Saat ini Sarah masih dalam mode diam, ia sangat sedih sehabis mengikuti saran dari sahabatnya tadi. Mereka berdua saat itu menemui Anjani, iya Sarah dan Caca saat itu mendatangi kuburan.
Caca memulai membuka suara saat hening ini,
"Hai Anjani, maaf kami baru menemui mu setelah bertahun-tahun kau pergi meninggalkan kami di sini, Kau pasti tambah cantik disana ya," Caca berbicara di depan pusaran sahabat nya itu.
"Anjani, aku sangat merindukan mu," Pertahanan air mata Caca pun runtuh seketika saat ia mulai ingin bercerita.
Sarah saat ini hanya dapat membisu, tak dapat mengeluarkan satu kata pun, Sarah merasa orang yang paling jahat karena berpikiran buruk tentang Anjani orang yang sudah tertidur damai dalam keabadian nya.
Caca yang melihat Sarah hanya diam pun langsung memeluk Sarah dengan erat, Ia tidak mau Sarah berprasangka buruk dengan Anjani sahabat mereka.
Sarah sekarang paham maksud dari Caca sahabatnya ini, ia tidak mau Sarah berfikir buruk terhadap mendiam Anjani .
Tapi semua tetap membuat Sarah khawatir karena dengan apa yang terjadi, kenapa ia mendapatkan gangguan yang selama ini ia selalu hidup dengan tenang.
...
"Sar. kita ada tetangga baru.." aku menoleh pada ibu ku yang berdiri diambang pintu. Wajahnya berbinar. Aku sudah dapat menebak apa tujuan ibu datang ke kamarku. Tak lama setelahnya, ayah ku muncul dari balik tubuh ibu. Benarkan? Aku semakin yakin dengan tebakanku. Ayahku itu selalu saja berada di pihak ibu kalau masalah bujuk membujuk, dan itu menyebalkan asal kalian tahu. berbeda hal dengan saat-saat kami menghabiskan waktu bersama untuk mengobrol, bercanda, atau bermain disekitar rumah, aku merasa Ayah memiliki sikap yang sangat menyenangkan, bahkan terkadang ia ku anggap sebagai sahabat terbaikku. Tak ada yang bisa mengerti diriku lebih selain ayah dan ibu ku ini.
"hey, ayo kita main ke sana. Mereka punya anak yang seumuran dengan mu, ya walaupun sepertinya gadis kecil itu terlihat lebih muda.." tetangga baru itu punya anak juga, pantas saja ibu sampai repot-repot datang ke kamarku untuk memberi tahu. Aku memang sulit untuk bergaul, terkadang ibu menasehati ku agar tak terlalu dingin pada anak seumuran ku jika ingin punya teman. Aku tak terlalu menghiraukan itu karena menurutku ayah dan ibu ku sudah cukup menjadi sahabatku sehari-hari. Aku tidak membutuhkan teman lainnya. selama aku memiliki mereka maka aku tak akan pernah merasa kesepian.
"iya, nanti aku menyusul ke sana.." jawabku ogah-ogahan, walaupun sebenarnya itu hanya alasan karena aku tidak berniat untuk keluar rumah sekedar untuk berkenalan dengan tetangga baru.
"aish.. tidak ada acara menyusul..." ayah melangkah kan kakinya dan berjalan ke arahku sebelum menarik tanganku paksa.
...
Sarah terbangun dengan keringat di pelipisnya. Kejadian itu... sudah sangat lama. Mungkin ia terlalu merindukan orangtua dan Anjani sampai-sampai memimpikan saat itu lagi. Ia mendudukkan dirinya, mencari keberadaan suaminya. Mungkin pria itu belum pulang, pikirnya.
"kau mimpi apa?" tanya Adam yang ternyata berdiri kesamping tempat tidur. Sarah sedikit kaget dengan keberadaan Adam yang terlalu tiba-tiba. Pria itu terlihat baru saja keluar dari kamar mandi, terbukti dengan adanya beberapa tetesan air dari rambut Adam.
"bukan apa-apa.."
Hening sejenak.
"Sayang.."
"ya?"
Sarah menimbang sejenak, merasa ragu melontarkan pertanyaannya pada Adam.
"k- kau tidak merasa terbeban- umm, maksudku... kau-" bibirnya bergerak ragu, menimbang antara menanyakan ini atau menunggu hingga waktu yang menjelaskan semuanya. Tetapi Adam bukan sosok yang tak mudah penasaran. Ia menghentikan pergerakan tangannya yang sejak tadi mengeringkan rambut nya dengan handuk. Memilih untuk menatap wanita yang sudah duduk dan menyenderkan tubuhnya di mahkota kasur dengan intens.
"bicaralah, sayang.."
Sarah masih ragu-ragu untuk menanyakan hal yang selama ini ingin ia tanyakan.
"Emm.. Apakah kau mencintai ku selama ini ?" Sarah to the poin.
Mendengar penuturan sarah, Adam diam sejenak, ia berfikir mengapa Sarah menanyakan hal itu setelah ia dan Sarah bertahun-tahun menikah. Sebenar nya Adam masih belum bisa mencintai Sarah sepenuhnya, Hati dan pikiran selalu terbayang sosok Anjani, Walau dahulu Adam selalu menyakiti nya tetapi ia sangat peduli dan mencintainya.
"Mengapa kau menanyakan itu Sayang?" Jawab Adam berhati-hati.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja aku ingin menanyakan saja, Tapi sebenarnya juga aku ingin mendengarkan nya satu kali dalam pernikahan ini, bahwa kau juga mencintai ku, Aku merasa kau hanya menjalankan peran mu sebagai Suami saja,"Sarah dengan emosi yang meluap mengutarakan isi hatinya.
Adam yang bingung saat ini mulai di hampiri perasaan bimbang dimana ia masih mencintai mantan kekasihnya itu dan juga ia sekarang mulai peduli dengan Sarah yang saat ini mengisi hari-harinya.
Adam saat ini belum bisa memberikan jawaban nya segera memeluk erat Sarah yang ia yakin sedang mendapat perasaan yang buruk. Adam tidak mempermasalahkan Sarah yang akhir-akhir ini mendapatkan hal aneh, karna Adam tau.
Dirasakan napas Sarah yang mulai teratur adam memulai pembicaraan kembali untuk membuat tenang perasaan istrinya itu.
"Sayang kau harus tau aku tidak menjalankan peran disini, aku ini suami mu yang selalu ada, aku tidak pernah mengucapkan cinta bukan berarti aku tidak peduli pada mu, "Adam menjawab dan mencium kening nya sarah.
Sarah yang mendengarkan itu tertunduk malu dan merutuki tindakan nya itu, padahal sarah selama ini tidak pernah mempermasalahkan Adam mencintai nya atau tidak , tapi entah lah sepulang ia dari makam anjani ia merasa sedih dan ketakutan.
Adam berusaha memecahkan suasana dingin ini,
"Sayang hari ini kau pergi kemana?" Tanya Adam
"Kami pergi ke makam Anjani," Jawab Sarah takut dan menceritakan semuanya.
Adam yang mendengarkan cerita dari sang istri hanya diam dan ia juga tak mau merusak moments Sarah yang menceritakan ia dan Caca sangat merindukan sahabatnya itu.
Melihat kesedihan Sarah yang terpancar, Adam memiliki ide untuk menghibur istrinya itu,
"Sayang, apakah kau ada pekerjaan malam ini?" tanya Adam.
"Apa kau meledekku, pekerjaan ku hanya ibu rumah tangga disini." Sarah mempout bibirnya.
Melihat itu Adam hanya tersenyum, "Baiklah, sekarang kau bersiap-siaplah aku akan mengajak mu pergi kencan" Sarah yang mendengar itu merasa sangat bersalah karna mungkin Adam melakukan ini hanya sekedar menghibur nya.
"Tidak ada penolakan dan bantahan lagi, ayo pergilah bersiap-siap aku akan menunggumu di bawah,"Sarah yang ingin membatah sudah diputus oleh sang suami nya itu.
Tampa berbicara Sarah segera beranjak dari atas tempat tidur dan segera membersihkan diri untuk bersiap-siap kencan dengan sang suami .
...
Adam terdiam tanpa berkedip saat melihat Sarah yang sedang menuruni tangga. 'Cantik.' Puji Adam dalam hati. Bibir yang diolesi lip glossy pink begitu menggoda dan polesan bedak yang tipis terlihat begitu manis kemudian pakaiannya yang dicocokkan dengan warna baju yang dia pakai membuat terlihat seperti pasangan kekasih padahal mereka sudah terikat pernikahan.
"Cantik." Puji Adam saat Sarah sudah berada didepannya.
"Terima kasih." Sarah tersenyum malu.
Baiklah kita pergi." Adam mengulurkan tangan kanannya di depan Sarah. Tanpa menunggu lama Sarah menyambut uluran tangan Adam dan berjalan menuju pintu keluar sambil bergandengan tangan.
"Kita mau kemana Sayang?" Tanya Sarah saat Adam mulai menjalankan mobilnya.
"Kita hari ini akan menghabiskan waktu berdua, kau mau kan?" Adam menoleh sebentar kearah Sarah dan kembali fokus pada jalan.
"Aku mau." Jawab Sarah pelan.
"Tapi sekarang kita akan kemana?" Lanjut Sarah kali ini tidak dengan suara pelan.
"Kita akan menonton film dulu, setelah itu terserah kau mau kemana." Jawab Adam sambil tersenyum.
"Kalau begitu nanti saja ditentukannya setelah selesai menonton film." Sarah tersenyum senang karena akan bersama Adam seharian ini.
...
"Kau duduk saja dulu disini, aku akan membeli tiket dulu." Ujar Adam saat mereka sudah tiba di tempat bioskop. Sarah hanya mengangguk dan duduk di kursi.
"Ah, kau mau pop corn juga?" Tanya Adam.
"Ya, aku mau. Minumnya orange juice ya." Jawab Sarah semangat, Adam terkekeh melihat Sarah yang berbinar membuat tangannya tidak tahan untuk mengacak rambut Sarah pelan.
"Oke, tunggu dulu ya." Adam pun meninggalkan Sarah dan melangkah menuju antrian pembelian tiket. Sarah memandang ke segala arah, melihat para pengunjung yang tidak sabar untuk memasuki ruang theater bioskop.
"Apa kau mau pop corn?"
Sungmin menolehkan kepalanya ke belakang, dan melihat Pria yang dia kenal beranjak dari duduknya membuat Sarah dapat melihat wajah pria itu, 'Dia sudah punya kekasih?
Mesra sekali "Batin Sarah saat melihat pria itu begitu perhatian pada seorang gadis. Sarah memperhatikan gadis yang sedang duduk membelakanginya, Sarah merasa kenal dengan gadis itu.
"Aku mau, minumnya terserah kau saja."
Sarah membulatkan matanya begitu mendengar suara gadis itu. ", suara ini.. jangan – jangan".Melihat pria yang sudah pergi untuk mengantri pembelian tiket, Sarah pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju meja tempat gadis dan pria itu.
"Astaga!" Sarah kaget saat melihat wajah Gadis itu, begitupun dengan gadis itu yang sama kagetnya melihat Sarah.
...
Adam sedikit kesusahan membawa satu pop corn ukuran large dan dua gelas minuman. Melihat tempat duduknya yang kosong membuatnya sedikit bingung, Mungkin ke toilet.' Batin Adam. Tidak sengaja ekor matanya melihat Sarah bersama seorang gadis yang duduk dibelakang meja tempat awal mereka duduk.
Adam melangkahkan kakinya menuju tempat Sarah dan gadis itu duduk. Adam merasa familiar dengan gadis itu.
"Sayang, ini pesanan mu." Adam memusatkan matanya pada Sarah terlebih dahulu dan dibalas dengan senyum manis dari Sarah. Saat menyimpan bawaannya di meja Adam langsung menatap gadis itu dan seketika matanya membulat.
"Kau disini? Dengan siapa?" Tanya Adam saat sadar dari keterkejutannya dan duduk disebelah Sarah.
"Aku dengan-"
"Caca, ini pesanan mu."
Adam dan Sarah refleks menolehkan kepalanya menuju suara tadi dan Adam kembali membulatkan matanya.
"Bimo!"