35. Terpesona

1246 Words

“Aduh, duh, duh! Pak, sakit!” Dila meringis ketika aku baru saja memegangi kakinya. Gurat merah di kakinya mulai samar, tetapi kata Dila itu masih nyeri sekali. “Tahan sebentar, Dil.” Dila mengangguk, lalu menunduk membenamkan wajahnya di jaketku yang masih dia peluk. Dia diam saja, tetapi aku lihat tangannya meremas kuat jaketku ketika kakinya mulai kuurut. Ngomong-ngomong, aku dapat ilmu mengurut dari Ayah dan ini sudah kudapatkan sejak SMP, saat-saat aku sering sekali jatuh ketika main bola. Saat-saat aku sering sekali terkilir. “Coba gerakin ...” pintaku pelan, dan Dila segera menegakkan badannya. “Eh, udah lumayan, Pak!” senyum Dila langsung merekah lebar ketika dia mulai bisa menggerakkan kakinya secara bebas. “Ada yang masih sakit?” “Dikit banget, ini aman sih buat jalan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD