Kegiatan kampus membuatku harus kembali meninggalkan masa tenang di Bali beberapa hari itu, usul Tania bermanfaat membuatku sedikit lebih baik dari sebelumnya. Pesan Tian tidak ada yang aku balas rasanya seperti dipermainkan olehnya, walaupun aku juga memancing dirinya pada saat itu. Kedua sahabatku menyambut dengan pelukan hangat, aku sangat merindukan mereka berdua terlepas dari semua sifatnya yang terkadang membuat aku sedikit aneh terutama Hilda, tapi setidaknya mereka berdua menyayangiku begitu juga sebaliknya tanpa mereka berdua aku tidak mungkin bertahan di fakultas yang memusingkan ini. "Gimana di Bali?" tanya Hilda setelah kami duduk bersama. Aku tersenyum "ya lumayan sedikit lebih baik" membuat mereka tersenyum senang. “Gue suka sama istri baru papa lo” ucap Hilda “bisa b