26. Terlambat

1087 Words

7 Januari 2016... Dengan nafas yang terengah juga kedua kaki yang gemetar setelah berlari memasuki ruang tunggu bandara, gue cuma bisa pasrah karena nggak bisa nemuin Jihan di mana pun. Gue langsung terduduk di kursi tunggu dengan kepala tertunduk sambil menatap pada ponsel yang gue pegang, lebih tepatnya menatap pada percakapan terakhir gue sama Jihan beberapa hari yang lalu. Rasa menyesal seketika membuat gue marah sama diri gue sendiri yang pengecut ini. Kalau bisa, ingin rasanya gue memukul diri gue sendiri untuk meluapkan rasa marah ini.  Andai aja gue nggak ikutin saran Nadya untuk pura-pura pacaran sama dia, Jihan pasti masih disini sama gue, ngobrol dan ketawa seperti biasanya. "b**o!" ucap gue pelan. Kedua mata gue seketika terasa perih sebelum akhirnya setetes air mata menete

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD