When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lia setia menunggu suaminya pulang dari kantor dengan senyum merekah di bibirnya. Ke dua mertua dan ke dua orang tuanya kebetulan sekali sedang berkunjung ke rumahnya. Tentu, ke datangan mereka disambut bahagia oleh Lia. Karena selama satu harian penuh dirinya hanya berdiam diri di dalam kamar tidak ada niat untuk pergi ke mana-mana. “Sayang, lebih baik kamu istirahat sana. Biar Mama yang beresin semuanya,” ujar Zora, menghampiri Lia yang sedang sibuk mencuci peralatan dapus bekas masak untuk makan malam. “Nggak pa-pa kok, Mah. Lebih baik Mama yang istirahat, jugaan sebentar lagi cuciannya selesai kok.” “Putri kita sangat keras kepala sekali ya Tik,” ucap Zora, kepada Watika yang sedang sibuk memilah cabai di atas meja makan. “Dia memang seperti itu Ra, biarkan saja mumpung lagi ma