Keisya memasuki ruang kerja Danu dengan wajah sumringah, senyumnya lebar hingga terlihat gigi-gigi mungilnya yang putih bersih. Ia duduk di sudut meja kerja Danu sambil bersedekap, raut wajahnya menunjukkan kemenangan dan kepuasan. "Rupanya semesta berpihak padaku. Tanpa harus bekerja keras, aku bisa dengan mudah menahanmu di sini." Keisya tertawa girang. Danu tidak mempedulikannya, ia tetap menyibukkan diri memeriksa tumpukan dokumen di atas meja. Ketika tangannya hendak meraih sebuah dokumen, Keisya meletakkan telapak tangannya di atas tangan Danu membuat pria itu terkejut. Danu menatap tajam ke arahnya, lalu menarik tangannya menjauh. "Lihat!" Keisya mengangsurkan ponselnya ke hadapan Danu. Dengan enggan Danu menatap layar ponsel yang tengah menampilkan tiga buah pesan. Ia segera