Bab 31

2582 Words
Mesya mengerjapkan matanya. Kenangan bertahun-tahun yang lalu masih saja mengganggu pikirannya. Semua itu membuat Mesya jadi menghentikan langkahnya yang ternyata sudah sampai di depan kamar Dira yang sedang tertutup. Ada perasaan takut yang secara tiba-tiba menguasai diri Mesya. Tidak, semuanya sudah lama berubah. Kakaknya tidak mungkin melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan bertahun-tahun yang lalu. Benar, tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Mesya hanya terlalu ketakutan dengan masa lalu yang terasa menyiksa dirinya. Sekalipun memang sudah sangat lama terjadi, kejadian hari itu sama sekali tidak pernah Mesya ceritakan pada siapaoun. Tidak pada orang tuanya, tidak juga pada Adrel yang sekarang menjadi suaminya. Mesya juga tidak pernah menanyakan apapun yang berhubungan dengan kejadian hari itu kepada Dira karena kelihatannya, Dira memang tidak pernah ingin membicarakan hal itu. Entah Dira tidak ingin.. atau memang wanita itu tidak ingat. Entahlah.. Mesya berjengkit kaget ketika pintu kamar Dira terbuka secara tiba-tiba. Dira sedang berdiri di depan sana, menatap Mesya dengan pandangan kosong seperti yang dulu pernah wanita itu tunjukkan. Ya Tuhan, apa lagi yang terjadi sekarang? Mesya berjalan untuk memundurkan tubuhnya. Tidak dia sangka kalau ada Adrel yang sedang berdiri tepat di belakangnya. Mesya berhenti ketika dia merasa sedang menabrak tubuh Adrel. Tangan Adrel menyentuh tubuh Mesya. Pria itu memindahkan tubuh Mesya untuk berada di belakangnya. Untuk sesaat, Mesya benar-benar tidak bisa mengalihkan tatapannya dari apa yang terjadi di belakang tubuh Dira. Pintu kamar wanita itu memang terbuka sedikit sehingga Mesya bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana. Bunga itu.. Bunga mawar dan juga melati. Dan semua itu berserakan di lantai kamar Dira. Mesya tidak bisa lagi menahan dirinya. Dira menatap Dira dengan pandangan ngeri. Sudah cukup, Mesya sudah cukup tahu apa yang terjadi dengan Dira. Kenapa.. kenapa wanita itu sampai begini? “Apa yang Mbak Dira lakukan dengan bunga-bunga itu?” Mesya bertanya sambil menggerakkan tubuhnya untuk kembali berada di depan Adrel. Dia ingin bertanya apa yang dilakukan oleh Kakaknya. Tidak, apapun yang sudah terjadi di masa lalu, semua itu tidak boleh kembali terjadi di rumah ini. Tujuan Mesya datang ke sini bukan untuk membuat Dira jadi seperti ini. Mesya ingin agar Dira bisa lebih baik lagi. Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga besar mereka. Sayangnya, apa yang dilakukan oleh Dira saat ini.. semua itu sama sekali tidak benar. Apa yang dilakukan Dira dengan bunga-bunga itu? Sungguh, sekarang Mesya memang mulai merasakan kengerian yang sesungguhnya. Dia merasa sangat ketakutan. Adrel kembali meraih tubuh Mesya untuk berdiri di balik tubuhnya. Sekalipun sambil mengernyitkan dahinya, Mesya akhirnya menuruti apa yang diinginkan oleh Adrel. Pria itu pasti menangkap apa yang dilakukan Dira sebagai ancaman untuk Mesya sehingga pria itu lebih memilih untuk berada di depan Mesya. Mesya menghela napasnya sejenak. Dia tahu.. dia sangat tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, Mesya tentu tidak akan bisa mengatakan semuanya secara gamblang kepada Adrel. Apalagi sekarang sedang ada Dira yang berdiri sambil terus memberikan tatapan kosong. Wanita itu, apa dia mendengar apa yang ditanyakan oleh Mesya? Mesya terus memperhatikan apa yang mungkin akan dilakukan oleh Dira. Ya ampun, ini bukan saat yang tepat untuk semua ini. Sekarang, Dira sedang ingin memperbaiki hubungannya dengan keluarga besar yang sudah lama rusak. Kalau sampai semua ini terjadi, Mesya sangat yakin kalau semua keluarga akan kembali membicarakan Dira. Dengan situasi seperti itu, Dira tidak akan nyaman untuk tinggal di sini. Mesya berharap kalau keadaan ini tidak bertambah buruk. Sungguh, harus ada yang dilakukan agar keadaan tidak semakin buruk. Mesya tidak ingin ada masalah yang mendatanginya lagi sekarang.. “Mbak Dira?” Sekarang ganti Adrel yang bertanya. Pria itu tampak menatap Dira dengan pandangan memohon. Mesya tidak tahu apa yang terjadi, tapi sekarang Adrel terlihat sangat ketakutan juga. Tidak, ini bukan sesuatu yang baik. Mesya tahu kalau ada sesuatu yang salah dengan semua ini. Perasaannya sudah memperingatkan pada sesuatu yang buruk. Apalagi ketika Dira lebih memilih untuk kembali ke dalam kamarnya tanpa mengatakan apapun. Sungguh, apa yang dilakukan oleh wanita itu? Dia menutup kamarnya sekali lagi tanpa mau menjawab apa yang ditanyakan oleh Mesya dan Adrel. Mesya memang sudah mulai merasakan perasaan takut yang tiba-tiba mendatanginya. Sekarang, melihat Dira menutup pintu kamarnya tanpa mengatakan apapun, itu semua membuat dirinya semakin ketakutan. Ada apa? Apa yang sedang disembunyikan oleh kakaknya? Mesya segera melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu kamar, mengikuti Adrel yang sudah lebih dulu berada di sana untuk mengetuk pintu Dira dan terus memanggil wanita itu. sungguh, ini bukan hal yang bisa dibiarkan begitu saja. Mesya sangat tahu kalau ada sesuatu yang salah.. Tidak, tidak akan ada kejadian yang terulang dua kali, bukan? *** Mesya sudah kehabisan akal. Membuka pintu kamar Dira.. semua itu sia-sia karena satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah menghancurkan pintu kamar ini. Tidak, Mesya memang tidak ingin membuat keributan yang mungkin saja akan membuat keluarga yang lain jadi merasa curiga dengan keadaan Dira. Mesya hanya ingin perkara ini selesai begitu saja karena jujur saja, saat ini Mesya mulai merasa ketakutan. Ada banyak kejadian di masa lalu yang entah kenapa masih membuat Mesya ketakutan. Dira.. apa yang dilakukan oleh wanita itu hingga terjadi seperti ini? Sejak bermenit-menit berlalu, tidak ada satupun jawaban untuk setiap panggilan dan juga ketukan pintu yang diberikan oleh Mesya. Kejadian ini sama seperti beberapa hari lalu. Dira tidak kunjung keluar dari kamar sehingga membuat Mesya merasa ketakutan. Beberapa jam kemudian wanita itu memang keluar dari kamarnya, tapi.. satu lagi kejadian yang membingungkan terjadi. Mesya tidak ingin kalau Kakaknya akan melakukan semua itu sekali lagi. Maka dari itu, dengan cara apapun.. sekarang Mesya ingin Kakaknya keluar drai kamar. Mesya harus tahu apa yang dilakukan oleh wanita itu karena jujur saja, Dira membawa bunga.. untuk apa dia membawa bunga itu ke dalam kamarnya? “Sya, kayaknya kita emang harus hancurin pintu ini..” Mesya menatap Adrel yang tampak benar-benar ketakutan. Bahkan, ketakutan itu lebih besar dari yang Mesya miliki. Hei, apa yang sebenarnya terjadi? Mesya menghela napas sekilas. Semua ini membuat dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Ada banyak hal mengerikan yang sekarang sedang membayangi dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mesya sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran Kakaknya. Dia membuat kekacauan besar dengan melakukan ini semua. Mesya memang sudah merasakan jika Kakaknya bersikap sangat aneh sejak berhari-hari yang lalu. Ada banyak kejadian mengerikan yang tidak bisa dimengerti oleh Mesya. Sekalipun awalnya Mesya memang mencoba memaklumi apa yang dilakukan oleh Kakaknya, sekarang.. dengan semua yang terjadi, Mesya jadi merasa tidak yakin. Pasti ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kakaknya. Mesya sungguh tidak mengerti lagi.. “Sya..” Adrel mendekati Mesya yang mulai menatap kosong ke arah pria itu. Mesya sangat sadar jika ada yang sedang disembunyikan oleh suaminya. Raut wajah Adrel terlihat sangat khawatir. Pria itu terus menatap ke arah sekitar dengan pandangan ketakutan. Sekarang, apa lagi yang terjadi? Mesya tidak mengerti dengan ini semua. Ada hubungan apa antara Adrel dengan semua keanehan Kakaknya? Mesya memundurkan langkahnya ketika Adrel mendekati dirinya. Tidak, Mesya tidak suka semua ini. Jika memang ada hal besar yang terjadi, bukankah Mesya juga berhak untuk tahu? “Apa yang terjadi?” Mesya bertanya sambil terus menghindari Adrel yang seakan ingin menyentuh Mesya. Tidak, sebelum Adrel menjelaskan apa yang terjadi, Mesya tidak akan membiarkan pria itu menyentuh dirinya. Mesya sangat tahu kalau sekarang sedang ada hal besar yang disembunyikan oleh suaminya. Kenapa? Kenapa Adrel seperti tidak ingin Mesya mengetahui sesuatu? “Sya, aku juga nggak tahu..” Adrel menatap Mesya dengan pandangan khawatir. Mesya tahu, Mesya sangat tahu jika saat ini suaminya pasti sedang sangat bingung. Sayangnya, sudah sejak awal Mesya mencurigai sesuatu yang terjadi dengan Dira, sejak saat itu.. rasanya semakin sulit untuk mengerti segala hal yang terjadi. Tidak beberapa lama, Mesya mendengar suara teriakan Dira dari dalam kamar. Lagi, Mesya kembali berlari mendekati pintu kamar itu bersama dengan Adrel yang sudah siap untuk menghancurkan daun pintu kamar Dira. Mesya sudah tidak mengingat lagi apa yang tadi sempat menjadi perdebatan antara dirinya dan juga Adrel. Ada sesuatu yang jauh lebih penting dari semua pertanyaan yang sekarang sedang memenuhi kepalanya. Apa.. apa yang terjadi pada Dira sehingga wanita itu kembali berteriak dengan suara yang sangat kencang? “Mbak Dira?!” Mesya kembali berteriak dengan kencang ketika suara Dira kembali terdengar dari dalam kamarnya. Sungguh, apa yang terjadi? “Minggir, Sya..” Adrel menarik Mesya untuk segera menjauh dari pintu itu. Mesya sempat melihat jika Adrel sudah bersiap untuk menghancurkan pintu kamar Dira. Iya, memang tidak ada cara lain selain ini. Tidak ada waktu untuk mencari kunci lain. Lebih baik memang segera menghancurkan kamar Dira karena wanita itu berteriak dengan suara yang sangat keras, Mesya takut kalau ada sesuatu buruk yang sedang terjadi di dalam kamar itu. Di saat yang bersamaan, ada suara petir yang menyambar di luar rumah. Mesya tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Langit tampak sangat cerah, kenapa tiba-tiba ada petir yang menyambar? Beberapa saat kemudian, Mesya mulai mendengar suara hujan deras yang mengguyur rumah ini. ada suara petir dan juga angin yang berhembus dengan sangat kuat. Mesya tahu, sekarang sedang ada badai. Bagaimana mungkin ada badai? Beberapa menit yang lalu, Mesya melihat jika langit masih tampak sangat cerah. Mesya kembali menatap ke arah kamar Dira begitu Adrel sudah berhasil mendobrak pintu kamar itu. Terlihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam kamar itu begitu Adrel berhasil membukanya. Di dalam sana, Mesya melihat jika Kakaknya sedang terbaring tidak sadarkan diri di atas lantai. Bunga yang dibeli oleh wanita itu bertaburan di segala tempat sehingga membuat wanginya tercium hingga ke hidung Mesya. Tanpa memikirkan apapun, Mesya segera berlari mendekati Kakaknya yang sedang tidak sadarkan diri. Ya Tuhan, apa yang terjadi pada Dira? “Mbak? Mbak Dira kenapa?” Mesya mencoba untuk membuat Dira kembali sadar. Wanita itu menutup matanya. Di beberapa bagian tubuhnya terlihat ada luka goresan dan juga memar yang sudah membiru. Apa yang terjadi pada wanita itu? Astaga, Mesya sungguh tidak tahu apa yang terjadi. Adrel berjalan menghampiri Mesya, melihat apa yang sebenarnya terjadi. “Adrel, tolong!” Mesya menatap Adrel yang juga ikut berjongkok di depannya. Dira harus segera dibawa ke tempat tidur.. wanita itu tampaknya sedang pingsan. Adrel menganggukkan kepalanya. Dengan sigap dia membawa Dira ke dalam gendongan tangannya, membawa wanita itu untuk dibawa ke atas tempat tidur. Entah kenapa semua tempat di kamar ini sudah ditaburi dengan bunga. Mesya terus mencoba membuat Kakaknya bangun ketika ada sebuah suara yang sekali lagi membuat Mesya terkejut secara tiba-tiba, kaca jendela kamar Dira pecah. Entah kenapa, beberapa detik setelah kaca itu pecah, sebuah suara petir kembali terdengar dengan sangat nyaring. Mesya kembali terkejut, namun.. tampaknya sesuatu yang lain baru saja terjadi. Dira membuka matanya, awalnya Mesya merasa sangat senang ketika kakaknya akhirnya sadar. Tapi, tampaknya ada sesuatu yang salah dengan Dira. Wanita itu membuka matanya yang berwarna hitam pekat. Tidak ada tanda-tanda jika dia adalah Dira yang dikenal oleh Mesya. Mesya yang awalnya duduk di atas ranjang bersama dengan Dira, sekarang wanita itu mulai menjauhkan dirinya. Ada beberapa kenangan yang tidak menyenangkan yang secara tiba-tiba diingat oleh Mesya. Beberapa tahun yang lalu, Mesya juga melihat mata ini. mata hitam yang sama sekali tidak seperti mata seorang manusia. “Mbak Dira?” Adrel mendekati Dira dan mencoba untuk mengguncang wanita itu. sayangnya, tidak ada yang terjadi. Bersama dengan suara petir yang saling bersahutan di luar sana, Dira kembali berteriak dengan suara kencang sehingga membuat satu lagi kaca jendela pecah begitu saja. Mesya memundurkan dirinya untuk berada di balik tubuh Adrel. Ada sesuatu yang sedang terjadi.. Mesya tidak mengerti dengan semua ini. “Mbak Dira..” Mesya memanggilnya dengan suara pelan. Tampaknya suara itu malah didengar oleh Dira, wanita itu menolehkan kepalanya lalu menatap Mesya dengan matanya yang pekat. Mesya memejamkan matanya, tatapan itu tampak sangat mengerikan. Tidak seperti Dira yang biasanya, tatapan matanya memang tidak seperti manusia pada umumnya. Mesya merasakan kalau sekarang dia sedang dibawa pergi oleh Adrel. Begitu dia membuka matanya, mereka sudah berada di luar kamar Dira. Mesya kembali mengarahkan matanya ke arah kamar, di sana tampak Dira yang sedang mengikuti pandangannya. Menatap Mesya dengan tatapan kejam yang menakutkan. Kulit kakaknya tampak lebih pucat dari bisanya. Dengan mata hitam pekat seperti itu, Dira memang tidak terlihat seperti seorang manusia. Apa yang terjadi pada Kakaknya? Mesya benar-benar tidak bisa mengerti dengan semua ini. Mesya mengalihkan tatapannya ketika dia melihat kalau Kakaknya sedang tersenyum ke arahnya. Bukan, ini bukan senyuman yang biasanya dilakukan oleh manusia. Dira tersenyum tipis sambil terus melayangkan tatapannya yang sangat mengerikan. “Sya, Sya.. lihat aku! Hei, lihat aku..” Tangan Adrel tampak bergetar ketika pria itu mencoba membuat Mesya menatap matanya. Mesya sangat tahu jika sekarang bukan hanya dia saja yang ketakutan, Adrel juga sama dengan dirinya. Mesya akhirnya mengarahkan kepalanya untuk menatap Adrel. Hujan terdengar semakin deras dengan angin yang tampaknya tidak mau berhenti. Mesya menatap Adrel, dia berusaha untuk mengenyahkan semua ketakutannya karena sekarang, Mesya sangat tahu kalau Dira sedang menatap ke arah mereka berdua. Adrel membalikkan tubuhnya, berusaha menutup kamar Dira sekalipun pintu itu tidak bisa benar-benar tertutup. Pintu itu sudah rusak ketika Adrel mendobraknya tadi. “Ada sesuatu yang terjadi sama Mbak Dira. Aku harap kamu tetap tenang, Sya..” Adrel menyentuh Mesya dengan tangannya yang bergetar. Tidak, Mesya tidak akan bisa tenang setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kakaknya itu, entah apa yang membuatnya jadi seperti ini. Mesya sungguh tidak mengerti. Apa yang dia lakukan? Mesya sangat tahu kalau sekarang bukan saat yang tepat untuk memikirkan semua itu, sekarang, Mesya dan Adrel hanya harus memikirkan cara untuk mengembalikan semuanya agar kembali normal. Tidak, Mesya tidak pernah mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi. Mesya juga tidak mengerti bagaimana cara untuk menangani Dira yang tampaknya kembali dikuasai oleh.. Oleh.. Astaga, Mesya bahkan tidak mengerti apa yang sedang menguasai tubuh Kakaknya. “Apa yang terjadi?” Dengan suara bergetar karena ketakutan, Mesya bertanya sambil sesekali menatap pintu kamar Dira. Wanita itu memang masih di dalam kamarnya, tidak terdengar ada suara apapun.. “Aku nggak tahu. Sekarang, kita harus ke Bude Karti..” Mesya mengangguk setuju. Dulu, saat Kakaknya kerasukan untuk yang pertama kali, Bude Karti yang bisa menemukan seseorang yang bisa menghentikan semuanya. Sekarang, Mesya pikir dia juga perlu meminta bantuan ke Bude Karti. Hujan masih sangat deras ketika Mesya dan Adrel berlari menuju ke rumah Bude Karti. Semuanya.. semuanya memang tidak baik-baik saja. Tapi Mesya berharap, tidak ada sesuatu yang buruk yang sedang mengikuti mereka sekarang. Jujur saja, sama seperti kejadian bertahun-tahun yang lalu, sekarang Mesya juga sedang menerobos hujan untuk menemukan bantuan. Sama, sama seperti kejadian bertahun-tahun yang lalu, petir juga saling menyambar dan menyertai setiap langkah kaki Mesya dan juga Adrel. Sekarang, sesuatu yang besar sedang kembali terjadi. Mesya memang tidak mengerti kenapa hujan dan petir selalu ada di setiap kejadian mengerikan yang dialami oleh Mesya. Benar, memang ada banyak kejadian tidak terduga di masa lalu. Mesya sudah berusaha melupakan itu semua, tapi rasanya sangat sulit.. Mesya tidak akan bisa melupakan apa saja yang pernah dilakukan oleh Kakaknya di masa lalu. Tidak sekali atau dua kali Mesya mengalami kejadian mengerikan karena kelakuan Kakaknya. Tapi kali ini, menatap Dira yang sedang menyangka tatapan dengan matanya yang hitam pekat, kali ini Mesya harus kembali menghadapi semua kejadian mengerikan itu. Dira memang membuat kekacauan besar, sebagai seorang adik.. setelah apa yang dilakukan Dira padanya bertahun-tahun yang lalu, Mesya memang memiliki hak untuk memilih tidak lagi mempedulikan wanita itu. tapi sekarang, Mesya rasa.. apapun yang terjadi pada Dira, Mesya akan tetap berusaha membantu wanita itu. Dira tampaknya memang menyimpan sebuah rahasia mengerikan yang tidak pernah wanita itu bagi dengan siapapun. Tapi, kenapa sekarang? Kenapa semua itu kembali terjadi setelah bertahun-tahun kemudian? Mesya sungguh tidak mengerti. Dira melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Sesuatu yang sangat mengerikan. Mesya sangat menyadari jika ada banyak kejadian janggal di sekelilingnya semenjak ada Dira, tapi.. dibanding mencurigai hal-hal yang berhubungan dengan spiritual, Mesya lebih memilih untuk curiga mengenai keadaan mental Kakaknya setelah sebuah masalah besar yang menimpa dirinya. Sekarang, keadaan semakin jelas. Semua sikap aneh yang dilakukan oleh Dira, semua itu bukan karena dia sedang mengalami tekanan batin atau semacamnya. Ada sesuatu yang sedang disembunyikan wanita itu.. Dan sekarang Mesya mulai tahu.. Mesya sangat tahu, jika sekarang dia kembali terjebak dengan kengerian yang sedang ada di depannya. Dira.. wanita itu melakukan apa sehingga semua ini bisa terjadi? Mesya rasa, secara perlahan.. semuanya akan kembali berubah. Dira datang dengan membawa kengerian yang dimiliki oleh wanita itu. sama seperti bertahun-tahun yang lalu saat satu demi satu kengerian akan kembali datang. Tidak, Mesya tidak ingin melihat semua itu sekali lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD