Bab 32

2816 Words
Mesya masih terus bergetar ketakutan ketika melihat jika Kakaknya kembali di ikat di dalam kamarnya. Sekarang, di rumah ini bukan hanya ada Adrel dan Mesya, ada beberapa keluarga yang lain. Mereka ikut berkumpul di rumah Mesya setelah Mesya sempat memanggil Bude Karti dengan histeris. Semua ini.. semua ini tampak sangat tidak bisa dimengerti. Dira sempat berteriak dengan tidak terkendali, wanita itu juga sempat menyakiti dirinya sendiri dengan terus menghantamkan kepalanya ke arah tembok yang ada di kamarnya. Begitu di hentikan, Dira akan berteriak dengan histeris. Oleh karena itu, Adrel akhirnya mengambil keputusan untuk kembali mengikat Dira di ranjang kamarnya. Sekarang, semuanya terasa sama seperti kejadian sepuluh tahun yang lalu. Dira yang kerasukan dan hujan lebat yang tidak mau berhenti. Mesya tidak mengerti lagi harus melakukan apa karena jujur saja, sekarang Bude Karti juga tampak kebingungan. “Bude, hubungi orang yang dulu pernah ke sini untuk bantu Mbak Dira..” Mesya kembali mendatangi Bude Karti yang tampak sedang berdiskusi dengan beberapa keluarga besar yang lain. Sungguh, Mesya memang tidak pernah berharap kalau kejadian ini akan terjadi. Mesya tidak ingin membebani keluarganya dengan semua ini. Sayangnya Mesya juga masih tidak mengerti kenapa Dira bisa berbuat sedemikian rupa. Wanita itu tidak bisa dikendalikan. Bersama dengan Adrel yang sedang memeluk bahunya, Mesya berusaha meyakinkan Bude Karti untuk menghubungi paranormal yang dulu. Mesya tidak tahu lagi harus melakukan apa karena sekarang.. semuanya benar-benar kacau. Kanapa Dira sampai seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Kakaknya itu, dia kembali berurusan dengan hal supranatural. Hal-hal yang tidak pernah bisa Mesya mengerti dengan akal sehatnya. “Nggak semudah itu, Sya. Dia sekarang nggak tinggal di kota ini lagi..” Mesya tidak tahu harus melakukan apa lagi. Keadaan Dira akan semakin parah kalau wanita itu tidak segera dibantu. Dulu, Bude Karti yang memutuskan untuk menghubungi paranormal untuk membantu Dira. Sekarang, entah kenapa Bude Karti seperti menutupi sesuatu. Mesya sungguh tidak mengerti lagi. Apa yang harus dilakukan kalau Dira tidak segera mendapat bantuan? Wanita itu masih ada di dalam kamar, beberapa kali sempat terdengar kalau Dira menjerit kuat sambil memprotes apa yang dilakukan padanya. Mesya juga sempat mendengar suara benda-benda yang terjatuh ketika Dira mulai mengeluarkan suaranya. Sama, kejadian saat ini sama seperti yang terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apakah mungkin jika ini masih ada hubungannya dengan masa lalu? Mesya sangat ingat dengan apa yang dikatakan oleh Adrel kepadanya. Dulu, saat ritual pengusiran setan dilakukan, Mesya masih sangat ingat kalau para normal itu mengatakan lilinnya tidak boleh sampai mati. Pada kenyataannya, lilin itu sempat mati selama beberapa detik sebelum Adrel kembali menyalakannya. Mesya memang tidak melihat itu, kemungkinan besar paranormal itu juga tidak melihatnya. Tapi, dampak yang terjadi dari kesalahan saat itu, dampaknya bisa saja masih terasa sampai saat ini.. Bagaimana kalau memang ini semua masih berhubungan dengan masa lalu? Mesya sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi. “Siapapun Bude, tolong hubungi siapapun.. Aku minta tolong..” Mesya kembali meraih tangan Bude Karti. Wanita tua itu menghembuskan napasnya dengan gusar. Dia menatap Mesya sebelum menggelengkan kepalanya. Ada sesuatu yang tampak mengganggu pikiran Bude Karti. Apa? Apa yang dia sembunyikan? Bude akrti mengubah posisinya berdiri untuk sepenuhnya menatap ke arah Mesya. Wanita itu mengusap puncak kepala Mesya sambil tersenyum tipis. Pasti ada cara lain untuk membuat Dira kembali baik-baik saja. “Aku sudah melihat sesuatu yang salah dengan Dira. Kenapa kamu membawa dia kembali ke sini, Mesya?” Pakde Rana berjalan mendekati Mesya yang sekarang sedang berdiri bersama dengan Bude Karti. Untuk sejenak Mesya mengernyitkan dahinya. Jadi, mereka semua tidak suka kalau Mesya membawa Kakaknya datang kembali ke desa ini? Apa yang sebenarnya disembunyikan dari Mesya? Sungguh, Mesya tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Ini adalah rumahnya, Mesya memiliki hak untuk membawa siapapun datang ke rumah ini. kenapa ada yang tidak suka kalau Mesya membawa Kakaknya sendiri datang kembali ke rumah ini? Sekalipun Mesya sudah menahan dirinya untuk tidak berbicara, pada akhirnya dia merasa tidak sanggup. Tidak, dia harus tahu apa yang menjadi alasan Pakde Rana tidak menyukai Mesya yang membawa Dira ke rumahnya sendiri. Benar, ini adalah Rumah Mesya, kenapa mereka melarang Dira datang? “Kenapa? Memangnya kenapa kalau Mbak Dira datang?” Mesya bertanya. “Sya..” Adrel tampak memperingatkan Mesya. Mesya tahu, Adrel hanya tidak ingin kalau Mesya sampai kelepasan dan akhirnya berbicara tidak sopan. Tidak, sekalipun sekarang Mesya merasa sedikit kesal, dia tidak akan sampai mengatakan sesutau yang tidak sopan. Mesya juga masih mengingat kalau sekarang dia jauh lebih muda sehingga dia harus berbicara dengan lebih sopan. Iya, Mesya sangat sadar dengan semua itu sehingga sekarang Mesya sedang berusaha untuk menahan dirinya sendiri. “Kamu tidak tahu dengan apa yang terjadi karena dulu kamu masih kecil. Tapi, Mesya.. Membawa Dira datang kembali ke tempat ini, itu adalah kesalahan besar” Pakde Rana menunjuk ke arah kamar Dira yang sedang di tutup. Beberapa saat kemudian terdengar satu suara yang memekakkan telinga. Dira, apa yang dilakukan oleh Kakaknya itu? Mesya memang sangat ingin melihat apa yang terjadi dengan Kakaknya, tapi begitu dia mulai berjalan mendekati kamar Dira, tangan Adrel menyentuh Dira. Membuat Mesya menatapnya sambil mengernyitkan dahinya. Adrel tidak mengatakan apapun. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya sejenak sambil menari Mesya untuk kembali berdiri di dekatnya. Mesya memang sangat ingin melihat bagaimana keadaan Kakaknya. Mesya takut kalau ada sesuatu yang terjadi dengan Dira karena beberapa saat setelah wanita itu berteriak, sebuah suara benda yang pecah kembali terdengar. Sepertinya jendela kamar wanita itu kembali hancur karena dia berteriak. Ya ampun, apa yang terjadi sehingga jendela-jendela itu bisa pecah karena suara Dira? Mesya menghembuskan napasnya dengan sedikit kesal. Apa yang salah? Apa yang salah dengan membawa Dira kembali ke rumah ini? Mesya pikir mereka mau menerima Dira dengan baik. Tapi ternyata, Mesya benar-benar tidak mengerti dengan isi hati mereka yang sepertinya tidak menyukai kedatangan Dira ke sini. Apa yang mereka lakukan? Ini rumah Mesya, Mesya memiliki hak untuk membawa Dira ke sini. Ah, seharusnya Mesya memang tidak perlu mendengarkan Adrel yang mengatakan kalau keluarga ini mau memaafkan Dira seperti dulu. Tidak, tidak akan ada yang bisa memperbaiki gelas yang telah pecah, bukan? Mesya mungkin sudah menerima dengan baik apa yang terjadi di masa lalu, tapi belum tentu jika keluarga yang ada di desa ini melakukan hal yang sama. “Kesalahan besar? Apa maksudnya?” Mesya kembali bertanya. Dia ingin tahu apa yang membuat Pakde Rana yang awalnya tampak menerima Dira dengan baik, tapi ternyata pria itu keberatan dengan keberadaan Dira. Saat ini, Mesya memang sangat membutuhkan bantuan mereka semua. Mesya tidak tahu apa yang harus dilakukan karena sekarang Mesya juga sangat kebingungan dengan keadaan ini. Semuanya, Mesya sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi sehingga Mesya merasa, Bude Karti mungkin bisa membantunya. Sayang sekali, tampaknya semuanya memang sudah tidak lagi sama. Mesya semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi. “Dia belum tahu apa yang terjadi?” Pakde Rana tampak menatap Bude Karti. Apa? Memangnya apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu di masa lalu yang disembunyikan oleh mereka? Apa semua kejadian mengerikan hari ini juga masih berhubungan dengan masa lalu? Mesya tidak mengerti dengan apapun yang terjadi. Mesya ikut menatap Bude Karti, berusaha untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Pakde Rana. Apa? Apa ada sesuatu yang Mesya lewatkan. “Sudah, jangan membahas masa lalu. Sekarang itu semua bukan hal yang penting untuk diingat. Kita harus pikirkan gimana caranya menyelesaikan ini semua” Bude Karti berbicara sambil mengusap puncak kepala Mesya. Sekalipun sekarang Mesya sedang sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya, Mesya akhirnya berusaha untuk tidak bertanya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Bude Karti, ini bukan saat yang tepat untuk membahas semua itu. Sekarang, yang harus mereka lakukan adalah memikirkan cara untuk bisa menyelesaikan satu masalah besar yang sedang terjadi saat ini. Nanti, nanti kalau saatnya sudah tepat, Mesya akan kembali bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang semuanya sedang sangat kacau. Semua ini, semua ini tidak bisa ditahan lagi. Ada banyak hal mengerikan yang sekarang sedang berjalan di pikiran Mesya. Kakaknya itu, dia butuh bantuan dengan cepat. Sekarang apa yang bisa mereka lakukan untuk membebaskan Kakaknya itu? Mesya tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa Kakaknya. Tidak, sekalipun dulu Dira memang pernah membuat satu kesalahan besar padanya, tidak sama dengan orang-orang di tempat ini yang tampak masih sulit untuk menerima Dira, Mesya tidak akan seperti itu. Tepat ketika mereka kembali bertemu untuk yang pertama kalinya, saat itu juga Mesya merasa kalau mereka memang harus memulai satu hubungan baru untuk memperbaiki segala hal yang telah terjadi. Tidak, sekalipun keadaan saat ini sedang sangat kacau, Mesya tetap tidak akan meninggalkan Kakaknya begitu saja. Dia tahu, Dira tidak lagi memiliki siapapun. Wanita itu memang masih punya keluarga kandung, tapi.. dibanding dengan keluarga kandungnya, Dira jelas jauh lebih dekat dengan Mesya. Karena itulah Mesya harus membantu Dira untuk keluar dari semua ini. “Kita harus melakukan apa, Bude?” Adrel bertanya sambil menatap Bude Karti. Mesya tahu, dia tidak akan bisa menemukan cara untuk membantu Kakaknya jika tanpa Bude Karti. Hanya wanita itu yang tahu siapa yang bisa membantu Dira saat ini. Sekarang, Mesya memang sangat membutuhkan bantuan Bude Karti. Tapi sayangnya, sama seperti suaminya yang tampak tidak menyukai Dira, Bude Karti juga melakukan hal yang sama. “Dira memang nggak seharusnya kembali ke tempat ini” Hah? Apa ini? bukankah tadi dia sudah mengatakan untuk tidak membahas hal yang tidak penting. Lalu, sekarang apa? Kenapa dia juga membahas hal ini? Mesya hanya tubuh agar dia membantu Mesya menemukan orang yang sekiranya bisa menangani apa yang sedang terjadi pada Dira saat ini. Kalau bisa, Mesya akan membawa Kakaknya untuk kembali ke kota saat ini juga. Orang di tempat ini, mereka memang terlihat menerima Dira dengan sangat baik. Tapi ternyata tidak. Mereka tidak pernah mau menerima Dira dengan baik. Atau.. selama ini mereka juga tidak pernah menerima Mesya? Oh ya ampun, ini semua sangat tidak bisa dipercaya. Mesya tidak mengira jika setelah orang tuanya meninggal, Mesya akan menerima perlakuan seperti ini. Dulu, saat Dira juga sedang mengalami masalah yang sama, dulu Bude Karti dengan cepat menari bantuan untuk menyelesaikan semuanya. Sekarang, sekarang Mesya dan Adrel sudah memohon agar dia bisa membantu, tapi.. tampaknya Bude Karti memang tidak ingin membantu Mesya. “Aku akan bawa Mbak Dira untuk pergi dari rumah ini setelah dia baik-baik saja. Aku tahu kalau kalian memang nggak suka sama Mbak Dira” Akhirnya Mesya tidak bisa lagi menahan dirinya. Adrel yang sedang berdiri di samping Mesya tampak langsung mengeratkan pelukannya di bahu Mesya. Tidak, sekalipun Mesya tahu kalau Adrel selalu berusaha mengingatkan dirinya, saat ini Mesya memang tidak bisa lagi menahan diri. Memangnya apa yang salah dengan kedatangan Dira ke desa ini? Mesya sangat tidak mengerti dengan apa yang terjadi di tempat ini. Mesya datang ke rumahnya sendiri, menempati rumahnya sendiri, apa yang salah dengan itu semua. Sama seperti Mesya, Dira juga memiliki hak atas rumah ini. Kenapa semua orang tampak sangat tidak suka dengan kedatangan Dira? Mesya pikir, sama seperti yang dikatakan oleh Adrel, orang di desa ini juga akan menerima Dira ketika mereka tahu kalau Mesya telah memaaafkan Kakaknya itu. Iya, tampaknya Adrel memang salah menilai. Tidak mudah untuk menerima semua perlakuan Dira di masa lalu, tapi buktinya Mesya bisa. Kenapa mereka tidak bisa? “Sya, kamu tahu bukan begitu maksud Bude..” Bude Kartinya sepertinya mengerti jika saat ini Mesya sedang sangat kesal. “Adrel, aku memang nggak tahu apa yang terjadi dengan Mbak Dira. Tapi, bisa tolong agar dia diikat aja? Kita bisa bawa dia ke kota. Kita bisa cari cara yang tepat untuk selesain ini semua di sana..” Mesya menatap Adrel yang sedang berdiri di sampingnya. Pria itu tampak terkejut dengan apa yang Mesya katakan. Memang, ini semua memang tidak masuk akal. Membawa Dira yang keadaannya sedang seperti itu, semua itu tidak masuk akal. Tapi, apa yang bisa mereka lakukan kalau Dira memang tidak akan bisa mendapatkan bantuan apapun kalau dia tetap berada di tempat ini. Tidak, Mesya tidak tahu harus melakukan apa untuk membantu Kakaknya. Dulu, Mama pernah mengatakan kalau salah satu pasien yang dia tangani mengalami kerasukan. Orang tua pasien itu tidak percaya kalau anaknya sedang dirasuki oleh iblis, mereka membawa anak itu ke rumah sakit untuk mendapat penanganan yang tepat. Sayangnya, rumah sakit bukan tempat yang tepat untuk menangani semua itu. Anak itu berakhir mati dengan keadaan yang mengenaskan. Sejak saat itu, Mama mengatakan kalau dia percaya ada hal-hal yang tidak bisa terdeteksi secara medis. Tidak ada gangguan mental ataupun penyakit fisik yang diderita oleh anak itu, tapi dia mati karena jiwanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Sekarang, sekarang Mesya merasa semakin ketakutan.. “Mesya..” Bude Karti kembali berbicara. Mesya tidak tahu lagi harus melakukan apa. Jika memang Kakaknya sedang kerasukan, pasti ada orang yang bisa membantunya. Dia memang tidak tahu siapa orang itu, tapi Mesya harap.. akan ada orang yang bisa membantu Kakaknya sebelum jiwa Kakaknya benar-benar hilang. Tidak, semua ini baru saja dimulai dengan sangat baik. Mesya tidak ingin kalau ada sesuatu yang buruk terjadi. “Adrel.. kita bisa cari orang yang bisa bantu..” Mesya kembali menatap Adrel dengan pandangan memohon. Mungkin memang benar kalau mereka tidak seharusnya datang ke tempat ini. Rumah ini, seharusnya Mesya memang tidak perlu pulang ke sini. “Mesya, Bude nggak bermaksud seperti itu..” “Nggak pa-pa, Bude. Aku bisa tanganin ini semua. Aku akan pulang ke kotaku, mungkin kalian memang nggak suka kalau aku kembali—” “Mesya, bukan begitu maksud dari apa yang kami katakan” Pakde Rana tampaknya juga mulai merasa bersalah karena telah mengatakan sesuatu yang membuat Mesya merasa tersinggung. Sungguh, sekali lagi Mesya tegaskan, kalau Mesya pulang ke desa, Mesya akan pulang ke rumahnya sendiri. Dia tidak akan menjadi beban saudaranya yang ada di sini karena Mesya akan mengurus dirinya sendiri. Dibanding menjadi beban, Mesya justru akan selalu membuat mereka senang karena Mesya tentu tidak akan datang dengan cuma-cuma. Sebisa mungkin Mesya akan selalu membawa banyak oleh-oleh dari kota. Mesya juga tidak akan lupa memberikan banyak banyak amplop berisi uang kepada beberapa keluarga yang lebih tua. Tidak, Mesya tidak pernah melupakan itu semua. Adrel bahkan selalu mengingatkan Mesya kalau sampai Mesya lupa. Sama memberi pada kedua orang tuanya saat sedang pulang ke desa, Mesya juga akan selalu memberikan hal-hal yang baik untuk keluarganya yang lain. Tidak Mesya kira kalau mereka sampai mengatakan sesuatu yang membuat Mesya merasa sangat kesal. Hei, Dira juga adalah bagian keluarga ini meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah. “Sya, jangan seperti ini. keadaan sekarang sedang sangat tidak baik, kamu jangan terpancing emosi” Mesya menghela napas ketika mendengarkan suara suaminya yang berusaha menenangkan Mesya. Benar, sekarang memang bukan saat yang tepat untuk terpancing emosi. Mesya tidak seharusnya berpikir terlalu jauh. Sekalipun Mesya memang cukup kecewa dengan respon yang diberikan oleh Bude Karti dan juga suaminya, Mesya tidak boleh mengungkapkannya secara gamblang. Sudahlah, lagi pula sekarang memang bukan waktu yang tepat untuk bertengkar. Mesya harus memikirkan cara untuk membuat Dira kembali baik-baik saja. Hujan di luar semakin deras, petir menyambar satu sama lain sehingga membuat keadaan sekarang jadi semakin buruk. Mesya sudah tidak tahu cara untuk membantu Dira yang sedang ada di dalam kamarnya. Beberapa sepupu Mesya datang silih berganti untuk melihat keadaan Dira ketika mereka kembali mendengar suara Dira yang berteriak dengan histeris atau suara pecahan kaya yang terdengar mengagetkan. Mesya bersyukur karena beberapa sepupunya masih ada yang peduli dengan keadaan Dira. Entah mereka benar peduli atau memang melakukan itu hanya untuk menghormati Mesya saja. Tidak masalah, yang penting Mesya melihat jika mereka tidak menyalahkan apa yang sedang terjadi saat ini. Lagi pula, siapa yang menginginkan keadaan seperti ini? Mesya jelas sangat tidak ingin. Kalau memang benar apa yang dikatakan oleh Bude Karti dan juga Pakde Rana mengenai keadaan Dira yang seperti ini karena Mesya mengajaknya kembali ke desa, ah.. sepertinya Mesya tidak akan membawanya datang kembali. Semua ini membuat Mesya jadi merasa sedikit menyesal. “Bude, apa memang nggak ada solusi untuk ini semua?” Adrel yang sekarang bertanya pada Bude Karti. Mesya hanya diam saja. Dia takut kalau bibirnya akan kembali tidak terkendali dan mengatakan kalimat tidak sopan lagi. Sepertinya sekarang Mesya harus sedikit mengunci bibirnya dulu. Satu masalah bisa menjadi semakin besar kalau bibir tidak dijaga dengan baik. Mesya sangat tidak ingin kalau pada akhirnya, dia yang malah bermasalah dengan keluarganya karena kejadian hari ini. Tidak, Mesya sangat tidak ingin. Mempertahankan hubungan ternyata jauh lebih sulit dari pada memperbaiki hubungan. Ya, sebenarnya keduanya juga cukup sulit untuk dilakukan. Oleh sebab itu, dari pada mereka malah bertengkar, sepertinya sekarang Mesya diam dulu. Keadaan hati dan pikirannya sedang sangat kacau karena kejadian hari ini. dia tidak akan bisa berbicara dengan baik. “Adrel, kamu tahu sendiri bagaimana keadaan Dira. Bude juga sedang sangat bingung sekarang. Orang yang dulu membantu Dira, dia sudah pindah ke luar kota..” Adrel mengusap wajahnya dengan pelan. Mesya tahu jika saat ini pria itu juga sedang mengalami tekanan karena keadaan yang terjadi saat ini. Mengetahui kalau Adrel masih peduli dengan apapun yang Mesya lakukan, semua itu membuat hati Mesya jadi bergetar karena rasa bahagia. Pria itu memang tidak akan pernah meninggalkan Mesya apapun yang terjadi. Dia akan selalu berdiri di garis pertama untuk memperbaiki masalah yang sedang menimpa Mesya. “Apa tidak ada orang lain, Bude? Setidaknya untuk membuat Mbak Dira lebih tenang saja. Saya punya kenalan orang di kota yang mungkin bisa membantu kami, saya akan bawa Mbak Dira ke sana kalau dia sudah bisa lebih tenang” Mesya mengernyitkan dahinya. Siapa? Kenapa selama ini Mesya sama sekali tidak tahu kalau Adrel memiliki kenalan orang yang berhubungan dengan dunia supranatural? Mesya menghembuskan napasnya dengan kasar. Semua ini jadi sangat rumit karena mereka sedang ada di desa. Seandainya mereka ada di kota, semuanya pasti tidak akan sampai serumit ini. Apalagi dengan Adrel yang katanya memiliki kenalan orang yang mengetahui masalah seperti ini. “Bude akan coba menghubungi orang lain. Rumahnya cukup jauh dari sini, Bude harap dia mau datang..”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD