Pagi-pagi, Elthan sudah bertamu di rumah yang beberapa waktu silam ia datangi. Kini, kembali ia tepakki kaki dengan niat berbeda. "Huh, demi anak," ucapnya bergumam. Mungkin, kalau bukan paksaan dari Hara kemarin, tak akan ia injakkan kaki kembali ke rumah sang perempuan yang menuduhnya memperkosa waktu itu. "Aku akan minta imbalan setelah ini, tanpa sepengetahuan Hara. Perempuan itu sudah berhasil mencuci otak putriku!" Sampai tak terasa ternyata ia sudah menghadap penjaga rumah. Petugas tersebut tak banyak bertanya, langsung mempersilahkan dengan sopan. Mungkin karena penjaga itu masih mengingatnya. Kini, Elthan akan segera berhadapan dengan sang pemilik rumah yang ternyata ia sendiri tahu siapa tuan besar di sini. "Pak Abran yang terhormat, boleh 'kah saya bertamu?" "Kau men