"Jangan menangis please. Saya paling tidak mampu melihat seorang gadis menangis, terlebih karena saya," bisik Azka seraya mengusap puncak kepala Anisa yang kini telah berada dalam pelukannya. Azka sendiri tak mengerti dengan dirinya yang seolah terlarut setiap kali melihat Anisa bersedih. Padahal ia sudah berusaha sekuat mungkin untuk tidak sampai mengkhianati Letta. Bermain hati dengan gadis yang baru dikenalnya seminggu yang lalu tersebut. Sepasang netra hazel itu terpejam rapat, menikmati bagaimana irama detak jantungnya yang menggila. Bahkan Azka bisa merasakan degup jantung Anisa yang seolah menyatu bersamanya. Dengan ragu Anisa mengangkat kedua tangannya, melingkarkan di tubuh Azka seraya menghirup aroma maskulin tubuh Azka yang sudah ia hapal sejak pertama kali mereka bertemu. A