Behind The Truth 2

1755 Words

... Begitu aku sudah mendekati meja itu, Rahma berdiri. "Duduk Ra, kita sudah nungguin kamu dari tadi," ujarnya sambil memberikan kursi padaku. Dia kemudian mengambil satu kursi lagi dari meja sebelah. "Iya, Alhamdulillah kakiku sudah sembuh. Jadi pengen nraktir kalian semua yang sudah bantu merawatku di rumah sakit," sahut Nino. "Terutama kamu Ra, makasih banyak. Aku sempat terkejut mereka bilang kamu keluar dari asrama, tapi syukurlah bisa ketemu kamu di sini." Aku masih berdiri, bergeming. Kutatap Nino yang terlihat penuh harap. Wajahnya agak tirus, setelah sekian lama tidak bertemu. Namun, entahah, seoah melihat semua orang asrama di sini, makin membuatku nervous. Tidak nyaman. Sebaiknya kusudahi saja kecanggungan ini. "Maaf, aku ke sini bukan mau ngganggu acara kalian. Tapi aku pe

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD