SEMINGGU kemudian, Kinanti bersua lagi dengan Dio. Tanpa sengaja. Mereka berdua bicara di rumah Arif. Ketika itu semua keluarga Arif sedang ke luar kota. Arif pun menghindar dan membiarkan Dio dan Kinanti berdua saja di dalam ruang tamu. Sikap Dio tidak sedingin sebelumnya. Lebih terbuka. Namun tetap saja tak semanis seperti dulu. Saat Kinanti dan Dio resmi menjadi sepasang kekasih. Masa di ujung SMP. Masa yang sulit dilupakan oleh keduanya terlebih oleh Kinanti yang hingga detik ini masih memuja Dio. Menempatkan cowok itu di posisi utama di hatinya. Tak bisa tergantikan oleh cowok mana pun. Kinanti tak sanggup melupakan kebersamaan yang pernah terjalin. Terlalu indah untuk dilupakan. Hari-hari yang penuh warna. “Boleh aku nanya yang agak khusus?” kata Dio. “Boleh,” Kinanti mengiyakan.