Bab 16

1243 Words
Di perjalan Bimo melirik Adam yang sedang fokus menyetir mobil. Sepertinya sahabatnya itu sedang banyak masalah yang dipikirkan nya. "Apa kau sedang ada masalah ?"Tanya Bimo dan Adam menggelengkan kepalanya. "Wajah mu seperti orang yang sangat mengenaskan di muka bumi ini, seperti orang yang memikirkan sesuatu tetapi tidak ada jalan keluarnya," Bimo melirik sebentar dan mengakhirinya dengan suara dengkuran halus. Adam yang melirik sekilas sahabatnya itu tersenyum dengan kelakuan Bimo. "Cih.. bisa-bisanya dia tidur disaat ia yang membuka obrolan," Adam tersenyum sambil berbicara sendiri. ... Adam hanya menatap berkas yang tertumpuk 'manis' di hadapannya kosong. Tentu, pikirannya sedang tidak disini. Otaknya sedang bercabang akan beberapa hal. Dan lagi, hal yang aneh muncul di kehidupan nya tiba-tiba, membuat kerja otaknya semakin bercabang dan melambat. "U-uh... Sial!" umpatnya frustasi. Diremasnya kencang rambut coklat gelap miliknya yang sedari tadi sudah terlihat berantakan menjadi semakin berantakkan. "Anjani... Maaf.." dan hanya itu yang terlontar dari bibirnya sambil menatap langit senja di balik kaca ruang kantornya. Flashback. 'Sayang..' 'Hmm?' 'Sayang suka apa?' 'Hmm?' 'Apa yang suka?' 'Aku suka game, kau tahu itu sayang.' 'Bukan itu maksudku!' 'Lalu?' 'Seperti ini, aku suka menatap langit dan laut' 'Kenapa?' 'Karena kata ibu, jika kau ingin menyampaikan sesuatu kepada seseorang, lihatlah langit, dan ungkapkan pesan mu, lalu biarkan angin yang berhembus membawa pesan itu kepada seseorang disana.' 'Dan kau percaya? Lucu sekali.' 'Yak! Tentu saja aku percaya! Karena ibu tak pernah berbohong padaku!' 'Oh.' 'Jadi, Sayang..' 'Kau.' 'Huh?' '...' Flashback end Kau mempercayai hal-hal aneh yang tidak masuk akal Anjani. Tetapi entah kenapa aku menyukainya. Dan sekarang..." 'Apa kabar Anjani. Maaf kan aku .' "...aku melakukannya." ... Adam benar-benar melakukan nya , ia sekarang berada di atap gedung kantornya, ia memutuskan bersandar di sebuah pohon rindang yang ditanam di dalam pot besar, ia menutup mata dan memulai berbicara di dalam hati. 'Hai sayang ..' 'Apa kabar, pasti saat ini kau sedang melihatku dengan tatapan benci' 'Maaf .. maaf kan aku ..' 'Aku lelaki pecundang yang tidak bisa mengakui semua kesalahan yang ku perbuat,' Adam menangis menyesali semua yang terjadi saat itu, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Adam merasakan hal itu adalah jawaban Anjani yang sangat marah kepadanya. 'Maaf..' Adam memutuskan pergi dari tempat itu dan memutuskan kembali ke kantor. ... Bimo telah menunggu nya di dalam ruangan Adam dan dilihatnya ruangan itu kosong, Bimo mengambil ponsel dan mencoba menghubungi sang pemilik ruangan ini. 'Nomer yang ada tuju sedang ti ..' Dan saat Bimo mencoba lagi sosok yang di tunggu muncul dari balik pintu itu, "Kau dari mana ?" tanya Bimo "Aku tak dari mana-mana," jawab singkat  "Aku hanya berjalan-jalan keatas atap kantor ini, sudah lama aku tak mengecek kantor ini, dan kau mengapa datang ke ruangan ku saat ini, bukan kah kau sedang istirahat?" Tanya Adam sambil membuka kembali pekerjaan nya. "Aku bosan di rumah terus, dan aku memutuskan untuk mengajak mu makan siang keluar," Ajak Bimo. "Tapi saat ini pekerjaan ku belum selesai dan juga aku ada meeting dengan redaksi habis makan siang ini, tidak lah mungkin aku bisa pergi terlalu jauh dari area kantor ini," Adam menjawab tampa melihat Bimo. Bimo berfikir keras untuk mengajak sahabatnya ini keluar,"Baiklah kita pergi di kafe sekitaran sini saja, aku mendapatkan brosur pagi ini ada kafe yang sangat nyaman dan bagus, dan mungkin makanan disana enak," Bimo sedikit memaksa dan akhirnya Adam mengikuti ajakan itu walau dengan perasaan malas . Dan tampa Adam sangka ia kembali ke kafe yang sangat ia kenal, Adam melepaskan pandangan nya ke seluruh penjuru sisi kafe ini, tampa ia sadari hal itu terlihat oleh sahabatnya itu. "Kau sedang mencari apa?"tanya Bimo Mendengar Bimo yang sedang mengetahui apa yang di pikirkan nya itu, sedikit salah tingkah. "Akh .. tidak , tempat ini memang nyaman karena aku pernah kesini saat penat, dan kau harus tau pemilik kafe ini ..." Adam mengantungkan pembicaraan ini karena ia mau sahabatnya ini melihat sendiri apa. "Selamat siang tuan, ini buku menu nya," Pelayan tua itu kembali melayani Adam. Adam melihat pelayan itu tersenyum dan sedikit menyapanya. Segera adam memilih menu dan minuman yang tersedia di buku menu itu. "Kau harus mencoba minum anggur merah di sini Bim, Rasanya sangat berbeda," jelas Adam kepada sang sahabat. Sebelum pelayan itu pergi Adam bertanya untuk bertanya,"Maaf apakah pemilik kafe ini ada saat ini?" Pelayan yang mendengar hal itu tersenyum ramah, dan menjawab"Oh. nona Angel maksud tuan, Nona Angel datang hanya pada saat malam hari saja," "Oh apa dia ada pekerjaan lain?" Tanya Adam lagi. "Maaf saya tidak mengetahui hal itu sejauh ini, karena saya hanya bekerja sebagai pelayan disini, saya permisi dulu kebelakang untuk menyiapkan pesanan anda tuan," Jawaban pelayan itu yang terdengar misterius menurut Bimo. Bimo yang mendengar dan melihat interaksi itu semua tampak aneh dengan itu semua,"Apakah kau mengenal pemilik kafe ini?"Tanya Bimo. "Cerita nya sangat panjang, yang jelas kau kalo melihat pemilik nya pasti sangat kaget," Bimo yang mendengar di buat tambah penasaran. "Tapi apa kau tak sedikit merasa aneh dengan pelayan itu, ia terlihat sangat pucat dan dingin," Bimo sangat aneh dengan apa yang dilihatnya itu. "Akh.. sudah lah jangan berbicara yang aneh-aneh, lagian mana ada hantu muncul di siang hari begini, kau sama seperti Sarah yang percaya akan hal aneh," Adam sedikit tertawa dan menggelengkan kepalanya. Bimo yang saat ini mengikuti apa yang di lakukan oleh Adam, Melihat sekeliling dan sekitaran kafe ini, ia sebenarnya sangat aneh dengan kafe ini karena ia tidak pernah mendengar dan melihat kafe ini sebelumnya tetapi ia sangat penasaran dengan brosur yang ia lihat di depan pintu pagi ini. Bimo mengeleng-gelengkan kepalanya berusaha membuang pikiran yang tidak mungkin, betul yang dikatakan sahabatnya itu. ... Adam dan Bimo kembali ke kantor, mereka berdua sekarang sedang duduk sambil tertawa ringan," Aku akan sering datang ke kafe itu, tak ku sangka ada tempat yang sangat nyaman di dekat kantor kita ini," Bimo merasa sangat puas dengan apa yang ia dapat dari kafe itu. Adam yang melihat Bimo bercerita itu hanya diam sambil membenarkan jas nya di depan cermin besar yang ada di sudut ruangannya. 'Dan kau akan terkejut bila melihat orang yang pasti juga kau rindukan' batin Adam. "Sudahlah kau akan ku tinggalkan diruangan ini karna sudah waktunya aku pergi ke ruangan meeting," Jawab asal Adam sambil meraih laptop dan berkas yang ada di atas meja kerjanya. Bimo yang mendengarkan hal itu hanya mengangkat tangan nya pertanda mengerti apa yang di maksud sahabatnya itu, dan ia larut dengan hp nya sekarang dan ia sekarang sedang mencoba menghubungi orang yang saat ini menjadi gadis incarannya, Bimo tersenyum saat melihat layar telpon itu memampangkan foto gadis yang sedang tersenyum lebar. Adam yang hendak keluar melihat sahabatnya itu tersenyum sambil memegang hp nya itu, Adam segera meninggalkan Bimo sendiri di ruangan nya.  ... Sarah yang sore ini lagi dan lagi menghabiskan waktu dengan duduk di balkon belakang rumah nya, ia berfikir tentang suaminya saat ini, ia merasa aneh dengan sifat suami yang sering berubah-ubah, ia yakin ada yang di sembunyikan selama ini, apalagi saat kepergian Anjani, apa kah Adam tau apa yang menimpa Anjani sampai ia meninggalkan dunia ini.  Sarah tidak paham dengan sifat suaminya ini, memang bila di perhatikan Adam telah banyak perubahan, dia tidak pernah bermain dengan wanita-wanita yang baru dikenalnya, jarang minum-minum kecuali ada momen nya, hal itu sangat membuatnya bahagia bila mengigat sifat dan kelakuan Adam yang dahulu. 'Semoga ini adalah perasaan sesaat ku saja selama ini yang berfikir ada hal yang tak di inginkan terjadi' Doa Sarah Sarah memutuskan masuk kedalam rumahnya, dikarenakan hari semakin mendung dan angin bertiup kencang,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD