Melangkah dengan gugup, Anin meremas tas selempang yang dikenakannya. Ketika mendapati dua sosok yang merupakan orangtua Elard. "Hm, Kak, sebaiknya Kak El yang—" mengerjap, Anin tak bisa menyelesaikan ucapannya, saat menolehkan kepala, tak mendapati keberadaan Elard yang ia yakini tadi mengekor di belakangnya. Tapi, kemana pria itu sekarang? Baru saja Anin hendak melangkah keluar untuk mencari Elard, suara seseorang yang memanggil namanya menginterupsi pergerakannya. "Anin?" Iva segera bangkit dari tempat duduknya. Berderap menuju gadis yang tampak berdiri dengan canggung. "H—halo Tan," mencium punggung tangan Iva, Anin berusaha merekahkan senyuman yang ia harap tak seperti ringisan. "Ayo Nak, sini," meraih salah satu lengan Anin, Iva mengajak gadis itu untuk mendekat kearah ranjan