Bab 55

1717 Words
“Kalau begitu, biarkan aku bertemu dengan Kakakmu..” Mesya berbicara sambil menatap Delila yang sekarang sedang tersenyum sambil memundurkan langkahnya. Wanita itu menatap Mesya sejenak sebelum menggelengkan kepalanya. Mesya mengernyitkan dahinya. Sekarang apa lagi yang akan terjadi? “Kamu mau bertemu dengan Kakakku?” Delila bertanya sambil menatap Mesya sejenak. Mesya menganggukkan kepalanya. Dia memang sangat ingin bertemu dengan orang yang bisa membuat sebuah lukisan Dira. Tidak, dia pasti bukan orang biasa. Siapa yang bisa melukis sesuatu yang benar-benar terjadi tanpa dia tahu sebelumnya? Tidak, mungkin memang hanya orang itu yang bisa membantu Mesya dan Adrel. Sekarang, yang harus Mesya lakukan adalah menemui orang itu. Mesya harus meminta bantuan padanya. Mungkin, sama seperti Delila, orang itu juga bisa memberikan bantuan dalam hal seperti ini. “Ayo, ikuti aku..” Delila berbicara sambil melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke dalam rumahnya. Jadi, orang itu ada di rumah ini juga? Kenapa Mesya membuang waktunya sejak tadi? Seharusnya Mesya sudah mencari orang itu. Dibanding tetap diam saja di dalam mobil bersama dengan Adre, seharusnya Mesya memang memaksa untuk bertemu dengan Kakaknya Delila sejak tadi. Entahlah, tapi sekarang.. seiring dengan langkah kakinya yang dia buat secepat mungkin untuk mengejar Delila, Mesya merasa jika hentakkan jantungnya juga semakin keras. Ada rasa takut yang mulai menyelimuti dirinya saat dia semakin masuk ke dalam rumah ini. Ada banyak lorong-lorong panjang yang harus Mesya lewati. Kalu-kayu indah yang diukir dengan sangat memukau. Rumah ini memang dibuat dari kayu yang sangat indah. Mesya terus melangkahkan kakinya bersama dengan Adrel yang ada di sampingnya. Pria itu menuju Mesya agar bisa berjalan dengan cepat. Sungguh, sekalipun kaki Mesya memang berdenyut sakit, Mesya tidak akan pernah menghentikan langkahnya. Ada sesuatu yang jauh lebih penting dari rasa sakit yang ada di kakinya. Mesya tidak akan mengeluh karena dia yakin, hanya ini satu-satunya cara untuk mendapat bantuan. Sebagai orang awam, baik Adrel maupun Mesya, mereka sama-sama tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Memang Mesya sudah pernah mengalami beberapa kejadian mengerikan di masa lalu. Iya, itu semua juga karena Dira. Entah kenapa sejak dulu wanita itu selalu saja berurusan dengan hal-hal yang mengerikan. Mesya memang mencoba untuk tidak menyalahkan Kakaknya dalam hal ini, tapi memang begitulah adanya.. sejak dulu, Dira yang selalu membawa masalah mengerikan ini. Delila berhenti melangkah ketika mereka mencapai sebuah pintu besar yang tertutup. Wanita itu menatap Mesya sekilas sebelum kembali mendekati pintu itu untuk membukanya. Begitu pintu terbuka, yang Mesya lihat adalah sebuah tanah luas dengan banyak tumbuhan bambu yang rimbun. Hei, apa yang akan dilakukan oleh Delila? Apa Kakaknya berada di kebun itu? “Dia ada di sana. Kamu masih mau melihatnya?” Delila kembali bertanya. Adrel maju satu langkah. Tidak seperti Mesya yang masih diam dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi, Adrel tampaknya lebih mengerti dengan semua ini. Pria itu melayangkan satu pandangan tidak percaya pada Delila. Mesya memang tidak tahu hubungan apa yang ada di antara Delila dan Adrel. Apakah hanya pertemanan biasa seperti yang dikatakan oleh Adrel. Atau mungkin lebih dari itu. Tapi, Mesya rasa Adrel memang mengenal Delila dengan cukup baik. “Delila..” Adrel terus mendekati pria itu. Delila tersenyum kecil. Wanita itu menganggukkan kepalanya seakan dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Adrel. Oh ya ampun, apakah memang hanya Mesya yang tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan? Sungguh, Mesya memang sangat tidak mengerti dengan semua ini. “Iya, dia ada di sana..” Delila menunjuk tangannya ke arah halaman itu. Rumah ini memang selalu dikelilingi dengan pohon bambu. Pintunya masih terbuka sehingga membuat hembusan angin masuk dan menyentuh tubuh Mesya. Rasanya sangat dingin. Iya, angin itu terasa begitu dingin hingga untuk sesaat Mesya sampai menggigil kedinginan. Apa memang udara di sini sangat berbeda dengan yang di luar? Suasana rumah ini saja berbeda. Sungguh, tidak ada angin sedingin ini di kota. “Mesya, kita harus kembali..” Adrel membalikkan tubuhnya sambil menarik tangan Mesya. Tidak, tidak, Mesya tidak akan kembali sebelum dia menemukan orang yang bisa membantunya. Mesya mencoba melepaskan genggaman tangan Adrel. Tidak, Mesya tidak akan pernah pergi dari tempat. “Adrel! Enggak! Aku nggak akan pergi sebelum ketemu sama Kakaknya Delila!” Mesya menyentakkan tangannya untuk terlepas dari genggaman Adrel. Pria itu membalikkan tubuhnya, menatap Mesya dengan pandangan tidak percaya. Sungguh, bukan Adrel yang harusnya memberikan pandangan itu. Mesya yang jauh lebih kebingungan dengan apa yang terjadi sekarang. Mereka sudah sampai di sini, bukankah seharusnya mereka langsung meminta bantuan pada Kakaknya Delila? “Dia sudah meninggal, Mesya. Kakakku sudah mati..” Delila mengatakan satu kalimat yang membuat Mesya tidak lagi bisa menarik napasnya. Apa? Kenapa bisa? Tidak, wanita itu pasti sedang berbohong. Dira baru saja mengalami kejadian mengerikan itu kemarin malam. Wajah Dira berubah menjadi sangat mengerikan dan Mesya memang melihatnya kemarin malam. Mana mungkin orang yang melukis wajah Dira sudah meninggal? Tidak, apa dia baru meninggal pagi ini? Sekarang, tidak ada satupun hal yang bisa membuat Mesya percaya. Tidak, tidak ada.. Semua ini membuat Mesya terus merasa kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi? “Dia meninggal dua bulan lalu..” Delila kembali berbicara. Dua bulan lalu? Mesya bahkan baru kembali berhubungan dengan Kakaknya minggu lalu. Bagaimana mungkin Kakaknya Delila sudah meninggal dua bulan lalu? Kalau begitu, siapa yang membuat lukisan mengerikan itu? Tidak, tidak.. semua ini terlalu membingungkan. Mesya benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. “Dia meninggal setelah bilang kalau akan ada orang yang minta bantuan. Orang itu akan mengenal lukisan yang dia buat. Iya, lukisan tentang Kakakmu itu.” Penjelasan yang diberikan oleh Delila semakin membuat Mesya merasa kebingungan. Tidak, tidak.. ini semua sangat tidak masuk akal. Ah, memang sudah tidak ada hal yang masuk akal belakangan ini. Tapi, kali ini Mesya memang benar-benar merasa ketakutan. Ada sesuatu yang seperti memberikan peringatan dalam dirinya. Kejadian ini adalah hal yang tidak akan mudah untuk diselesaikan. Mesya masih menatap Delila dengan pandangan bertanya. Wanita itu harus memberikan penjelasan lagi sekalipun Mesya memang tidak akan mudah menerima penjelasannya. Mesya menatap Adrel sesaat. Pria itu sepertinya juga sangat terkejut dengan penjelasan Delila. “Kakak bilang, siapapun itu.. Aku nggak boleh membantu kalian. Kakak sendiri yang bilang kalau kekuatan itu terlalu jahat. Nggak akan ada yang bisa membantu dia..” Delila kembali menjelaskan. Tidak, kalau benar seperti itu, siapa yang sekarang bisa Mesya mintai bantuan? Semua ini terlalu mengerikan. Mesya sendiri tidak akan sanggup menanganinya. Mesya butuh bantuan orang yang sudah mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. “Ada rahasia kelam yang disimpan oleh Kakakmu, Mesya. Semua ini nggak akan bisa selesai sebelum Kakakmu membereskan apa yang sudah dia lakukan..” Delila berjalan mendekati Mesya. Tidak, tidak.. Mesya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita ini. Mesya tidak tahu apa saja yang pernah dilakukan oleh Kakaknya di masa lalu. Kejadian mengerikan ini memang sudah pernah terjadi bertahun-tahun yang lalu, tapi sampai sekarang Mesya sama sekali tidak tahu apa yang menjadi penyebab hal mengerikan itu terjadi, Iya, Bapak dan Ibu tidak pernah memberi tahu apapun pada Mesya. Sekalipun Mesya bertanya, sepertinya orang tuanya itu juga tidak akan pernah memberi tahu. Mesya masih terlalu kecil saat itu. Sekarang, semuanya kembali terjadi, apa yang bisa Mesya lakukan? Tidak ada yang mau membantunya. Mesya sudah tidak tahu lagi harus datang kepada siapa. “Delila tolong bantu kami..” Adrel melangkah mendekati wanita itu. Menatap Delila sambil kembali memberikan pandangan permohonan. Sekarang, tidak ada yang bisa dilakukan selain meminta bantuan pada Delila. Wanita itu sepertinya tahu lebih banyak hal yang terjadi dibanding Mesya dan juga adrel. Dia bahkan belum tahu siapa Dira, tapi dia sudah tahu apa saja yang terjadi pada Kakaknya. Bagaimana caranya Mesya mengetahui rahasia kelam Kakaknya itu? Tidak, Mesya tidak akan bisa tahu tanpa adanya bantuan seseorang yang memang sudah mengerti dengan hal-hal semacam itu. Lagi pula, setelah Mesya tahu apa yang terjadi, apa yang akan dia lakukan? Mesya juga tidak tahu cara menyelamatkan Kakaknya. “Aku sudah pernah bilang sama kamu, Adrel. Ada beberapa hal yang memang tidak akan bisa dilawan oleh manusia. Aku tahu kalau sekarang Dira sedang dalam masalah besar. Dia melawan sesuatu yang bukan tandingannya..” Mesya semakin ketakutan. Apa.. apa yang telah terjadi pada Kakaknya? Kenapa bisa sampai seperti ini? Mesya sungguh tidak mengerti. Delila, wanita itu tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Dira. Seharusnya dia juga bisa membantu Dira untuk keluar dari semua ini. “Delila.. aku mohon..” Delila menghela napasnya sejenak. Wanita itu menatap Mesya lalu tersenyum singkat. Dengan tangannya sendiri, Delila membawa Mesya untuk kembali melewati lorong panjang di dalam rumahnya. Entahlah, Mesya juga tidak tahu apa yang terjadi hingga wanita itu menuntun Mesya untuk kembali ke tempat duduk yang ada di dalam rumah. Mesya hanya diam saja, dia melihat semua hal yang ada di dalam rumah Delila. Apa wanita ini tinggal sendirian? Sejak tadi tidak ada satupun suara selain langkah kaki mereka yang menyentuh lantai rumah ini. Rumah besar ini juga memiliki pencahayaan yang sangat minum. Sejak tadi hanya ada beberapa lampu yang dibiarkan menyala untuk sedikit memberi tahu arah langkah mereka. Sisanya, ruangan ini terlihat temaram dengan suasana dingin. Mesya kembali duduk di kursi yang tadi. “Aku nggak akan bisa membantu kamu, Mesya. Sekalipun aku mau.. aku nggak akan bisa..” Delila menggelengkan kepalanya. Apa yang terjadi sehingga wanita ini tidak mau? Sungguh, Mesya akan memberikan apapun asalkan Delila mau membantunya. Mesya sangat kasihan dengan keadaan Dira yang sekarang. Mereka ada dua orang saudara. Mesya tidak akan diam saja ketika melihat Kakaknya sedang dalam masalah. Tidak, Mesya tidak akan diam saja. Sekarang Mesya menemukan seseorang yang mungkin bisa membantunya. Sayangnya, kenapa Delila selalu menolak? “Kamu harus coba dulu.. aku mohon bantu aku..” Mesya kembali menangkupkan kedua tangannya di depan d**a. Tidak masalah jika dia harus kembali memohon pada wanita ini. Sungguh, sekarang Mesya memang tidak tahu harus mencari bantuan kepada siapa. Ada banyak hal yang terus mengganggu pikiran Mesya. Dia takut kalau ada sesuatu yang terjadi pada Dira. Mereka tidak boleh terlalu lama berdiam diri seperti ini. Mesya sendiri yang melihat bagaimana keadaan Kakaknya saat itu. Alam itu.. semuanya yang ada di sana memang sangat mengerikan. Mesya tidak akan sanggup membiarkan Kakaknya tetap berada di sana. Tidak, Mesya harus melakukan sesuatu untuk membuat Dira kembali ke dunia ini. Alam manusia sangat berbeda dengan alam baka. “Aku selalu dibantu oleh Kakakku. Dia yang akan bilang apa yang harus aku lakukan. Terakhir kali, dia mengatakan kalau aku nggak boleh membantu orang yang sosoknya sedang dia lukis. Beberapa hari setelah melukis.. Kakakku meninggal.. lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Delila menatap Mesya dengan pandangan yang penuh luka. Kehilangan orang yang sangat dekat memang akan terasa sangat menyakitkan. Mesya tahu akan hal itu. Sekalipun Mesya tahu apa yang sedang dirasakan oleh Delila, Mesya tetap tidak akan tinggal diam ketika dia menyadari apa yang sedang terjadi pada Kakaknya sendiri. Dira butuh bantuan.. “Delila, kamu tahu betapa sakitnya kehilangan seorang kakak. Apa kamu akan biarin aku merasakan hal yang sama?” Mesya bertanya sambil menatap wanita itu. Untuk sesaat Delila enggan membalas tatapan Mesya. Wanita itu terus mengalihkan dirinya untuk menatap hal yang lain. Beberapa kali Mesya juga melihat kalau wanita itu mengusap air matanya. Tidak, semua ini memang sangat menyakitkan. “Aku nggak bisa membantu kamu, Mesya. Maaf..”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD