Dalam kegelisahan Azka menatap langit-langit rumah. Tangannya saling bertumpu menahan beban kepalanya yang seakan terasa sangat berat. Tadi sebelum ia memutuskan untuk beristirahat ia memeriksa kondisi Anisa dan ia sangat bersyukur karena gadis itu terlihat sudah membaik tapi seperti ada sesuatu yang berbeda. Anisa seolah enggan menatap wajah ataupun berbicara padanya. Namun, Azka bisa merasakan kesedihan yang tengah dirasakan gadis itu. Ingin sekali ia memeluk gadis itu untuk memberikan dukungan tapi Azka tidak bisa melakukan nya karena ia khawatir jika Anisa kembali salah menafsirkan perhatian yang ia berikan. Besok pagi Azka berencana mengajak Anisa pulang. Karena kondisi Anisa yang belum benar-benar pulih dan tidak ingin mengambil risiko akan kesehatan gadis itu Azka menyetujui sara