Beberapa hari kemudian. Lila kembali berkunjung dengan informasi yang akan ia sampaikan. Hara menyambutnya dengan tersenyum sumringah, seakan tak sabar menunggu wanita itu bercerita. "Bagaimana, Dokter?" "Hara, aku selamat hari pernikahan itu, tapi ...." Lila menggantungkan ucapannya, tetapi ia usahakan untuk melanjutkan. Hara pun semakin lebar membuka mata, berharap dokter gigi itu mau melanjutkan ceritanya. "Tapi Dokter, benar nggak dipaksa djodohkan lagi, 'kan?" "Ya, Hara. Tapi ... dalam waktu seminggu ini aku harus membawa laki-laki yang aku cintai di hadapan papa, kalau tidak terpaksa aku tetap menikah dengannya di New Zealand," balas Lila. Hara pun murung, bingung harus berbuat apa. Sarannya tidak sepenuhnya bagus, semua ada plus minusnya. Kini, dokter itu memang sudah tak