Bab 3 Raizen Datang Menjemputnya

1491 Words
“Tidak! Dia pantas menerimanya! Sialan! Dia ingin membuat kita malu! Untung saja pernikahan kalian hanya sedikit yang mengetahuinya!” bentak Amara geram. Briana memegangi pipinya yang bengkak dengan tatapan bingung. “Apa maksudnya? Bukan aku yang berselingkuh di sini, tapi dia! Dia putramu yang berengsek itu, Gael Hartono! Jangan suka memfitnah orang tanpa bukti! Keluar dari sini sekarang juga! Aku tidak mau melihat kalian berdua!” Gael tertegun dalam diam, perasaan seperti jarum dingin menusuk jantungnya. Wajah pria tampan itu memuram kelam, tidak enak dipandang. “Berapa kali harus aku katakan kepadamu, Danira hanya sebatas teman denganku. Kamu selalu cemburu tidak masuk akal!” Briana mendengus geli. “Masih ingin membela diri? Hebat sekali!” Selama pernikahan, perlakuan Gael dan keluarga mertuanya sungguh sangat jahat! Dia selalu dianggap lebih rendah daripada pembantu di sekitar mereka. Bahkan, Briana sempat dicap sebagai wanita simpanan menyedihkan Gael yang mengekorinya seperti lalat ke manapun dia pergi. Untungnya, sekarang matanya telah terbuka! Dia tidak sama dengan Briana yang kemarin! “Berhentilah bersikap kekanak-kanakan. Kita pulang sekarang juga!” “Tidak mau! Itu bukan rumahku! Kenapa aku harus kembali ke tempat yang mirip kuburan itu?! Keluar!” Sejak menikah, Gael jarang sekali pulang ke rumah pernikahan mereka. Dia selalu menghabiskan hari-hari yang sepi. Ada beberapa pelayan di mansion itu, tapi karena suaminya sendiri tidak menghargainya, maka para pelayan juga tidak menghargainya. Amara Lionel tiba-tiba tertawa marah mengejeknya, “Kamu sudah mulai berani, ya, melawan kami? Benar-benar lancang! Dasar tukang selingkuh!” Briana menautkan kening marah. “Aku tidak pernah berselingkuh! Siapa yang mengatakan itu? Danira lagi? Permainannya semakin membosankan!” Amara menamparnya sekali lagi! “IBU!” “Diam, Gael! Beraninya dia berkata kasar tentang Danira! Dia selalu membelanya, tapi malah selalu memutar balikan fakta?! Dia sungguh berotak picik!” Briana tersenyum dingin, acuh tak acuh. Danira Kusmana memang sangat pandai bersandiwara. Di depannya, dia selalu berbuat baik dan membelanya, tapi semua itu hanyalah trik agar membuatnya lebih buruk di mata semua orang, khususnya di mata Gael Hartono. Briana merasa sudah muak dan bosan dengan semua ini. Sudah saatnya mengakhiri pernikahan tanpa cinta mereka. Kalau Danira ingin memiliki Gael, maka silakan saja! Sampah memang cocok bersama sampah! Sembari menahan ibunya lagi, Gael berkata tidak nyaman kepada istrinya. “Kali ini aku akan memaafkanmu. Tapi, jika kamu berani mencari bantuan lagi dari Jayadi Kuncoro, aku akan menghukummu sangat berat.” Briana tertawa mengejek dan ironis di saat yang sama. “Kamu percaya aku selingkuh? Menyedihkan!” “Briana!” Dia tidak tahu bagaimana bisa sampai Gael salah paham. Andai saja dia tahu siapa sebenarnya yang telah membantunya, entah bagaimana raut wajahnya sekarang! *** Briana dikurung di kamar mansion mereka selama seminggu. Walaupun kebebasannya terenggut, tapi ajaibnya para pelayan memperlakukannya dengan sangat baik kali ini. Seolah-olah mereka sudah tahu siapa Nyonya mereka. “Masih tidak mau makan?” Gael melangkah masuk ke kamar, menatap dingin ke arah nampan makanan yang tidak tersentuh. Keningnya bertaut kencang. Sekarang sudah sangat malam, apa dia sungguh tidak makan sejak pagi tadi? “Aku tidak lapar. Tidak perlu peduli denganku. Sana pergi! Urus pacar kesayanganmu itu. Tanya dia, apa sudah makan atau belum?” balas Briana acuh tak acuh, bersandar di ranjang sambil membaca majalah fashion di pangkuannya. “Kamu sungguh keras kepala!” “Untuk apa kamu menginap di sini? Bukankah kamu jijik jika berada satu ruangan denganku? Ini kamarku. Kamarmu ada di seberang ruangan. Tolong tutup pintunya kalau sudah mau pergi.” Gael mengepalkan erat tangan kanannya. “Apa kamu berpikir dengan bersikap seperti ini, maka aku akan menaruh perhatian kepadamu?” Briana terdiam sesaat. Bibirnya bergerak lembut. “Kita bercerai saja. Kakek juga telah tiada. Kamu bisa bersamanya sekarang.” Gael syok berat! Hatinya seperti dipalu! Dia memang selalu ingin bercerai darinya. Tapi, dia tidak menyangka kalau Briana akan menceraikannya terlebih dahulu. “Permainan apa lagi yang kamu mainkan? Cukup bertingkah konyol! Berikan saja satu ginjalmu kepada Danira, aku akan menebusnya dengan bersikap lebih baik kepadamu. Puas?” Briana menoleh ke arahnya, tersenyum dingin. “Kamu pikir aku anak kecil?” Gael kehilangan kata-kata. Entah kenapa tenggorokannya seperti tercekat. Tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali. Dia sangat terpukul melihat Briana yang selalu sangat patuh dan memujanya tiba-tiba berubah hanya dalam semalam. “Aku tidak akan meminta apapun dari pernikahan ini, cukup menjauh saja dariku dan tidak perlu bertemu lagi.” “Kamu mengancamku?” “Mengancam? Bukankah kamu tidak menyukaiku dan menentang pernikahan kita? Aku hanya memberikan apa yang kamu mau. Di mana salahnya?” Gael tertegun melihat senyum di wajah dingin Briana. Cinta yang dulu terlihat di mata istrinya, kini tampak kosong. Tidak ada apa-apa di sana selain kegelapan pekat yang menakutkan. Diam-diam, Gael Hartono gemetar kedinginan. Tidak suka dengan perubahan Briana kepadanya. “Tidak ada perceraian! Meskipun kakek telah meninggal dunia, dia menitipkan wasiat agar kita tetap bersama. Jangan membuat rohnya tidak tenang di alam sana!” Gael pergi dengan menutup pintu sangat keras sampai seluruh ruangan seperti bergetar. Briana merapatkan bibirnya erat-erat. Kesuraman semakin menjatuhi matanya. Dia harus bercerai! Dia tidak mau dikendalikan dan dimanfaatkan oleh Gael lagi! Suami sialannya itu pasti memiliki niat lain! Geram menjadi lelucon di mata banyak orang, Briana akhirnya memutuskan untuk melakukan hal paling benar di dalam hidupnya! Dia membuka laci nakas, meraih sebuah kartu nama dan menghubungi seseorang. “Halo?” sapa sebuah suara dingin dan dalam. Briana menelan ludah gugup. “Ini saya, Tuan Sinclair. Briana Aldamar. Ingat?” Hening sesaat. “Briana? Aku dengar kamu keluar dari rumah sakit setelah suamimu datang menjemputmu. Kamu berbohong mengenai statusmu?” Jantung Briana berdetak kencang. Entah kenapa, dia merasa nada suara pria itu menjadi lebih dingin. Marah, kah? “Maaf. Saya tidak bermaksud menipu siapapun. Keadaan saya sangat rumit, makanya harus menyembunyikannya seperti itu. Kalau Anda tidak senang dengan telepon dari saya, sampai di sini saja percakapan kita. Masalah hutang budi itu, saya….” “Tunggu,” potong Raizen cepat. Briana terdiam gugup. Keringat dingin membanjiri wajahnya. “Kamu menghubungiku pasti karena butuh bantuan, bukan? Katakan, apa yang kamu inginkan?” lanjutnya setengah menggoda. Briana menimbang-nimbang di dalam hatinya, tidak yakin apakah harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak? “Bolehkah … Anda mengirim beberapa pengawal pribadi untuk datang menjemput saya?” Hening sekali lagi jatuh di antara mereka berdua. “Katakan alamatnya dengan jelas.” Briana terkejut mendengar suara melodis pria itu. Sangat enak didengar! Satu jam setelah Briana menelepon, tiba-tiba saja seluruh mansion menjadi gempar! Di halaman depan, terlihat tiga mobil hitam datang dengan aura mengintimidasi. Di bagian tengah adalah mobil sedan mewah, sementara di depan dan belakangnya adalah mobil tipe SUV yang biasa digunakan oleh para pengawal pribadi kelas dunia. Briana bergegas berjalan ke depan jendela dari lantai ke langit-langit. Syok! Sesosok pria tampan bermantel hitam mewah baru saja turun dari mobil sedan layaknya seorang raja agung yang bijaksana. “Raizen Sinclair? Kenapa dia malah datang sendiri ke sini?!” Dengan terburu-buru dan panik, dia segera berlari keluar kamar. “Semoga saja Gael sudah pergi! Tolonglah, Tuhan!” batinnya dengan perasaan campur aduk. Kedua pria itu tidak pernah akur selama ini! “Untuk apa Tuan Sinclair yang terhormat datang ke mansion musuh keluarganya?” sindir Gael dingin yang ternyata sudah berdiri di tengah ruangan, berhadapan dengan Raizen yang didampingi oleh beberapa pria berpakaian hitam. Raizen melirik diam dengan pesona dinginnya ke arah anak tangga. Briana tertegun kaget, mata saling terkunci dengannya. Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan sekarang? “Sudah siap?” tanya Raizen dengan wajah dingin tanpa emosi, tapi ketampanannya sangat memikat di bawah cahaya lampu gantung yang mewah. Briana melirik cepat ke arah suaminya yang terkejut menoleh ke arahnya. Tatapannya seolah ingin membunuhnya! “Apa maksud perkataannya, Briana? Kamu yang memanggilnya datang kemari?!” Briana menelan ludah gugup, menguatkan hatinya dan menyembunyikan semua perasaannya. Dengan dagu diangkat tinggi, dia berkata dingin dan arogan, “Benar. Aku yang memanggilnya kemari. Kenapa? Tidak boleh? Kita berdua akan segera bercerai. Kalau kamu bisa dekat dengan wanita lain, kenapa aku tidak boleh?” Bagaikan disambar petir di wajahnya, Gael membeku kebingungan menatapnya. Raizen Sinclair tidak punya waktu untuk drama suami istri yang membosankan. Dia berjalan angkuh melewati Gael, lalu mengulurkan tangan ke arah wanita bergaun malam tersebut. “Apakah kamu terlalu lama menunggu? Maaf, sedikit macet di jalan.” Briana menggeleng cepat, meraih uluran tangan Raizen layaknya adegan di sebuah pesta dansa. Melihat pemandangan itu, Gael tiba-tiba merasa miliknya direbut! Dia cemburu luar biasa sampai isi kepalanya mau meledak! “Briana! Jangan konyol! Kamu tahu siapa dia, kan?! Apa kamu akan berpihak kepada musuh suamimu sendiri?! Kamu sudah di luar batas!” Dia mencoba melepaskan tangan keduanya, tapi Raizen lebih cepat, menarik Briana ke dalam pelukannya. “Tuan Hartono, sikapmu sungguh tidak masuk akal. Bukankah kamu yang sudah di luar batas? Bagaimana mungkin seorang suami ingin mengambil paksa ginjal istri sendiri demi wanita lain?” sindir Raizen sinis dengan mata menyipit dingin, penuh kebencian dan amarah tertahan. Briana mendongak cepat menatapnya, sorot matanya sangat linglung. Bagaimana Raizen bisa tahu hal itu?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD