Bab 45

1541 Words
Mesya berusaha tersenyum. Nanti kalau adrel melihat ada raut keberatan di wajah Mesya, pria itu tidak akan segan menghubungi Mama dan mengatakan kalau Mesya tidak bisa ikut. Ya, Adrel memang sedikit berbeda dengan pria lain. Ketika banyak pria yang akan tersinggung kalau istrinya tidak ingin menghadiri acara bersama ibunya, Adrel malah sebaliknya. Sudahlah, sama seperti yang selalu Adrel katakan, apapun untuk kebahagiaannya dan juga kenyamanan Mesya. Sungguh, Mesya tidak mengerti lagi. Sebenarnya dia memang sangat senang karena memiliki suami yang sangat pengertian seperti Adrel. Pernah juga saat itu Mesya sedang sangat malas untuk merias diri. Ya, datang ke acara arisan yang dilakukan Mama dan teman-temannya, Mesya tidak akan mungkin tidak merias dirinya. Wanita di sana sangat cantik. Mereka tampak selalu mempesona dengan riasan yang sangat tepat untuk wajah mereka masing-masing. Sebenarnya salah satu alasan Mesya belajar merias adalah untuk acara itu. Mesya malu kalau datang ke sana tanpa riasan. Sekalipun awalnya memang cukup menyedihkan, perlahan-lahan riasan Mesya memang semakin baik. Itu karena Mesya selalu saja berlatih setiap hari. Mesya mulai menyukai make up. Dia bahkan pernah menangis semalaman karena Adrel mematahkan lipstik mahalnya yang harganya saja jutaan rupiah. Sungguh, saat itu Mesya merasa sangat kesal pada Adrel. Bukan hanya pada Adrel, tapi juga pada dirinya sendiri. Dia kesal karena tidak bisa berhenti menangis padahal itu hanya sebuah lipstik. Adrel juga tidak sengaja mematahkannya. Lagi pula, orang yang membelikan lipstik itu juga Adrel. Ya, saat itu Mesya menangis semalaman dan keesokan harinya Mesya mendapatkan sepuluh warna lipstik dengan merk yang sama dari Adrel. Suaminya itu membeli semua warnanya karena katanya dia tidak tahu warna mana yang kemarin dia patahkan. Sungguh, sejak saat itu, Mesya juga tidak pernah menangis kalau Adrel merusak salah satu barangnya. Suaminya itu memang sedikit aneh. Iya, ada satu waktu dimana Adrel juga beringkah sedikit menyebalkan. Adrel sampai memanggil seorang perias ke rumah ini karena Mesya mengatakan kalau dia malas berdandan ketika akan pergi ke arisan. Adrel sudah mengatakan pada Mesya untuk tidak perlu merias kalau memang dia sedang malas. Tapi Mesya mengcerutkan bibirnya lalu masuk ke dalam kamar mandi begitu saja tanpa menjawab Adrel. Ketika Mesya keluar dari kamar mandi, Adrel membawa seorang perias ke hadapannya. Iya, pria itu memang penuh dengan kejutan. “Acaranya di mana, Ma?” Tanya Mesya lagi. Sekalipun acaranya masih pukul 5 sore, sepertinya Mesya memang harus bersiap mulai dari sekarang. Mesya hanya memiliki waktu selama tiga jam. Ya, semoga saja cukup.. Biasanya Mesya memang datang sendiri ke tempat arisan itu berada. Dulu Mama yang akan datang untuk menjemput Mesya, tapi seiring berjalannya waktu, Mesya ingin berangkat sendiri karena dia merasa tidak enak. Ah, iya.. itu juga karena selama hampir satu tahun, mobil miliknya yang dibelikan oleh Adrel tidak pernah digunakan. Adrel sering memeriksa keadaan mobil itu. kadang juga sampai dibawa ke bengkel, tapi saat itu Mesya memang belum bisa mengendarai mobil sendiri. Setelah Mesya melihat betapa suaminya sangat menyayangi mobil itu, akhirnya Mesya memutuskan untuk mendaftar di salah satu pelatihan mengemudi. Selama kurang lebih satu bulan Mesya belajar di tempat itu bersama dengan seorang instruktur yang akan selalu duduk di samping Mesya untuk mengendalikan jika sampai Mesya mengalami kesulitan. Lalu Adrel akan duduk di jok belakang karena pria itu memang tidak pernah membiarkan Mesya pergi sendirian. Selama Mesya melakukan latihan, Adrel akan selalu ada dan menemaninya. Ya, proses belajar yang dilakukan Mesya memang sangat tidak mudah. Mesya sering menabrak pembatas jalan, juga pernah membuat kemacetan di rambu lalu lintas karena tiba-tiba mesin mobilnya mati di tengah jalan. Saat itu Mesya berada di garis pertama, tidak Mesya sangka kalau dia melakukan kesalahan selama beberapa saat. Entah karena apa saat itu mobil Mesya mati hingga lebih tiga kali. Mungkin karena merasa gugup Mesya akhirnya membuat semakin banyak kesalahan. Semuanya sudah berlalu. Sekarang, sekalipun jarang, Mesya masih menggunakan mobilnya untuk pergi keluar rumah. Beberapa kali Adrel juga menawarkan agar Mesya mengganti mobilnya dengan model yang lebih baru. Astaga, padahal mobil itu baru di beli kurang dari tiga tahun yang lalu. Tidak seperti Adrel yang mengganti mobilnya setiap beberapa bulan, Mesya memang lebih memilih untuk tetap menggunakan mobilnya saja. Kata Adrel, karena sekarang Mesya sudah menjadi salah satu anggota sosialita Mama dan teman-temannya, Mesya juga harus sering mengganti mobilnya. Ya, semua wanita yang ada di dalam kelompok itu memang sangat sering mengganti mobil dengan jenis dan juga warna yang berbeda-benar. Tapi, dibanding melakukan semua itu, Mesya lebih memilih untuk menabung uangnya saja. Sungguh, mengganti mobil yang masih baik dengan mobil yang baru itu, adalah hal yang sangat tidak bermanfaat. Mesya rasa mobilnya memang masih baik. Tidak ada yang salah dengan mobil itu kecuali adanya beberapa goresan di badan mobil. Ya, saat awal-awal belajar, Mesya sering sekali menggoreskan mobilnya ketika dia akan masuk ke dalam garasi rumah. Bahkan semua itu masih sering terjadi hingga saat ini.. “Kamu dateng sama Adrel, ya? Soalnya nanti acaranya sama pasangan masing-masing. Adrel lagi nggak sibuk, kan?” Datang bersama dengan adrel? Astaga, pria itu akan sangat merepotkan nanti. Adrel tidak suka berkumpul dengan banyak perempuan. Apalagi kelompok arisan yang Mama miliki itu didominasi oleh tante-tante yang sudah seumuran dengan Mama. Ada, sih yang masih muda, tapi hanya beberapa orang saja. Kebanyakan mereka adalah wanita yang sudah berusia di atas 40 dan 50 tahun. Ya, kelompok arisan Mama adalah kelompok sosialita yang anggotanya lumayan banyak. Kata Mama ini adalah kelompok turun temurun. Nanti kalau sudah tua, mereka akan mundur satu demi satu. Lalu yang muda akan meneruskan semuanya. Ya, pantas saja Mama dulu selalu ingin mengajak Mesya untuk datang. Sekarang Mesya juga sudah jadi salah satu anggota mereka. Mama pasti sedang mencari penerusnya karena Mama memang tidak memiliki anak perempuan. Kebanyakan anggota muda yang ada di sana adalah anak perempuan dari beberapa anggota senior. Ya, ini memang sedikit tidak masuk akal. Tapi begitulah adanya.. Anggota di sana memang ada cukup banyak. Ada anggota lama dan juga baru. Mesya termasuk ke dalam anggota yang baru. Kalau mengajak Adrel, pria itu akan langsung mengajak pulang seperti yang terjadi beberapa bulan lalu. Adrel adalah pria tampan dengan postur tubuh yang sangat bagus. Banyak wanita yang akan menggoda pria itu kalau dia ikut ke sana. Adrel selalu merasa geli kalau mendengar mereka menggoda Adrel. Katanya, mereka memang sudah sejak dulu mengidolakan Adrel. Bahkan, kata Adrel saat dia masih SMP, ada seorang anggota di sana yang masih muda, seorang wanita beranak satu yang terus menerus menggoda Adrel. Sejak saat itu Adrel selalu saja menghindar kalau harus datang ke acara arisan Mama. Pria itu baru mulai mau datang ketika Mesya meminta Adrel untuk menemaninya. Ya, Adrel memang tidak akan pernah betah kalau diajak ke acara perempuan seperti itu. Jujur saja dulu Mesya juga seperti itu. Dia merasa tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh para wanita itu. Mesya merasa kesepian padahal semua anggota di sana sangat ramah pada Mesya karena tahu Mesya adalah menantu salah satu anggota senior di sana. Ya, mereka memang akan selalu mengajak Mesya untuk masuk ke dalam pembicaraan mereka. Tapi, Mesya tidak pernah mengerti dengan apa yang mereka katakan. Gucci, Chanel, Hermes, Burberry, dan Dior. Mereka selalu membicarakan semua itu. Ya, Mesya sangat tahu kalau merk seperti itu memang sangat wajar untuk mereka gunakan sehari-hari. Tapi, bagi Mesya yang adalah seorang anak desa yang baru datang ke kota, Mesya tentu tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan saat itu. Ya, masuk ke dalam kelompok yang Mama miliki, semua itu awalnya adalah tekanan bagi Mesya. Mesya tidak memiliki pakaian semahal yang mereka miliki. Pengetahuan yang Mesya miliki juga tidak seluas mereka. Sungguh, saat itu Mesya merasa kalau hari dimana dia haru bertemu dengan orang-orang kaya itu adalah sebuah neraka. Tapi, setelah beberapa kali mereka berkumpul, Mama mengatakan sesuatu yang menjadi alasannya untuk ikut ke dalam kelompok itu. Sama seperti Mesya, Mama juga menghabiskan masa kecilnya untuk tinggal di desa. Iya, orang tua Mama juga adalah seorang juragan sawah, sama seperti orang tua Mesya. Iya, hampir sama dengan orang tua Mesya yang juga memiliki banyak sekali sawah. Mesya dulu pernah merasa heran, Bapak memiliki banyak sekali sawah, tapi dibanding membiarkan orang untuk mengurus semuanya, Bapak kadang masih memilih untuk mengurusnya sendiri. Kadang juga malam-malam Bapak tetap mau datang ke sawah untuk mengairi air dari sungai ke sawahnya. Begitulah orang desa, mereka lbih suka merawat apa yang mereka miliki sendiri. Jika masih bisa dilakukan tanpa bantuan orang lain, Bapak akan melakukannya sendiri. Dulu Mama pernah mengatakan kalau salah satu alasannya ikut ke dalam kelompok sosialita itu adalah agar dia mendapat banyak motivasi dari teman-temannya yang kaya. Mama hanya seorang dokter, jika dipikir-pikir, wanita itu pasti akan sangat kesulitan untuk menyamai kehidupan teman-temannya. Ya, keluarga Adrel memang kaya raya. Mereka pemilik salah satu rumah sakit yang ada di kota ini. Tapi kata Mama, dia tidak pernah menggunakan uang Papa untuk arisan dengan teman-temannya. Sebisa mungkin Mama akan berusaha menghasilkan uangnya sendiri. Ya, baru-baru ini saja Mama akhirnya berhenti bekerja. Sebenarnya menurut Mesya, tanpa Mama dan Papa bekerja, uang yang mereka miliki juga tidak akan pernah bisa habis. Sebenarnya apa yang Mama katakan ada benarnya juga. Sebelum menjadi orang kaya raya, mereka juga awalnya adalah seorang pengusaha kecil. Mereka memiliki banyak motivasi untuk bisa membuat kita semangat. Sejak bertemu dengan mereka, Mesya memang mengerti banyak sekali hal yang awalnya tidak pernah terlintas di otaknya. Orang banyak yang berpikir kalau memiliki kelompok sosialita adalah hal yang sia-sia. Ya, mereka mengatakan itu karena mereka tidak pernah masuk ke dalam kelompok itu. Mereka tidak tahu saja banyaknya pelajaran yang bisa diambil dari kumpulan orang-orang kaya yang telah sukses. “Sya! Gimana? Adrel bisa ikut ‘kan?” Eh, astaga! Jadi sejak tadi Mesya mengabaikan Mama?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD