4

1332 Words
"Reva kesini sama gue" sambar Farhan, ia langsung merangkul bahu Reva. "Iya kan Re?" Reva melongo dan bingung harus meng iya kan atau tidak. "I..i..iya kak Sean, Reva kesini sama Kak Farhan" jawab Reva berbohong. Farhan mengubah rangkulannya jadi menggenggam tangan Reva. "Kita duluan Sean" pamit Farhan sambil menarik lengan Reva menjauh dari Sean dan Lili. Sean terdiam sesaat. Membuat Lili bertanya tanya kenapa Sean tiba-tiba diam. Lili merasa heran, ia sempat berpikir apakah penyebabnya itu Reva. "Sean" panggil Lili. Dugaan Lili benar, Sean sepertinya ada sesuatu dengan Reva. Buktinya adalah Sean tidak merespon panggilan Lili, ia malah melamun. "Li, kamu selesain aja dulu pilih buku-bukunya. Aku mau ke toilet dulu ya. Nanti kalo udah, chatt aku aja" pamit Sean sembari pergi. Sean segera mencari sesuatu hingga ia mendapat apa yang ia cari. Disana, Reva dan Farhan terlihat senang sekali. Keduanya bahkan tertawa lepas melihat buku komik. Ia tersenyum kecil. "Gue kenapa?" batin Sean. Melihat Reva dan Farhan yang seperti itu, membuat perasaan Sean semakin tak karuan. Sean bahkan tak tau ada apa dengan hatinya itu. Lima menit kemudian, Sean kembali ke tempat Lili tadi. "Bentar amat Sean ke toiletnya" ujar Lili. "Iya, tadi cuman buang air kecil aja, Li. Makanya sebentar" Lili mengangguk dan ber oh ria. "Kamu udah selesai pilih-pilih buku nya?" tanya Sean kemudian. "Udah Sean, aku ke kasir dulu yah. Kamu tunggu aja di parkiran" suruh Lili "Oke Li" jawab Sean singkat seraya mengangguk. Sebelum melewati parkiran, Sean melirik Farhan dan Reva yang berada di meja kasir. Keduanya terlihat bercanda tawa. Entah sedang membicarakan apa. Setelah Lili selesai membayar buku, Sean langsung bergegas melajukan motornya mengantar Lili pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan pulang, Sean lebih terdiam dibandingkan ketika di perjalanan pergi ke toko buku. Lili tak banyak berkomentar. Ia justru sibuk dengan ponselnya. Setengah jam kemudian, sampailah mereka di depan rumah Lili, tepatnya di perumahan Lembah Madu kompleks A. Sementara Sean, tinggal di kompleks D. "Makasih ya Sean" ucap Lili. Sean tersenyum tipis. "Sama sama Li, aku langsung pulang ya" kata Sean. "Oh gak akan mampir dulu?" tanya Lili. "Lain kali aja deh, Li" tolak Sean halus. "Iya udah deh, gapapa. Sekali lagi makasih ya" ucap Lili sedikit kecewa. Sean mengangguk. "Duluan ya, Assalamualaikum" pamit Sean. "Waalaikumsalam" jawab Lili. Kembali Sean melajukan motornya untuk pulang ke rumah. ... "Re, aku anter kamu pulang ya" kata Farhan. Reva melirik Farhan. "Engga usah Kak, aku bisa pulang sendiri" tolak Reva. "Tapi ini udah mau maghrib Re, kalo ada apa-apa gimana?" "Betul juga ucapan kak Farhan", pikir Reva. Waktu sudah menjelang maghrib. Apalagi Reva ini perempuan. Orang zaman dulu bilang bahwa tidak baik anak perempuan berkeliaran di luar ketika maghrib. Reva berpikir sejenak, akhirnya ia menerima ajakan dari Farhan. Bukan karena apapun, hari sudah menjelang malam. Maka dari itu Reva menyetujui ajakan Farhan. Dan Reva berharap tidak ada masalah lagi setelah menerima ajakannya. "Ya udah deh kak, yuk aku pulangnya bareng kak Farhan" kata Reva. "Nah yuk, mobil aku disana" tunjuk Farhan. Reva melongo melihat mobil Farhan. "Kak Farhan bawa mobil?" tanya Reva. "Iya, kenapa emangnya? kamu lebih seneng naik motor ya" tanya Farhan "Engga kak, Reva cuman kaget aja" kata Reva. Farhan tertawa kecil, ia memegang kepala Reva. "Itu mobil hadiah dari Papaku, bukan hasil keringet aku sendiri" jelas Farhan. "Apapun yang ada itu harusnya disyukuri, kak" ujar Reva, membuat Farhan semakin gemas melihat wajahnya. "Iya, kamu bener. Hidup itu jangan melihat ke atas, karena kalo lihatnya ke atas kamu kesandung" ucap Farhan seketika Reva tertawa geli. "Salah, harusnya kalo hidup melihat yang ada kita hanya ikuti nafsu" kata Reva sembari tertawa. Farhan mengusap kepala Reva hangat. "Seandainya kamu tau perasaan aku ke kamu yang sesungguhnya gimana" bisik Farhan. "Udah ah" Reva mundur selangkah menghindari tangan Farhan yang ada di kepalanya. "Nanti keburu malem. Yuk Kak" ajak Reva. Farhan kemudian mengangguk dan berjalan menuju mobilnya diikuti Reva. Setelah Reva naik dan masuk, Farhan melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Di perjalanan, Reva asyik memainkan hp nya. Sementara Farhan fokus menyetir dan sesekali mencuri-curi pandang ke arah Reva sambil tersenyum senyum. Ketika memasuki area perumahan Teratai, Reva menghentikan Farhan yang sedang menyetir. "Kak, Reva disini aja turun nya" Farhan menghentikan mobilnya di depan tembok besar bertuliskan. Selamat Datang di Kompleks Teratai. "Kenapa disini Re?" tanya Farhan mengikuti Reva keluar dari mobil. "Gapapa, aku bisa jalan sendiri ke dalem" jawab Reva. Farhan menyipitkan matanya melihat kemegahan rumah-rumah di kompleks ini. "Kamu tinggal di kompleks ini?" tanya Farhan. Reva mengangguk sebagai tanda jawaban. "Kenapa emangnya?" tanya Reva. "Engga" jawab Farhan sambil menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kalo ga ada apa-apa, aku duluan ya. Makasih udah anterin pulang" pamit Reva. "Sama-sama. Ya udah kamu hati-hati Re jalannya" pesan Farhan. Reva mengangguk lagi. "Okee, bay kak" ucapan itu yang terdengar Farhan dan membuatnya untuk tinggal sebentar sampai bayangan Reva sudah tak terlihat lagi. Barulah Farhan melanjutkan perjalanan pulang setelah jemarinya mengetikkan sesuatu di hp nya. ... Sesampainya di depan rumah, Reva membuka gerbang rumahnya dengan sekuat tenaga kemudian menutupnya kembali. Setelah itu, ia sengaja menjatuhkan dirinya di kursi depan. Ia menghembuskan nafas pelan. Menetralkan degupan jantungnya karena jalan kaki tadi. Ia tersadar akan sesuatu. Ia meraih tasnya dan memeriksa nya. "Lah buku yang tadi dibeli mana ya?" gumam Reva. Ia menyandarkan tubuhnya kembali ke kursi, memejamkan matanya kemudian. Kring Dering ponselnya tadi membuat Reva terkejut dan membuka notifikasi. Farhan Kalo udah di rumah, jangan lupa makan ya?? Reva tersenyum melihat pesan itu. Ia kembali menaruh ponselnya di atas meja. Kembali ia memejamkan mata sampai suara berat papahnya membangunkannya. "Eh Reva, kok tidur disini?" tanya Papahnya sambil memegang bahu Reva. Reva terperanjat. "Eh papah, sehat pah?" tanya Reva membuat Juan kebingungan. "Sejak kapan tidur disitu? Ini udah maghrib loh" kata Juan. "Oh udah maghrib ya" ulang Reva. Juan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ya udah kamu masuk sana, mandi abis itu makan" kata Juan. Reva mengangguk kemudian memboyong tas nya ke dalam. Dari pintu depan tangga Reva melihat Mamahnya tengah bergelut dengan bahan masakan. Ia segera naik ke atas untuk mandi, dan menunaikan kewajibannya barulah setelah itu Reva makan malam bersama keluarganya. Setelah selesai semua. Reva kembali melihat layar ponselnya. Disana ada 200 pesan dari 5 chatt. Tiga chat ternyata berasal dari grup nya. Sementara dua chat berasal dari dua pria. Kak Farhan Malam Rev, jangan lupa belajar? 20.02 Sementara itu... Kak Sean Malam Reva 20.00 Reva menyipitkan matanya tak percaya melihat kedua ketua itu mengirimkan pesan di waktu yang berdekatan. Ia melihat terlebih dulu pesan dari Sean. Kak Sean Malam Reva 20.00 Reva lebih dulu membalas Sean Malam Kak Sean. Ada apa? 20.15 Setelah membalas pesan dari Sean, Reva membalas pesan dari Farhan. Kak Farhan Malam Re, jangan lupa belajar 20.03 Malam Kak Farhan. Iya aku gak lupa kok 20.17 Setelah membalas pesan dari keduanya. Reva menyalakan laptopnya dan kembali melihat tutorial membuat makanan itali. Ia sangat berambisi menjadi chef. Juan dan Ana sangat mendukung hal itu. Hingga setiap Selasa dan Sabtu Reva menyempatkan untuk menghadiri Kelas Memasak. Disanalah ia melatih kemampuan memasaknya sebelum menjadi chef sungguhan. Setiap hari Selasa sepulang sekolah dan Sabtu jam 09.00 ia pergi ke sekolah memasak untuk pemula. Tidak ada yang mengetahui selain kawannya Salma. Ketika sedang asyik dan fokus menonton, bunyi ponselnya membuat jari Reva menekan tanda pause. Segera ia melihat pesan. Kak Sean Gapapa, cuman mau ingetin kalo besok kita rapat Osis 20.20 Reva Ohh, iyaa gak lupa kok kak. Kenapa kak Sean ga ingetin di grup Osis aja? 20.21 Reva terkejut ketika pesannya itu langsung dibaca Sean. "Wow fast respon sekali anda" gumam Reva. Kak Sean Gapapa, semoga aja kamu bisa sampein nanti ke temen" kamu. iya ga? biar kamu semakin deket sama temen" kamu. 20.22 Emm iya juga sih kak 20.25 Kak Sean Semoga kamu betah ya di Osis. Aku yang jamin 20.26 Reva menyengir. Ia kemudian membalas pesan Sean lagi. Iya oke kak, aamiin semoga ya 20.28 Kak Sean ?? 20.29 Reva melihat pesan terakhir dari Sean, melihat emot yang dikirim Sean membuatnya tertawa geli. Ia memutuskan untuk tidur, ia menaruh laptop dan ponselnya di atas meja belajar, kemudian tidur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD