih kesadaran Dira. Menjadikan tubuh Dira sebagai sarang tempat mereka semua bersekutu. Dira tidak bisa melakukan apapun. Dia sudah mencoba berbagai cara untuk menghentikan ini semua. Tapi tidak ada satupun yang bisa membuat dirinya aman. Mereka semua terus mengganggu Dira. Mereka berusaha mengecoh Dira untuk bisa menempati tubuh Dira. Tidak, ini semua harus segera dihentikan karena kalau tidak berhenti, Dira yakin jiwanya tidak akan bisa menahan. Kalau Dira sampai terlambat, justru dirinya yang terusir dari tubuhnya sendiri. “Adrel, kita harus apa sekarang?” Adrel masih terdiam. Dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Sebagai seorang manusia biasa, Adrel tidak paham dengan apa saja yang harus dilakukan untuk menyelamatkan Dira. Yang dia tahu, seseorang yang telah membuka pintu itu, orang yang sama juga yang bisa menutupnya. Adrel tidak tahu dia harus melakukan apa karena orang yang telah membuka mata batin Dira, yang telah mengizinkan agar iblis bisa masuk dan bersekutu dengan Dira, orang itu telah tiada. Kalau sudah begini, apa yang bisa mereka lakukan? Adrel terhimpit dengan keadaan. Di satu sisi, dia memang ingin membantu Dira terlepas dari semua ini. Tapi di sisi yang lain, Adrel juga merasa sangat takut kalau iblis itu yang malah menyerang dirinya. Tidak mudah untuk bisa tetap bertahan dari serangan iblis. Adrel tidak ingin jiwanya kembali dikuasai untuk yang kedua kalinya.. Tidak.. Adrel juga tidak ingin jika masalah mengenai Dira ini harus diketahui oleh istrinya. Tidak Mesya tetap tidak boleh tahu. Adrel harus membantu Dira dan segera membebaskan wanita itu. jangan sampai Mesya sampai tahu masalah besar ini. Astaga, kalau memang wanita berambut putih itu sudah tiada, kenapa Adrel harus jauh-jauh datang ke sini? Semuanya akan semakin rumit karena di tempat ini tidak hanya Mesya saja. Ada banyak keluarga yang lain yang tentu saja berpotensi untuk mengetahui apa yang terjadi. Semakin banyak orang, Adrel akan semakin kesulitan untuk mencari jalan keluar. “Tolong, tolong bantuin aku. Aku sudah nggak tahu apa yang harus aku lakukan..” Dira melangkahkan kakinya untuk mendekati Adrel. Jujur saja, jika Adrel mau bertindak egois, sudah sejak awal dia menerima telepon Dira, dia bisa saja langsung memblokir nomor wanita itu dan menghapus namanya dari daftar panggilan yang ada di ponsel Mesya. Dengan begitu Dira tidak akan bisa melakukan apapun lagi. Tapi Adrel tidak melakukan semua itu, Adrel berusaha untuk tetap menghargai Dira setelah apa yang terjadi selama bertahun-tahun yang lalu. Adrel bahkan menasehati Mesya agar istrinya itu bisa menerima Dira kembali dan mulai memperbaiki hubungan mereka yang sempat terputus. Kesempatan tidak datang dua kali, Adrel tidak mau Mesya menyesal di kemudian hari. Saat itu, yang Adrel tahu adalah Dira sudah tidak lagi berurusan dengan hal-hal gaib yang berpotensi untuk tetap mengikat wanita itu. Bertahun-tahun yang lalu, saat Adrel sudah menikah dengan Mesya, ketika dia sedang pulang ke desa, Adrel pernah bertanya pada Dira mengenai hubungan wanita itu dengan nyai. Kata Dira dia sudah menyelesaikan semuanya. Dira tidak ingin lagi berurusan dengan hal-hal negatif itu. Sayangnya, mungkin saat itu Dira berbohong. Wanita itu masih tetap berhubungan dengan nyai. Wanita itu masih terjerat dengan hal yang sama. Sekarang, jeratan itu mungkin akan semakin kuat karena saat ini Dira sudah semakin lemah. Wanita itu tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Lalu, Adrel kembali lagi masuk ke dalam masalah Dira yang berpotensi menyeret dirinya lagi. Ini bukan masalah sepele yang bisa Adrel selesaikan dengan muda. Masalah ini menyangkut jiwa.. menyangkut nyawa juga. Adrel tidak tahu apa yang harus dia lakukan karena sejujurnya, Adrel mengajak Mesya dan Dira ke sini adalah agar Dira bisa pergi ke hutan untuk kembali pada nyai lalu meminta wanita itu untuk melepaskan Dira. Hanya begitu saja yang akan dilakukan oleh Adrel. Tapi, nyai sudah meninggal. Sekarang siapa yang bisa membuat Dira terlepas dari semua ini? Adrel merasa tidak bisa memikirkan jalan keluar lain. “Mbak Dira kenapa nggak bilang sama aku?” Tanya Adrel sambil menatap Dira dengan tatapan tajam. Kenapa wanita itu baru mengatakannya sekarang? Adrel sudah terlanjur ada di sini. Tidak ada cara lain yang bisa Adrel temukan selain meminta bantuan wanita itu. Astaga, Adrel tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Kepala Adrel rasanya mau pecah. Dira tidak akan bisa menahan kekuasaan jiwanya di dalam tubuhnya, semakin lama, kekuatan wanita itu akan semakin hilang. Saat hal itu terjadi, mereka tidak akan bisa lagi menemukan Dira. “Aku nggak tahu kalau ini adalah rencanamu..” Adrel mengusap kepalanya dengan frustasi. Dia harus memutar otak, dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak akan ada penyelesaian jika mereka hanya diam tanpa mau berusaha. Sekarang Adrel memang belum menemukan satupun cara yang bisa dia lakukan, tapi Adrel yakin dia bisa membuat Dira kembali. Pasti ada satu cara lain. “Mbak, apa nyai pernah mengatakan bagaimana caranya terlepas dari semua ini selain melalui dia?” Adrel kembali bertanya. Dengan sisa harapannya, Adrel kembali mencari tahu. Jika bukan dirinya, siapa yang akan membantu Dira? Wanita itu tidak memiliki siapapun saat ini. Beginilah risiko yang akan di dapatkan jika kita bersekutu dengan iblis. Iblis bukan manusia yang bisa kita hentikan dengan mudah. Tidak pernah ada kekuatan yang bisa menandingi iblis, kecuali Tuhan. Sekali manusia terlibat masalah dengan iblis, iblis tidak akan pernah melepaskan manusia. Ada banyak sekali harapan yang disimpan oleh iblis untuk menguasai kehidupan manusia. Orang yang tidak menyerahkan diri saja banyak yang tetap dikuasa oleh iblis, apalagi Dira? Dira sendiri yang secara suka rela membagi tubuhnya untuk bersekutu dengan iblis. Membiarkan iblis menggunakan tubuhnya untuk tempat tinggal. Sekali terlibat dengan iblis, manusia tidak akan pernah bisa benar-benar terlepas. Tetap akan ada satu akibat yang akan terus mengiring di sepanjang kehidupan mereka. Tuhan memang akan selalu mengampuni segala kesalahan manusia. Tapi iblis juga tidak akan pernah melepaskan manusia. Akan selalu ada hubungan khusus antara manusia yang sudah menyehrakan diri dengan iblis yang jahat. “Aku nggak tahu. Dia nggak pernah mengatakan apapun. Kamu tahu sendiri kalau aku selalu berdiri di depan gubuk setiap aku kasih persembahan. Aku nggak tahu sekarang aku harus bagaimana. Aku mau lepas dari ini semua, Rel” Adrel tahu, dia sangat tahu kalau saat ini Dira memang sangat ingin terlepas dari ganguan iblis yang ingin menguasai dirinya. Lagi pula, orang yang menjadi alasan Adrel bersekutu dengan iblis sudah meninggalkannya. Adrel sudah mengatakan jika apapun yang diminta kepada iblis, semua itu tidak akan pernah bisa bertahan lama. Ketika orang yang kita jerat telah sadar karena kekuatan iblis tidak lagi sanggup untuk menahan orang itu, mereka tetap akan meninggalkan kita. Mereka akan tersadar dari tipu muslihat iblis lalu mulai tahu jika apa yang terjadi asalah hal yang tidak benar. Sayangnya, saat semua itu tiba, Dira semakin tidak sanggup menahan dirinya sendiri. Entah apa yang membuat Dira bisa menghancurkan semua tembok pertahanan dirinya hingga akhirnya wanita itu bisa sampai seperti sekarang. Semakin lama, persembahan yang diminta iblis akan semakin beragam, jika Dira tidak bisa memenuhi permintaan mereka, iblis tidak akan lagi mendengarkan permohonan Dira. Saat itu tiba, bukan lagi Dira yang berkuasa atas iblis, tapi iblis yang akan mulai memainkan permainan atas tubuh Dira. Ada banyak hal yang Adrel ketahui mengenai dunia kelam itu. “Bagaimana? Bagaimana caranya lepas kalau nyai saja sudah meninggal? Kita harus cari bantuan ke mana Mbak Dira?” Adrel rasanya sudah frustasi. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Adrel mengusap wajahnya sekilas. Mulai memikirkan apa yang bisa mereka lakukan untuk menyelesaikan satu masalah yang benar-benar serius ini. Tidak, tidak ada jalan keluar. Sejak awal Adrel sudah tahu konsekuensi apa yang akan diterima orang yang bermain-main dengan iblis. Satu kali mereka bermain, selamanya mereka harus menanggung akibatnya. Adrel tidak menyangka jika semuanya akan berakhir seperti ini. Dira, wanita itu tidak akan bisa selamat jika tidak segera terlepas dari semua ini. Ya Tuhan, ini semua tidak akan berakhir dengan mudah. Semuanya.. tidak akan berakhir dengan mudah. “Aku nggak tahu. Aku nggak sanggup kalau kayak gini terus, Adrel” Sekali lagi, Adrel kembali mengusap wajahnya dengan frustasi. Di tempat ini, ada banyak hal yang mencoba untuk kembali mengambil kesadaran Dira. Adrel tahu dengan jelas jika wanita itu sangat kesulitan menahan semua yang terjadi. Tapi mau bagaimana lagi? Adrel juga tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Adrel berharap dia tidak pernah mengerti hal apapun yang menyangkut semua ini. “Aku akan pikirkan cara lain. Tolong, Mbak Dira harus bertahan. Dan.. jangan pernah kasih tahu masalah ini ke Mesya.” *** Menatap Mesya yang sedang terlelap dalam tidurnya, satu rasa bersalah terbesit di dalam hati Adrel. Mesya, dia adalah wanita yang sangat Adrel cintai sejak dulu. Memikirkan jika sekarang mereka bisa bersama, rasanya seperti sebuah keajaiban. Adrel mencintai Mesya dengan segala hal yang dia miliki. Menyerahkan seluruh hatinya untuk dipatahkan karena entah kenapa, hanya Mesya yang terus menolak kehadirannya. Hanya Mesya yang bisa membuat Adrel merasa tidak terlihat di saat wanita lain sibuk mencari cara agar bisa dilihat oleh Adrel. Sudah lima tahun mereka bersama. Ada banyak hal yang semakin membuat Adrel mencintai istrinya. Mereka melalui banyak masalah berdua. Mesya yang akan selalu menangis di bahunya dan Adrel yang akan selalu mengulurkan tangannya, menjaga istrinya agar mereka bisa melewati segala masalah. Tidak mudah.. beberapa kali Adrel merasa takut kalau mereka akan gagal. Tapi Adrel juga tidak lantas menyerah begitu saja. Setiap malam, setiap Mesya mulai memejamkan matanya, satu hal yang selalu Adrel lakukan. Dia akan berdoan agar sampai kapanpun, setiap Mesya mulai terlelap, Adrel tetap akan bisa menatap wanita itu. Bisa memeluknya dan terus merasakan hangatnya kulit Mesya. Tidak pernah terbesit pemikiran untuk meninggalkan wanita ini sekalipun di luar sana banyak orang yang mengatakan jika Adrel bisa mendapatkan satu atau bahkan banyak wanita yang jauh lebih baik dari Mesya. Tidak, satu orang yang selama ini Adrel cintai, dia adalah Mesya. Selamanya akan tetap seperti itu. Sekarang, ada lagi satu masalah yang selama ini sering membuat Adrel terjaga sepanjang malam. Sering membuat Adrel ketakutan karena memikirkan konsekuensi apa yang akan Adrel terima ketika Mesya mengetahui satu rahasianya. Tidak, Adrel tidak akan bisa hidup tanpa Mesya. Setelah tahu bagaimana wanita itu selalu ada di dekatnya, menjalani hidup tanpa Mesya adalah sebuah bencana yang tidak akan bisa Adrel terima. Sama seperti Dira yang terombang-ambing tanpa Damar. Adrel juga seperti itu. Adrel dan Dira adalah dua orang yang terjatuh terlalu dalam untuk mencintai. Sejak lama Adrel memang menyadari jika mencintai seseorang secara berlebihan bisa berpotensi untuk menghancurkan hatinya. Dulu memang seperti itu. Saat Adrel selalu berusaha untuk mendapatkan hati Mesya, dulu Adrel sudah sering dijatuhkan, sering merasa sakit hingga air matanya hampir menetes. Tidak mudah.. usaha untuk mendapatkan Mesya tidaklah semudah yang orang lain pikirkan. Adrel mengorbankan banyak waktunya untuk bisa selalu pulang ke desa saat akhir pekan. Sempat terpikir di oleh Adrel jika lebih baik dia tinggal di desa saja. Bekerja di sawah sama seperti yang dilakukan banyak pemuda di sini. Tapi, untuk Mesya.. hanya untuk Mesya, Adrel tetap berusaha menyelesaikan kuliahnya. Mencoba untuk merintis bisnis bahkan saat dia masih kuliah. Semua itu Adrel lakukan untuk Mesya. Agar, nanti kalau Mesya sudah dia dapatkan, akan ada banyak hal yang bisa Adrel berikan pada wanita itu. Adrel ingin Mesya selalu bahagia, oleh sebab itu, sebelum mendapatkan wanita itu, Adrel harus memiliki segalanya. Mesya adalah wanita paling berharga untuknya. Ketika Mesya sudah menjadi miliknya, wanita itu akan menjadi seorang ratu. Adrel akan memperlakukan Mesya dengan sangat baik. Tidak akan pernah membuat Mesya menangis dengan sengaja, tidak juga membebani Mesya dengan masalah ekonomi. Adrel ingin Mesya hanya tinggal duduk di rumah dan menikmati semua fasilitas yang Adrel berikan. Apapun yang wanita itu inginkan, Adrel ingin selalu memberikannya. Ya, semua itu menjadi kenyataan. Semua yang Adrel impikan dan Adrel perjuangkan, semuanya menjadi kenyataan. Ada Mesya yang akan menyambutnya setiap kali dia pulang ke rumah. Ada Mesya yang akan selalu tersenyum sebelum mereka berdua akan tertidur di malam hari. dalam segala hal yang selalu Adrel impikan untuk dilakukan bersama dengan Mesya, semua itu menjadi kenyataan. Wanita itu menjadi milik Adrel. Adrel akan memberikan segalanya agar wanita itu bisa terus bersamanya. Tidak akan Adrel biarkan wanita itu pergi dari kehidupannya. Setelah ada Mesya, rasanya semua hal di dalam hidup Adrel sudah lengkap. Semuanya terasa sangat menyenangkan. Sekarang, ada satu hal yang terus mengganggu Adrel. Membuat Adrel jadi terus terjaga padahal malam sudah semakin larut. Adrel tersenyum ketika melihat Mesya bergerak dengan gelisah. Tangan Adrel menarik selimut untuk menutupi bahu Mesya yang terbuka. Di desa udara sangat dingin, Mesya pasti merasa kedinginan karena sebenarnya wanita itu adalah tipe wanita yang sering kedinginan. Baiklah, apapun yang terjadi, Adrel harus segera mencari solusi. Harus segera menemukan cara agar semuanya kembali baik-baik saja. Tidak, Adrel tidak ingin masalah ini membuatnya harus kehilangan Mesya. Kali ini, mungkin untuk yang pertama kalinya mereka akan mendapat satu masalah serius. Adrel harap, apapun yang terjadi nanti, semua itu tidak akan mempengaruhi hubungan Adrel dan Mesya. Sejak dulu, saat inilah yang paling ditakuti oleh Adrel. Sungguh, tidak akan ada rahasia yang akan benar-benar menjadi rahasia. Seiring berjalannya waktu, rahasia akan terbongkar juga. Adrel benar-benar takut karena apa yang dia lakukan bukan hal yang bisa dimengerti dengan mudah. Andai.. andai saja dulu Adrel tidak membuat kesalahan itu.. Jika sudah seperti ini, yang bisa Adrel lakukan adalah berharap agar semua yang terjadi hari ini bisa segera berlalu. Adrel memang merasa takut, tapi ketakutan itu tidak akan bisa membuat masalahnya berlalu begitu saja. Harus ada sesuatu yang dia lakukan untuk menyelesaikan masalah mengenai Dira. Jujur saja, apapun yang menyangkut Dira memang sudah bukan urusannya lagi. Tapi, Adrel tentu tidak akan tega melihat wanita itu terus tersiksa. Di sini hanya ada Adrel yang mengetahui masalah yang diderita oleh Dira. Jika bukan Adrel, siapa yang akan membantunya? Adrel menghela napas sekilas. Malam ini akan terasa sangat panjang karena mungkin Adrel tidak akan bisa menutup matanya. Apapun yang terjadi, Adrel harus segera menemukan cara lain untuk melepaskan Dira dari jeratan iblis yang berusaha mengikat wanita itu.. Apa.. apa yang bisa Adrel lakukan? Dia tentu tidak akan tega jika membiarkan Dira berjuang sendirian. Tapi, jika Adrel mau membantu, apa yang bisa dia lakukan? Adrel hanya memiliki satu cara. Hanya satu orang yang Adrel tahu bisa membantu Dira. Tapi orang itu sudah meninggal. Sekarang, siapa yang bisa membantu mereka? Adrel hanya manusia biasa yang tidak banyak mengerti mengenai hal seperti itu. Adrel tidak tahu harus melakukan apa karena jujur saja, sejak bertahun-tahun yang lalu Adrel sudah memutuskan hubungan dengan wanita yang ada di hutan itu. Hanya satu hal yang Adrel tahu, wanita itu yang bisa membantu Dira. Kalau wanita itu saja sudah berada di alam yang lain, apa yang bisa Adrel lakukan? Haruskah dia ikut menjelajah ke dunia lain untuk menemukan wanita itu? Siapapun orang di luar sana, Adrel harap sebelum mereka memutuskan untuk bersekutu dengan iblis, mereka bisa mengerti konsekuensi apa saja yang akan mereka dapatkan. Tidak mudah untuk melepaskan diri setelah apa yang terjadi. Bersekutu artinya mengizinkan diri kita untuk bersatu dengan kekuatan yang lain. Kekuatan yang tidak seharusnya kita biarkan berkuasa atas tubuh kita. Kadang, dibanding berdoa kepada Tuhan, orang lebih memilih untuk meminta pada sesuatu yang lain. Sesuatu yang ternyata tidak akan memberikan apa yang kita mau secara cuma-cuma. Adrel tahu rahasia kelam yang selama ini Dira sembunyikan dari orang orang. Bertahun-tahun yang lalu, Dira meminta kepada Tuhan agar wanita itu bisa bersama dengan Damar. Tuhan tidak menjabar doa Dira. Tapi wanita itu menemukan cara lain yang bisa membuat dia bisa bersama dengan Damar. Sebuah cara yang salah yang pada akhirnya membawanya pada rentetan masalah lainnya. Dengan berani Dira datang ke tengah hutan. Bertemu dengan seorang wanita yang sudah lama bersekutu dengan iblis sehingga dia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk melakukan banyak hal yang diinginkan oleh manusia. Wanita itu bisa memberikan apa yang Dira inginkan, tapi.. sebagai bayarannya Dira harus menyerahkan dirinya untuk ikut bersekutu dengan iblis. Menjadi pemuja makhluk yang tidak terpuji itu. Iblis suka berkuasa di hati manusia, dia juga akan mewujudkan apapun yang manusia inginkan. Tapi, tentu saja itu semua tidak gratis. Ada harga mahal yang harus dibayar oleh manusia. Sungguh, sekali manusia bersekutu dengan iblis, dia tidak akan bisa lepas dengan mudah. Apalagi orang seperti Dira yang sudah sejak bertahun-tahun hidup di tubuh yang sama dengan iblis yang menguasai dirinya. Awalnya Dira merasa senang karena setelah sekian lama dia mencoba menarik perhatian Damar, akhirnya pria itu datang dan takluk di bawah kakinya. Damar menjadi miliknya. Setelah sekian lama, Dira baru mengetahui jika apa yang dia miliki tidaklah abadi. Cinta yang diberikan Damar bukan cinta yang sebenarnya. Pria itu tidak sadar dengan apa yang dia lakukan. Setelah menyadari kesalahan yang dia buat, Dira sudah tidak bisa terlepas. Tubuhnya bukan lagi miliknya sepenuhnya. Ada penguasa lain yang juga berhak atas tubuhnya. Jika sudah seperti ini, apa yang bisa dilakukan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD